Part 1

2K 93 0
                                    

Dan harusnya kau tahu bahwa diantara sisi hitam dan putih ada sisi abu-abu, dan aku berada pada sisi itu.
💞💞

Asya Pov.

“Dan orang yang bersabar, dialah yang beruntung. Kenapa? Karena dia telah melaksanakan ketaatan kepada Allah dan mengharapkan balasan dariNya. Disini ada yang tahu ayat Al-Quran yang memerintahkan atau menjelaskan tentang sabar?” ucap Pak Iman yang akhirnya mengakhiri kalimatnya dengan sebuah pertanyaan.

Hening seketika.

Dan perlahan semua siswa di kelas menoleh ke belakang. Ah bukan ke belakang, lebih tepatnya ke arahku. Why?

Tatapan mata mereka seakan menunjukkan sebuah permohonan. Ini maksudnya aku disuruh jawab? Pak Iman nggak lagi nanya ke aku kan?

“Ada yang tahu?” tanya Pak Iman lagi. Dan keadaan masih tetap sama, seisi kelas ini mengarahkan tatapan permohonannya ke arahku. Oke fix, aku semakin tak paham.

“Annasya, kamu ingin menjawab?” akhirnya muncul juga kalimat itu. Kenapa kalau masalah yang beginian aja ujung-ujungnya aku yang disuruh jawab? Coba kalau pelajaran lain, mereka pasti akan berebut jawab tanpa memberiku kesempatan.

“Ahh?...Al-Baqarah ayat 155 pak. Dan kami pasti akan menguji kamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” Jawabku akhirnya, meski sambil garuk-garuk kepala takut salah. Karena jujur aku sudah sedikit lupa tentang ini. Dan aku melihat yang lain seperti bernafas dengan lega. What the ....

“Iya, itu salah satu ayat yang menjelaskan tentang sabar....” lanjut pak Iman menjelaskan materinya.

Good girl.” Ucap lelaki di sebelahku sambil mengusap puncak kepalaku yang tertutup jilbab. Siapa lagi yang berani melakukan itu kalau bukan Gavin.

“AWWW..” teriaknya reflek saat aku menginjak kakinya. Emang nih cowok minta dihabisin.

Oke, dan seisi kelas langsung menoleh ke arah lelaki di sebelahku. Iya karena dia duduk satu bangku denganku, dan itu adalah bagian dari keapesanku.

“Gavin kamu kenapa teriak?” tanya pak Iman. Rasain!

“Ah nggak papa pak. Tadi ada semut yang nginjek kaki saya.” Jawab Gavin masih sambil memegangi kaki kirinya yang kuinjak tadi. Dan sontak seisi kelas tertawa dengan jawaban Gavin.

“Gavin!! Kamu selalu bikin ribut! Coba sebutkan ayat lain tentang sabar, selain yang disebutkan Annasya tadi!” perintah Pak Iman.
Mampus lo!

“Hmm... Al-Baqarah ayat 153 pak. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Jawabnya tepat sasaran. Seisi kelas melihat ke arah Gavin dengan tatapan ‘kok bisa?’, dan salah satunya adalah aku.

“Bagus, itu juga termasuk salah satu ayat dalam Al-Quran yang memerintahkan untuk bersabar..” pak Iman kembali menjelaskan.

“Gara-gara kamu sih nginjek kakiku. Untung aja aku bisa jawab.” Ucap Gavin kepadaku. Setelahnya dia mulai merentangkan tangannya sehingga tangan kirinya ada dibelakangku, menempel pada bangku tempat dudukku.

“Siapa suruh lo pegang-pegang gue?!! Ini tangan lo di belakang bisa lo singkirin nggak? Atau lo mau gue mutilasi disini sekarang juga?!” jawabku emosi.

“Iya-iya, galak. Tapi kamu tambah cantik kalau lagi ngamuk.” Jawabnya sambil senyum-senyum nggak jelas.

Aku tak paham kenapa di dunia ini ada makhluk seperti Gavin. Dan sialnya lagi makhluk ini satu kelas bin satu bangku denganku. Makhluk yang paling hobi memancing emosiku. Aku hanya tak paham dengan setiap ucapan-ucapannya. Kenapa dia bisa berbicara seperti itu kepadaku sedang didepan kami pas tengah duduk wanita yang jelas-jelas berstatus sebagai pacarnya? Au ah gelaps.

Tak lama setelahnya bel istirahat berbunyi. Pak Iman mengakhiri materinya dengan memberikan sedikit tugas. Sedikit? Hafalan seabrek gini dibilang sedikit? Tapi masih oke lah kalau ngafalin ayat, setidaknya nggak ngafalin nama ilmiah dan spesies makhluk hidup.

“Ke kantin yuk Sya, laper nih.” Ajak Nazla kepadaku. Nazla ini adalah salah satu sahabatku, nggak terlalu dekat sih tapi kami berdua sering bersama. Dan satu info lagi, dia adalah pacar dari makhluk bernama Gavin.

“Kamu nggak ngajak aku yang?” ucap Gavin ke arah Nazla. Sedang Nazla hanya tersenyum malu.

“Yuk Sya.” Ajak Nazla lagi menghiraukan pertanyaan Gavin. Mereka berdua adalah pasangan yang aneh, itu menurutku.

“Eh tapi kita ke tempat mading dulu ya. Gue mau lihat artikel gue lolos seleksi apa nggak minggu ini.” jawabku yang kemudian melangkah bersama Nazla dan meninggalkan Gavin yang kemudian beranjak menuju gerombolannya.

Aku dan Nazla bercengkrama sambil berjalan menuju tempat mading. Sampai pada akhirnya mataku menangkap sesosok pria bertubuh tinggi dengan rambut sedikit basah tengah berdiri dan membaca mading. Jantungku berdetak cepat, sangat cepat, dan...

“Hai Lif?” sapa Nazla pada lelaki itu. Sedang aku hanya mematung mencoba memfokuskan mataku pada mading yeng tertempel di depanku. Meski rasanya hati dan jiwaku fokus ke arah lain.

“Hai La. Aku duluan ya, assalamualaikum.” Jawabnya yang kemudian melangkah pergi.

“Waalaikumsalam.” Jawab Nazla, sedang aku hanya ikut menjawab salamnya dalam hati.

Mataku kembali fokus pada mading, mencari sosok artikel bertuliskan namaku. Dan hasilnya adalah nihil, aku gagal lagi. Ini menambah daftar keapesanku hari ini.

Khalif, sebegitu bencinya kah dirimu sampai untuk menyapaku saja dirimu enggan? Dan ini lagi, aku tahu jika kamu salah satu yang memutuskan artikel yang akan dimuat di mading, dan artikelku tak pernah jadi bagian dari itu sejak kamu menjabat sebagai pimpinan redaksi.

Seandainya kamu tahu bahwa mungkin kebencian yang aku rasakan sama dengan yang kamu rasakan. Namun aku bisa apa? Bahkan sejak jantung ini berdetak dengan cepatnya saat berada didekatmu, aku sudah mencoba untuk melupakan kebencian dan juga status yang merefleksi diriku dan dirimu.
💞💞💕💕


Part 1 nih guys, semoga nggak GJ yaa
Dan semoga suka
Jangan lupa vote n komen.nya 😍😘😘

        29 Maret 2017

💞Uswatun Hasanah💞

Romansa & RahasiaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz