Part 6

1.1K 75 2
                                    

Apakah masih pantas disebut cinta jika hanya aku saja yang berusaha mempertahankannya?
***


“Vin, sekarang aku menyerah,” ucap Nazla setelah turun dari motor Gavin.

Setelah bermain game truth or dare yang berujung pada pengungkapan perasaan Gavin pada Asya, Gavin tetap mengantarkan Nazla pulang. Walau bagaimanapun dia masih resmi berstatus sebagai kekasih Gavin. Dan sekarang kedua insan tersebut sedang berada di depan rumah Nazla. Nazla lah yang memulai pembicaraan karena sepanjang perjalanan pulang mereka hanya diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.

“Maksud kamu apa?”

“Mungkin aku mau berhenti mencintai kamu,” jawab Nazla sambil menundukkan kepala karena takut jika air matanya akan lolos. Dia hanya tak ingin terlihat lemah didepan laki-laki yang sangat ia cintai itu.

Gavin hanya diam, mencoba mencerna semua ucaapan Nazla. Gavin tahu bahwa disini dialah yang bersalah. Mencoba berfikir sejenak, haruskah dia mengabulkan permintaan wanita yang telah menemani setahun ini? Bukan hanya menemani, bahkan wanita bernama Nazla ini juga masih ia cintai. Hanya saja setengah dari hatinya telah memilih untuk berlabuh pada cinta lain.



Sungguh tak mungkin dalam kisah ini kita kan bersatu

Bila tak pernah ada perasaan cinta seutuhnya

Kini akhirnya kau memilih dia atau diriku

Yang pantas mendapatkanmu pantas menjadi kekasihmu

Sampai kapankah kita akan bersama?

Bila tak pernah ada perasaan cinta antara kita, perasaan saling menyayangi

Sampai kapankah kita akan bersama?

Bila kau hanya bisa mencintaiku separuh hatiku, separuh kau mencintainya

Sungguh tak mungkin, sungguh tak bisa

Kita kan bersama bila kau masih membagi cinta



“Beri aku kesempatan sekali lagi,” pinta Gavin.

“Untuk apa? Untuk menyakiti perasaanku lagi? Kamu sudah mencintai orang lain Vin, harusnya kamu sadar itu!”

“Tapi aku juga cinta sama kamu La!”

Gavin turun dari motornya dan berdiri tepat didepan Nazla. Mencoba menggenggam tangan Nazla sekalipun Nazla masih belum mampu menunjukkan wajahnya.

“Tapi kamu juga cinta sama dia Vin. Dia sahabat aku Vin. Aku capek, pengen nyerah. Hubungan kita emang udah nggak bisa balik lagi kayak dulu,” ucap Nazla. Dan kali ini dia sudah tidak bisa menahan air matanya. Benteng pertahanannya telah runtuh. Nazla menangis didepan Gavin.

“Kita mulai lagi dari awal. Kita usaha lagi supaya hubungan kita bisa balik lagi kayak dulu.”

“Percuma kalau yang usaha cuma aku! Percuma kalau hati kamu udah nggak seutuhnya buat aku! Kamu jangan egois seakan ingin memiliki keduanya.”

Gavin hanya diam, mencoba menghapus air mata Nazla dan kemudian menarik tubuh Nazla dalam pelukannya. Tangis Nazla semakin pecah.

“Kamu cuma harus milih hiks...dia atau aku. Aku ikhlas kalau hiks.. akhirnya memang kamu milih dia,” ucap Nazla yang masih sesenggukan.

“Kamu ngomong apa sih La? Sekarang kamu diam, jangan nangis lagi. Jangan buat aku semakin merasa bersalah. Kita akan tetap jalanin hubungan ini. Aku nggak mau putus. Aku akan usaha buat ngembaliin semua rasaku buat kamu, tolong bantu aku untuk menghapus rasaku untuknya. Tolong, jangan malah ninggalin aku.” 

Romansa & RahasiaWhere stories live. Discover now