Wish (Chrismast Special)

1.9K 179 82
                                    


"Kurasa lebih baik kau pakai dress warna hitam-merah muda itu saja, Wen."

"No-nohae! Kalau ke pesta natal itu harusnya pakai sesuatu yang lebih ceria. Seulgi eonnie salah sekali."

"Yeri-ya, tapi kalau kelihatan terlalu ceria 'kan jadinya norak."

"Joohyun eonnie, maksud Yeri itu baju-baju ceria yang coraknya tak terlalu cerah. Masa Wendy eonnie pergi ke pesta natal mertua memakai gaun berpita seperti di negeri dongeng?"

Wendy menghembuskan napas panjangnya, masih tak bergerak dari depan pintu almari yang terbuka sementara ke-empat teman/sahabat/member kesayangannya itu masih berseteru tentang gaun apa yang harus Wendy pakai malam ini. Padahal tadinya Wendy hanya meminta pendapat pada Kang Seulgi, tapi ternyata yang lainnya ikut-ikutan.

Pesta natal kecil-kecilan yang sudah Wendy rayakan bersama para member, manajer sekaligus stylist mereka sore tadi sudah selesai tepat pada jam delapan malam; ini sudah sekaligus membersihkan areal dorm dan lain-lain. Sisanya member diizinkan untuk pulang ke rumah, sekadar merayakan natal bersama keluarga. Tapi ternyata mereka lebih memilih tinggal di dorm, karena besok pagi masih ada jadwal.

Sebetulnya Wendy pun inginnya selesai berpesta bersama member, ia bisa berleha-leha menikmati waktu istirahat. Tapi sayang sekali, orang tua Chanyeol mengundangnya untuk merayakan natal bersama di rumah pria itu. Maka itu, sekarang Wendy kelimpungan mencari baju yang pas. Maklum, ini kali pertama ia bertatap muka dengan orang tua Park Chanyeol.

"Kalau kalian malah bertengkar, aku harus bagaimana huh?" Wendy menurunkan pundaknya, pasrah dengan keadaan.

"Sudah kubilang, gaun hitam-pink itu paling cocok."

"Jangan percaya Seulgi eonnie. Masa kau mau menuruti ucapan orang yang pernah memakai sweater oranye mirip kakek-kakek waktu semua orang sudah musim pakai coat? Sudahlah Wan eonnie, pakai gaun putih-pink saja."

Bantal empuk yang tadinya tertata rapi di atas kasur Wendy melayang sudah mengenai wajah sang maknae. "Yeri-ya, berhenti membicarakan masa lalu." Tukas Seulgi kesal.

"Aduh, aku mohon. Kalian berhenti!" Joohyun mengingatkan Seulgi dan Yeri agar segera menghentikkan pertengkaran bantal mereka, tak peduli badannya terombang-ambing ke sana ke mari gara-gara dorongan dari kedua member itu.

Sedangkan Sooyoung memutar bola matanya malas. Diam-diam ia bergerak ke kasur Seulgi yang kosong kemudian berbaring dengan damai di sana. "Wan eonnie, lakukan sesuatu pada mereka!" tukas gadis paling tinggi itu malas.

Wendy memejamkan kedua mata frustasi sekaligus lelah. Tahu begini ia tidak akan meminta pendapat pada siapapun tentang apa yang harus ia pakai. "Oke! Aku akan buat keputusan! Jadi kumohon kalian tenang."

Yeri dan Seulgi sontak menghentikkan kegiatannya, tak menyadari ada Joohyun yang akhirnya bisa bernapas lega—dengan rambut berantakan—di tengah mereka. "Jadi bagaimana? Putih-pink?" tanya Yeri, kelopak matanya berkedip-kedip lucu.

Seulgi melengos, "Terserah kau mau pilih mana. Malas bertengkar lagi dengan kura-kura satu ini." Tukasnya kemudian.

"Karena kata keluargaku mendengar perkataan orang tua itu lebih baik, maka dari itu aku akan memilih pilihan yang didukung oleh Joohyun eonnie. Hari ini aku pakai hitam-pink."

Senyum Seulgi merekah, "Pilihan yang bijaksana."

"Tch, harus ya memperjelas 'tua'-nya?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 08, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MOMENTSWhere stories live. Discover now