13

11.5K 1.2K 495
                                    

***

HANAMI Stella punya bentuk tubuh yang nyaris mendekati bentuk boneka Barbie, dada besar bergoyang hasil suntikan, dan bokongnya terlalu ke belakang seperti bokong bebek karet di kamar mandi apartemenku. Bebek karet, kutendang bokongnya nanti, hah. Jika dibandingkan dengan tubuhku, aku tidak bisa katakan apa yang Sasuke sukai dariku yang bahkan jauh dari kata menonjol.

Stella menyunggingkan senyum ramah padaku, tapi aku tahu bahwa dia merasa takut akan suatu hal. Si tolol, dia tidak bisa menutupi ekspresi tidak sukanya meski hanya lima persen dari penglihatanku. Dia harusnya pintar berakting walau hanya sedikit untuk membuatku senang. "Oh, hai." balasku singkat dan tersenyum tipis.

Naruto bergeser untuk melihat Stella yang duduk di sampingku dan tersenyum. "Hai Miss Hanami."

"Mr. Uzumaki? Anda di sini?" Stella terlihat terkejut, aku juga sama, dia pandai berakting ternyata. Jelas-jelas sedari tadi matanya memperhatikan gerak-gerik Naruto. "Wow, kebetulan sekali."

Naruto tertawa, dia terlalu baik pada semua orang. "Ya, sebagai atasan yang baik. Aku menemani anggota baru kita makan siang, aku manis bukan?"

"Benar." Stella kembali menatap padaku, aku terkekeh tanpa minat dan memilih kembali menikmati tehku. "Jadi, Miss Haruno, salam kenal? Kuharap kita bisa berteman baik, sebagai salah satu dari seribu banyak koleksi Uchiha Sasuke."

Jari telunjukku mengetuk meja dengan sabar. Mataku berputar menahan tegangan perut yang siap meletus, namun yang kulakukan hanyalah terkekeh ringan dan menatapnya. "Kau benar, sebagai koleksi Uchiha Sasuke. Aku Haruno Sakura, kudengar beberapa lagumu dan hei itu bagus." Untuk lagu pengantar kematian, tambah Sakura Kecil. Good job, little girl.

"Terimakasih, ngomong-ngomong kau wanita yang cukup liar. Jika dilihat dari berita itu, Mr. Uchiha juga luar biasa bukan?"

"Terimakasih, tapi sayang, aku masih seorang gadis sampai saat ini." Matanya melebar sempurna, Stella sepertinya kehabisan bahan untuk merendahkanku. Sekarang saatnya untuk giliranku unjuk gigi ke hadapan kamera. Hai sayang, ini aku. "Kau tahu, Sasuke merangkak menuju ranjangku dan aku menendangnya menjauh, dia tetap menginginkanku meski aku bilang tidak. Kau tahu kenapa Miss Hanami? Karena aku wanita yang tidak akan merangkak menuju pangkuannya hanya demi berkuda dan mendesah seperti oh yeah, oh baby, fuck me, faster! Pada seorang pria. Itu cara murahan, wanita harus punya harga diri untuk membuktikan bahwa mereka pantas."

Naruto ber-whoa-ria di sampingku, dan Hanami Stella sukses menganga. Aku berdeham sejenak sebelum akhirnya berdiri dari duduk. "Maaf, kurasa lidahku kehilangan rasanya saat ini. Aku permisi, Miss. dan senang bisa mengenalmu, sebagai, mhmm, apa itu tadi? Ah, harem Uchiha Sasuke. Senang mendengarnya, harem."

Dia mengigit bibirnya, ekspresi wajah penuh aktingnya terganti dengan ekspresi marah, pipinya memerah dan baru saja akan mengeluarkan balasan untukku. Namun aku lebih dulu berdiri dan mengangkat sebelah tanganku pada Naruto dan Si Bokong Bebek. Mengucapkan kata 'sampai jumpa lagi' dalam diam, sial, suasana hatiku benar-benar buruk sekarang.

Aku menyeberang jalan tanpa menoleh ke samping atau ke belakang. Suara langkah kaki yang tergesa-gesa menyusulku di sana, Naruto mengejarku tapi aku tidak peduli. Aku baru saja akan tersandung di depan pintu masuk Luxury jika tidak melihat siapa yang sedang berdiri di samping meja resepsionis, menatapku dengan tatapan bertanya. Sasuke.

Dangerous ManWhere stories live. Discover now