7. Dunia Milkha

194 14 0
                                    

Milkha terlihat turun dari tangga ketika omah-nya dan Om Dipta ada diruang tamu, sedang berdiskusi membahas perusahaan.

" Milkha sayang mau kemana? " tanya Omah-nya.
Milkha sudah berpakaian rapi. Ia mengenakan T-shirt abu-abu terang dan Skinny jeans serta menyandang bomber jacket dibahunya. rambutnya diikat setengah, membiarkan bagian belakangnya saja yang terurai. Kali ini tak ada make up sekalipun menempel diwajahnya. meskipun begitu, tidak mengurangi cantik alami Milkha.

" Mau keluar omah " jawabnya pendek seraya menunjukkan camera canon terbaiknya.

" Ya sudah hati-hati ya, jangan sampai malam " kata Omahnya lagi.
" sekarang masih jam 3 sore, mungkin Milkha balik jam 8 "

" Milkha, Tante Rania menanyakanmu. kapan kau akan mengunjunginya? Oya, kebun strawberry di rumah sudah berbuah. kalau kau ada waktu, mainlah kesana"

kali ini Om Dipta yang berbicara. Rania adalah istrinya, dan memang sangat merindukan Milkha sejak dua bulan ini.

" Tentu Om, Milkha sudah sangat kangen sama Tante dan Baby Angel. ah iya! anak itu sudah bisa jalan ya Om? " tanya Milkha lalu duduk di sofa dekat Omahnya.

Om Dipta tertawa renyah,
" Angel makin nakal Milkha, tidak seperti masa kecilmu dulu yang pendiam "

" Ya sudah Omah, Om, Milkha pergi " pamit Milkha kemudian. Ia memasukkan Handphone-nya kedalam tas ransel kecil miliknya lalu berdiri.

" hati-hati sayang! " seru Omahnya lagi.
" Iya Milkha, hati-hati !"

tanpa bicara lagi, Milkha sudah keluar rumah dan menuju Garasi mobil.

" Tante, dia mau kemana? " tanya Om Dipta pada Omah Milkha.
" Dia mencintai fotografi, dia pasti akan hunting foto Dip "

" masih sering pergi sendiri? "

" Mana mau Cucuku pergi dengan temannya? sangat jarang. entahlah, untuk urusan pertemanan Milkha sangatlah pemilih. atau Dia memang punya insting yang baik mana yang bisa dijadikan teman akrab dan tidak " jelas Omah Milkha sambil membuka halaman laporan keuangan Perusahaannya.

" Maksudnya? "
" teman Milkha tidak sedikit, tapi juga tidak banyak yang akrab dengannya. yang lebih tahu pribadinya "
Om Dipta mengangguk mengerti, di Sosmed pun Milkha juga tidak terlalu suka ngeksis. meskipun begitu, pengikutnya mencapai puluhan ribu. dia seperti punya kharisma sendiri.

" Oya, tadi sampai mana tante? "
" ini, Keuangan perusahaan sangat bagus. peningkatannya signifikan. bahkan cabang perusahaan yang ada di Singapura juga meningkat. Kita akan terus diuntungkan jika banyak Investor yang memulai kerja sama dengan kita " kata Omah Milkha pada Om Dipta dengan wajah sumringah. menatap tumpukan map yang selesai dia baca.

" Iya tante, tante sangat benar"

" Dipta, terima kasih. kau sudah mengurus perusahaan tante dengan sangat baik sampai sekarang. tante percaya padamu " Omah Milkha tersenyum puas dengan hasil kerja Om Dipta.

" Ini adalah perusahaan keluarga. Mana mungkin Saya bekerja ditempat lain tante? " Om Dipta menimpali.

Omah Milkha diam sebentar, seperti berpikir. Ia ingin membicarakannya ini sejak lama. dan mungkin saat inilah waktu yang tepat.

" Dipta, Aku ingin kelak Perusahaan, hotel, dan mansion akan menjadi milik Milkha. Aku tau anak itu cukup cerdas untuk memimpin perusahaan. dia akan menjadi pengganti kita. Aku ingat betul saat Suamiku Alexis masih hidup, dia berkata kalau Milkha akan menjadi gadis cerdas dan akan mewarisi semua harta serta perusahaannya "

" Tapi yang aku bimbangkan..saat Aku bertanya tentang apa cita-citanya, dia menjawab tidak punya cita-cita sejak dulu, haha "
Omahnya tertawa hambar mengingat cucu tersayangnya itu.

Keenan Dan MilkhaWhere stories live. Discover now