PROLOG

34.2K 1.8K 236
                                    

***

DANGEROUS MAN © MIINAMI | 2017

***

SUARA bidikan kamera kembali terdengar diiringi seringai puas bapak berumur lima puluh tahun tersebut yang dengan setia berdiri, terkadang setengah menunduk, atau bahkan berjongkok demi mendapatkan hasil bidikan yang menurutnya pas. Sedangkan aku hanya ikut tersenyum meski tipis, entahlah, menjadi model memang keinginan ku sejak kecil, dan melihat aksi photographer saat sedang memotret adalah suatu kesenangan tersendiri bagiku. Suasana hatiku saat ini sedang tidak terlalu baik.

"Sakura, coba untuk menarik sedikit celana dalammu ke bawah. Ekspresikan bahwa kau berniat menggoda para pria di sini dengan sangat."

Oh dia mulai lagi. Aku mengangguk dan menarik karet sisi kanan panty yang kukenakan saat ini ke bawah tapi tidak terlalu bawah, hanya sebatas menarik kecil tanpa memperlihatkan daerah sana, kemudian berekspresi seperti yang dia maksud. Yang mana mengundang sebuah senyuman bangga dari bibir berkumisnya.

Lagi, suara bidikan kamera terdengar.

"Okay, sudah cukup untuk hari ini." Takeshi tertawa saat melihatku dengan terburu-buru mengambil jubah mandi yang disodorkan managerku. Ya ya dia sangat tahu bahwa aku risih berpakaian terbuka jika tanpa kamera yang terarah kepadaku. "Kau tahu, lingerie itu cocok untukmu. Mungkin, bisa kau gunakan saat akan making love dengan kekasihmu." ucapnya diakhiri tawa candaan, lagi.

Sedangkan aku lagi-lagi hanya menjawab singkat berupa dengusan geli. "Um... ya, mungkin." Setelah mengucapkan terimakasih pada Takeshi dan beberapa kru yang berada di studio, aku berjalan dengan Irina di sampingku menuju ruang ganti pakaian.

Irina adalah manager yang sangat pengertian, jika kalian ingin tahu, dan aku senang setiap kali Irina memasang wajah galak pada pria-pria nakal yang sengaja mendekatiku, saat bekerja mau pun tidak. "Kau lelah?"

Dia bertanya disaat sudah tahu qpa jawabannya. Aku mengangguk tanpa minat dan bergumam kecil sebagai jawaban. Kami memasuki ruang ganti khusus, dilanjutkan dengan desahan napas panjang dariku. "Kepalaku rasanya akan meledak. Irina katakan padaku, apa aku gemuk?"

Irina terkekeh pelan seraya mengambil baju santai untuk kukenakan, sebuah sweater lengan panjang berwarna biru tua dan celana jeans hitam. Irina tahu apa pertanyaanku jika aku sedang berada di tingkat suasana hati paling bawah, dan kemudian dia akan menjawab. "Ya, kau membengkak akhir-akhir ini, telalu banyak makan hm?" ucapnya.

Dia berbohong. Karena faktanya, tubuhku ramping dan tidak terlalu kecil, tetapi berisi, dilengkapi dengan lekukan tubuh yang Irina katakan sangat menggoda kaum pria di luar sana. Jika Irina seorang pria, dia bisa saja memaksaku untuk menghabiskan malam bersamanya, tapi tentu saja tidak dia lakukan. Hell, dia wanita.

Namun setelah itu Irina tertawa cukup keras, melihat wajahku yang merengut masam adalah sebuah hiburan kecil baginya. "Setelah photo shoot hari ini, apa kau butuh sedikit liburan? Aku bisa mengatasinya dengan mengosongkan jadwalmu dan memperpanjangnya jika kau mau." Irina berkata seraya membantuku melepas ikatan pita kecil di belakang leherku, dilanjutkan dengan melepas lingerie yang aku kenakan.

Aku tersenyum lebar, liburan? Itu terdengar seperti surga bagiku. Aku mengangguk semangat dan menjawab. "Tentu saja. Thanks, kau sangat tahu kapan saat aku butuh ketenangan."

Dangerous ManWhere stories live. Discover now