12. Kartu undangan

526 15 0
                                    

PINK POV

Gara-gara memikirkan Lio semalaman membut Pink tidak bisa tidur dan terpaksa bergadang. Alhasil pagi ini ia telat pergi ke sekolah dan di hukum sama guru bk yang super duper galak itu. Ia di suruh membersihkan seluruh toilet cewek yang ada di sekolah. Kebayang gak gimana capek nya? Sendirian lagi! Mana toilet nya banyak lagi. Ia pun dengan malas terpaksa melaksanakan tugas nya agar cepat selesai. Ia membersihkan satu persatu toilet itu.

"Gilaa capek bangett!! Tuh guru gila kali yah nyuruh gue ngebersihin 10 toilet sendirian, mana ada yang jorok banget lagi, huhh.. Haus banget nih, tapi masih ada 4 toilet lagi yang belum gue bersihin, gimana dong? Gue tinggal aja kali yah, lagian cuma beli minum doang." aku meninggalkan hukuman ku lalu berlari menuju kantin.

Setelah membeli minuman, aku kembali ke tempat hukumanku, tapi di pertengahan jalan aku bertemu dengan si guru galak dengan tatapan mengintimidasi nya. "Mati deh gue," ucapku sangat pelan.

"Mau coba-coba kabur kamu hah?!!" bentak nya dan menatapku tajam.

"Eh ibu, hehe.. Bukan kabur bu, tadi saya beli minuman dulu bu, haus soalnya," ucapku lalu menunjuk kan minuman ku.

"Jangan banyak alasan kamu!!" bentak nya lagi.

"Waduh nih guru gak punya perasaan yak, kejam bener," ucapku tanpa sadar tapi pelan.

"Apa kamu bilang?" lagi-lagi dengan bentakkan.

"Eh enggak kok bu, saya gak bilang apa-apa, tapi bu tadi tuh saya benar-benar haus, kalo saya pingsan karna kehausan kan susah nanti bu," ucapku lalu cengar-cengir gak jelas.

"Yaudah kembali ke hukuman kamu, lebih cepat selesai kan lebih bagus, atau mau saya tambahin hukuman nya?" tanya nya sedikit membentak.

"Eh jangan dong bu jangan, nanti saya gak masuk-masuk kelas dong bu, saya kan mau belajar juga bu biar pintar." hueekkk.. Mau muntah gue dengar kata-kata gue sendiri, batinku. Ternyata gampang juga ngibulin nih guru galak, aku pun sedikit tertawa.

"Ngapain kamu tertawa?" tanya nya tiba-tiba.

"Eh enggak kok bu, saya permisi dulu yah bu, mau ngelanjutin hukuman saya, selamat pagi bu." aku langsung berlari meninggalkan guru galak itu dan segera menyelesaikan hukuman ku.

***

Akhirnya kelar juga nih hukuman. Lemas banget rasanya. Berhubung selesai nya samaan dengan bel istirahat, aku pun langsung menuju kantin serta membawa tas ku. Dari jauh ku lihat Aila dan Lyan duduk di bagian tengah kantin, aku langsung berlari menghampiri mereka.

"Hosh... Hosh... Capekk.. Capek banget, minummm!!" aku ngos-ngosan gegara lari-lari. Lyan dan Aila panik melihat ku lalu menyodor kan minuman mereka padaku. Aku minum minuman mereka bergantin.

"Legaaaaa.." ucapku polos. Ku lihat mereka menatap ku bingung.

"Lo berdua kenapa?" tanya ku menunjuk ke arah mereka secara bergantian.

"LO ITU DARI MANA AJA SIH PINK?!!" teriak mereka barengan. Aku celingak-celinguk memandang ke kanan dan kiri, banyak pasang mata yang memperhatikan ke arah kami.

"Waduhh.. Lo berdua jangan teriak-teriak dong! Malah kencang amat lagi! Kita di liatin banyak siswa tauuu!" ucapku kesal. Aila dan Lyan malah cengar-cengir gak jelas didepanku.

"Eh maaf deh Pink, habis nya lo itu dari mana aja sih? 4 les lo gak masuk Pink." kata aila mulai mengintrogasi ku.

"Gue kira lo gak masuk sekolah Pink, teruss lo tiba-tiba nongol di depan kita, lagian ini lihat penampilan lo, rambut lo berantakan, baju lo sama rok lo sedikit basah, uda gitu lo keringatan lagi, liat tuh mata lo uda kaya panda tau gak? Ada lingkaran hitamnya, lo itu kenapa?" tanya Lyan bertubi-tubi.

"Hari ini gue sial bangett guys.. Sekolah ini serasa neraka buat gue." aku memasang wajah lesuh.

"Emang lo kenapa hari ini? Jangan bilang lo telat terus kena hukuman?" kata Lyan. Kok dia tau? Masa iya Lyan peramal, pikirku.

"Iya gue telat, gue di hukum tuh sama guru gila, kalian bayangin gue di suruh ngebersihin semua toilet cewek disini, gila kan? Mana toilet cewek disini kan banyak, ada yang jorok banget lagi, euuhh.. Uda gitu masa gue beli minum aja di marahi sama tuh guru gila, gue kan haus, mau buat gue mati kali dia itu!" ucapku kesal.

"Lo juga sih gimana cerita nya lo bisa telat? Lo kan slalu datang pagi-pagi sekali," ucap Aila.

"Gue kemarin gak bisa tidur, jadi gue bergadang deh, terus pagi nya gue bangun jam 7," ucapku polos.

"Pantesan aja tuh mata lo uda kaya panda tau gak." Lyan terus menatapku.

"Eh kalian bawa parfum gak? Baju gue uda bau keringat nih," ucapku.

"Yah gue gak bawa Pink," kata Aila.

"Gue bawa kok, Uda ayo kita ke kelas, ada yang mau gue kasih ke kalian," ucapnya lalu tersenyum. Sedangan aku dan Aila saling pandang.

Setelah membayar makanan kami meninggalkan kantin. Di jalan aku penasaran sama apa yang akan Lyan kasih. Kira-kira apa yah.

***

"Nih," Lyan menyodorkan parfum nya padaku. Lalu ku semprot kan parfum nya di seragam ku.

"Nih buat kalian," ucapnya lagi lalu tersenyum. Lyan menyodorkan sebuah kartu undangan.

Kartu undangan ulang tahun? Aku pun mengingat perkataan Vilio 2 hari lagi Lyan ulang tahun. Berarti besok dong.

"Lo yang ulang tahun Ly?" tanya Aila.

"Iyaa, pokok nya kalian datang ya, gue buat pesta, acara nya mulai jam 7 malam, teman-teman yang lain juga gue undang kok, pacar kalian juga boleh di ajak." Lyan tersenyum tulus.

"Iya gue pasti datang," ucap Aila.

"Gue juga pasti datang, lo tenang aja," ucapku lalu tersenyum padanya.

Aku melamun. Berarti aku harus menyiapkan hatiku lagi untuk terluka, mungkin kali ini luka yang sangat dalam, apa aku sanggup? Tapi Lyan sahabatku, gak mungkin aku gak datang, aku bingung, bimbang. Aku harus apa? Semoga aja hatiku kuat.

"Pink.. Lo kok diam aja?" tanya Lyan. Aku langsung tersentak dan tersenyum padanya.

"Enggak, gue cuma mikirin kado apa yang bakal gue kasih buat lo." aku berbohong. Semoga aja dia percaya.

"Gak usah di pikirin Pink, lo gak usah kasih apa-apa buat gue, cukup kalian datang juga gue uda senang kok," balesnya lalu tersenyum.

"Gak bisa gitu dong, gue tetap bakal kasih lo kado, yakan ai?" aku lalu melirik Aila.

"Iya Lyan, kita pasti kasih lo kado dong," ujar Aila.

"Terserah kalian aja deh," kata Lyan lalu dia tersenyum lagi.

"Kalian dandan yang cantik ya," ucapnya lagi.

"Ok deh," ucap aku dan Aila barengan.

Aku kembali terdiam. Kulihat Aila memperhatikan ku, mungkin dia tau apa yang ku rasakan, kemudian dia tersenyum, aku pun Membalas senyum nya.

****

Kamu Yang KusukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang