Whats Wrong With Chanyeol?

Start from the beginning
                                    

"Apa aku harus ikut campur soal ini?" Seulgi bertanya, dia duduk di samping roomate-nya itu. Semua orang tidak ada yang tahu tentang hubungan Chanyeol dan Wendy selain Kang Seulgi. Oh ayolah, Wendy masih seorang rookie yang menandatangani kontrak tidak boleh berkencan selama dua tahun pertama debut. Satu cara yang bisa dilakukan hanyalah menjalin hubungan diam – diam. Tapi Wendy harus bersyukur ada Kang Seulgi yang selalu ada disaat ia butuh, gadis itu sudah jadi tempat persinggahan Wendy untuk menyandarkan bahu serta mencurahkan keluh kesah.

"Aku hanya tidak habis pikir, apa aku punya salah padanya? Kenapa dia harus menghindariku? Bahkan bersikap dingin segala."

"Haruskah kutanyakan pada Sehun?" Wendy menggeleng berkali – kali. Teman sekelas Seulgi dulu itu memang tahu tentang hubungan mereka. Tapi sungguh, Wendy tidak ingin libatkan siapapun di dalam masalahnya. Selain tidak enak, tentu ia juga merasa malu kalau sampai harus bertanya pada Sehun. Bagaimana kalau pria itu malah bercerita pada Chanyeol? Oh, taruh dimana wajah Wendy nanti.

"Biarkan saja. Aku akan menunggu pria itu sampai bicara duluan. Menyesal sudah aku mencoreng harga diriku dengan menghubunginya berkali – kali selama dua minggu ini." Kang Seulgi mengangguk, namun tatap matanya masih belum beralih dari Wendy. Gadis kanada itu gusar di tempatnya, lalu mulai berceloteh lagi, "Aku tidak salah apa – apa. Jadi untuk apa aku yang harus merendah demi agar ia mengangkat teleponku? Toh, aku sudah tidak merindukannya sekarang."

"Mm-hm." Hanya itu balasan Seulgi. Kini ia bersendekap sambil menyunggingkan senyum samar.

Hela napas panjang Wendy keluar. "Tapi, bagaimana pun sikap Chanyeol oppa tidak mungkin berubah tanpa alasan. Sebulan yang lalu kami masih baik – baik saja, ah, mungkin ia kelelahan jadi tidak ada waktu untuk menemuiku. Dan mungkin karena aku menelfon malam – malam jadi ia sudah tidur, maka itu ia tidak mengangkatnya." Seulgi terkekeh pelan. Sekesal apapun Wendy, Seulgi tahu kalau teman sekamarnya itu akan berubah dalam waktu yang terhitung cepat.

"Saranku, benar, kau lebih baik berhenti menghubunginya kemudian bicarakan masalahmu ketika kau dan dia sama – sama tidak sibuk."

Wajah Wendy berbinar seketika. "Ah, benar! Besok lusa kan aku ada latihan bersamanya untuk penampilan spesial." Gadis itu berujar riang.

"Oh? Itu bagus! Kau bisa gunakan kesempatan itu dengan baik."

Wendy mengangguk semangat. "Aku akan bicara baik – baik padanya, dan bertanya apa salahku." Otak gadis itu sudah merangkai plot dan tutur kata yang akan ia ucapkan besok lusa. Senyuman manisnya semakin jelas terulas sementara ia sudah jauh membayangkan akan bagaimana harinya lusa nanti.


***


Ekspektasi ternyata tidak sesuai dengan kenyataan.

Dua pengisi acara lain yang seharusnya ada di ruang latihan berhalangan datang, karena mereka memang dari agensi lain. Jadi sedikit sulit untuk mencocokkan jadwal. Kini hanya Wendy dan Chanyeol. Pintu ruang latihan tertutup, tak ada cctv atau pun orang lain disini. Tapi keduanya masih duduk berjauhan-Wendy duduk di ujung kanan sofa sementara Chanyeol di ujung kiri sofa- tanpa kata.

Mulanya Wendy mencoba beranikan diri menoleh ke arah Chanyeol. Betapa terkejutnya ia ketika menemukan tatap mata Chanyeol yang ternyata juga sedang memandangnya. Ia bisa lihat jelas kalau pria itu juga merindukannya, sama sepertinya. Tapi ia tidak tahu mengapa Chanyeol masih diam disitu tanpa mau membuat pergerakan sedikit pun. Itu tidak seperti Chanyeol sama sekali.

"Kau...," Wendy buka suara meski terdengar lirih penuh tekanan. Ia merasa seperti ada yang mencekiknya. "Lelah?" ia melanjutkan. Pertanyaan itu sungguh jauh dari apa yang sejak tadi ia pikirkan.

MOMENTSWhere stories live. Discover now