Sunny Afternoon (Hawai Special)

2.3K 193 62
                                    


SUNNY AFTERNOON (HAWAI SPECIAL)

Chanyeol menaruh tubuh kecil Wendy di atas kasur tanpa kesulitan yang berarti. Walaupun ia merasa sedikit lega karena tubuh gadis itu tak seberat sebelumnya, tapi rasanya ia lebih suka kalau Wendy kembali seperti waktu promosi lagu Dumb Dumb. Pipinya yang tembam dan lucu itu sangat cocok dengan poni lucu serta warna rambut coklat kremnya. Tapi, ya, Chanyeol sangat tahu kalau dietnya Wendy itu juga merupakan salah satu dari sekian banyak aturan dari agensi.

Tanpa disuruh, Wendy sudah menarik selimut ranjang kamar hotel Chanyeol sampai menutupi seluruh tubuh. Kelopak matanya seperti digelantungi beton berat hingga susah untuk sekadar terbuka. Selagi Chanyeol sibuk mengirim pesan pada Baekhyun agar mengungsi semalam ke kamar Sehun, dengan lemah Wendy menepuk-nepuk areal kosong yang berada di samping tubuhnya.

"Oppa, tidur di sini."

Chanyeol mendecih gemas, "Sepertinya kadar rindumu sudah sangat parah, ya?" Wendy hanya terkikik geli seperti bocah. "Lebih baik ganti baju dulu, nanti kalau tidur bisa tidak nyenyak kalau gerah."

"Bajuku di kamar semua."

"Pakai kausku lah, Wen." Chanyeol mengambil seutas kaus hitam yang pastinya bakal kebesaran kalau dipakai Wendy. Ia tarik pelan tubuh Wendy yang masih ambang untuk bangun, didorongnya pelan ke dalam kamar mandi tak lupa menaruh kaus hitamnya di dalam genggam gadis itu terlebih dahulu.

"Ck, mau tidur saja ada aturannya." Gumam Wendy kesal sebelum menutup pintu. Chanyeol cuma bisa tertawa geli, Wendy kalau tipsy memang menggemaskannya keterlaluan.

***

Gadis bermarga Son yang sekarang sudah mengenakan kaus hitam kedodoran dan kepanjangan sampai ujungnya hampir menyentuh lutut itu kini telah memejamkan kedua mata di dalam dekapan Park Chanyeol. Dengkurannya masih belum terdengar, Chanyeol bisa pastikan kalau kekasihnya ini sebenarnya belum tidur. Masa bodoh soal itu, yang penting sekarang Wendy ada dalam pelukannya. Itu sudah lebih dari cukup.

"Oppa,"

"Hm?" Sahut Chanyeol, sembari mengelus rambut Wendy yang tak sepanjang dulu. Tak terhitung berapa kali sudah bibir pria itu menyentuh puncak kepala Wendy dengan sayang.

"Maaf." Nada bicara Wendy sudah tak menyeret seperti tadi, namun terdengar begitu serak dan lemah. "Aku minta maaf. Gara-gara kejadian kemarin pasti kau jadi tidak bisa menikmati liburan ini, padahal kau sudah mengorbankan waktu pemulihan tanganmu demi pergi ke Hawai. Tapi jadi hancur karena aku."

Chanyeol tersenyum tipis, ia mengeratkan pelukannya hingga membuat Wendy harus menengadah agar dapat bernapas dengan baik. Pria berkuping besar itu menurunkan pandangnya, mengecup pelan kening Wendy lalu berujar ringan, "Masih ada hari esok, Wen. Kau lupa?"

"Tapi waktunya tidak akan cukup, apalagi besok malamnya kan kita sudah harus terbang kembali ke Korea. Jadi—"

"Yang penting besok kau harus menghabiskan waktu seharian denganku. Itu sudah lebih dari cukup. Tujuanku pergi ke sini sebenarnya hanya agar kita punya waktu senggang berdua di tengah kebebasan. Kesempatan seperti ini sangat sukar dijumpai kalau kita berada di Korea."

Kini giliran Wendy yang mengulas senyuman tipisnya. Meski diambang kesadaran, Wendy bisa merasakan kehangatan dari kalimat per kalimat Park Chanyeol. Tanpa berucap apapun ia mendesakkan kepala ke dalam ceruk leher Chanyeol, memejamkan kedua mata.

"Besok kita ke pantai, ya?" bisik Wendy pelan.

"Kemanapun kau ingin pergi."

***

MOMENTSWhere stories live. Discover now