8

14.2K 1.4K 307
                                    

***

SIAPA nama Mr. Yakushi ini tadi? Ukito? Surito? Aku lupa, dia sempat memperkenalkan diri dengan nama lain, katanya nama itu lebih nyaman daripada panggilan formal seperti Mr. Yakushi. Sebenarnya aku tidak perduli dengan namanya, dan sekarang aku benar-benar melupakan namanya.

Dia membukakan pintu mobil penumpang dan mempersilahkan aku dan Irina masuk, yang kemudian berputar menuju kursi kemudi, masih dengan sikap sopan santunnya yang... yeah, luar biasa. Pegawai Uchiha Inc tidak pernah mengecewakan, dan aku benci mengakuinya.

Aku cukup nyaman dengan segala sistem kerja Babiesty, mengenal semua rekan kerja sesama model, aktris, atau kru, dan bahkan para office boy di masing-masing bagian tempat divisi berbeda. Babiesty memang bukan perusahaan Entertainment yang terlalu menonjol, sekali lagi jika di bandingkan dengan saham- saham Uchiha Inc, tapi mereka berhasil membuatku mencintai Babiesty luar dan dalam.

Mereka-lah yang membuatku terpandang oleh masyarakat, membuat namaku mengudara lewat majalah mingguan dan beberapa iklan pakaian, impianku sebagai model mereka wujudkan, meski dalam kategori dewasa. Lucu.

"Sakura, kita sudah sampai."

Hingga suara Irina menyadarkanku diiringi tepukan ringan pada bahu kiri. Aku memejamkan mata sejenak dan memijat kening, kemudian mengangguk paham. Surito membukakan pintu untukku sedangkan Irina membuka pintunya sendiri, aku merasa orang penting di sini, lagi pula siapa aku ini? Akan sangat sinting jika aku berpikir bahwa pemimpin Uchiha Inc saat ini sedang menunggu kedatanganku ke ruangannya.

Uchiha Inc. Perusahaan monster itu kini berdiri menjulang tinggi di hadapanku, berapa lantai? Dua puluh, tiga puluh? Kurasa hampir empat puluh lantai. Mereka memang luar biasa, aku mengagumi arsitektur kantor ini, mereka menggunakan kaca untuk setiap bagian dinding, sehingga karyawan yang bekerja di dalam dapat melihat pemandangan di luar sana. Ruang kerja terbuka. Terkecuali bagi beberapa ruangan yang mungkin adalah ruangan penting seperti ruang rapat rahasia, dan divisi keuangan.

Wanita yang semula duduk di belakang meja resepsionis berdiri dan memberi salam sopan namun hangat pada kami, dia tersenyum dan memberitahu bahwa Mr. Uchiha telah menunggu. Menunggu? Heh.

Salah seorang wanita berambut pirang bernama Carolina--aku lihat dari name tag yang terpasang di dadanya--mendekat ke arah kami, dia tersenyum sopan. "Mari saya antar."

Aku melihat ke arah Surito yang mundur dan tersenyum. Sedangkan Irina mengangguk, kemudian berkata. "Terimakasih Kabuto."

Oh namanya Kabuto, bukan Surito, dasar tolol.

Kami masuk ke dalam lift dan menunggu, wanita pirang itu menekan angka nomor dua puluh dua, dan di sini terungkap sudah gedung monster ini memiliki tiga puluh tiga lantai. Kenapa mereka tidak meningkatkannya menjadi tujuh puluh? Itu menyenangkan untuk melakukan aksi bunuh diri, kau bisa tewas seketika tanpa harus meregang nyawa. Aku mendadak psikopat.

Wanita pirang itu berhenti di sebuah pintu besar dan berbalik dengan menyentuh pegangan pintu. "Ms. Haruno." katanya dengan membukakan pintu tersebut, bergeser ke samping agar aku dan Irina masuk.

Dan di sana, Uchiha Sasuke berdiri dengan menyandarkan pinggulnya pada samping meja, ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa dia telah menunggu. Sasuke terlihat jauh lebih berwibawa saat dia memakai pakaian kerjanya lengkap, kemeja yang dilengkapi dengan jas kerja berwarna hitam juga dasi di lehernya. Menempel sempurna di tubuhnya, dan, sial, wajahku memanas saat Sasuke tersenyum samar di depan sana.

Aku nyaris terjatuh saat kakiku saling membelit, sehingga aku berjalan tidak seimbang, beruntung Irina di sampingku dan menahan tanganku. Aku tidak ingin jatuh di depan pintu seperti Anastasia Steele saat memasuki ruang kerja Christian Grey, itu akan sangat memalukan.

Dangerous ManWhere stories live. Discover now