Medicine [02]

2.2K 207 51
                                    

MEDICINE II

Son Wendy hampir menangkap tubuh Chanyeol yang hampir jatuh di hadapannya jika Seulgi tidak menggandengnya. Terkadang ia tidak suka dengan dua kaki panjang Park Chanyeol, karena kaki jerapah itu dia jadi sulit menyeimbangkan diri. Seperti barusan, Chanyeol hampir jatuh hanya karena tersandung kabel kecil.

Kepala Wendy tak bisa berhenti menoleh pada Chanyeol; bahkan kini gadis itu sudah berani menoleh ke belakang demi memandangi tubuh Chanyeol yang hilang di telan kerumunan. Sesaat ia lupa sekarang sedang berada di atas panggung. Lengan Joy sengaja menyenggol tubuh Wendy, hingga akhirnya membuat gadis itu menatap ke depan lagi.

Sialnya, kedua matanya bertemu pandang dengan Kim Jongdae. Pria itu hanya mengulas senyuman canggung sebentar lalu berjalan ke arah Chanyeol menghilang tadi. Dari semua member exo, Jongdae yang paling terkejut dengan kenyataan itu. Sudah hampir satu bulan hubungan mereka sudah di ketahui semua member, tapi sampai sekarang hubungannya dengan Kim Jongdae masih tidak bisa kembali seperti biasa. Padahal Wendy tidak bilang pada siapapun kalau ia tahu Jongdae menyukainya.

Hela napas Wendy keluar panjang. Jujur saja, rasanya tidak enak kalau punya suasana canggung dengan seseorang. Memikirkan ini membuat kepalanya makin pusing.

***

"Memalukan sekali."

Chanyeol membenamkan wajah pada setir mobil kala Wendy baru saja memasuki mobilnya; sengaja ia parkirkan mobil di tempat parkir paling pojok agar tidak ada orang yang bisa melihat. Dan sengaja pula mereka tidak keluar gedung bersama agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Wendy tertawa kecil mendengar gerutuan Park Chanyeol. Siapa juga yang tidak malu kalau hampir jatuh di depan gadis yang ia cintai sekaligus di depan banyak orang?

"Sungguh, kukira kau akan tersungkur dengan wajah jatuh terlebih dahulu tadi." Tubuh Wendy bergidik ngeri membayangkan. "Sebenarnya akan jadi begitu lucu kalau itu terjadi, aku yakin namamu akan jadi pencarian pertama di naver dan google."

Chanyeol mengangkat kepalanya pelan, ia menatap Wendy begitu datar. "Jadi kau lebih suka kalau aku di permalukan, huh? Tch, kekasih macam apa yang suka lelakinya tersiksa?!"

"Sudahlah, tidak banyak yang melihat kok. Lagipula maksudku kau akan jadi pencarian pertama karena pasti nanti aku akan langsung melompat untuk menyelamatkanmu, jika kau benar – benar jatuh tersungkur. Tadi saja tanganku sudah hampir memegangimu. Kalau punya kaki panjang itu harus di manfaatkan dengan baik, mengerti?" Wendy berucap dengan serius, ia menatap Chanyeol dengan tatap memerintah. Sedangkan pria itu malah terlihat mengulum senyum. Demi apapun, Wendy memang gadis terpintar kalau urusan menaik-turunkan hati orang.

"Aigoo, seharusnya akan lebih baik kalau kau menangkapku tadi. Baiknya pacarku ini!" Sebelah tangan Chanyeol terulur demi menyentuh kepala Wendy, namun gadis itu seketika menepis kasar sambil menampilkan wajah jijik.

"Sudah kubilang jangan bersikap seperti ini, oppa! Aku tidak suka!" Tubuh Wendy geli sendiri ketika kembali terngiang cara bicara Chanyeol tadi. Sungguh, ia tidak suka hal – hal seperti itu.

"Tch, kau ini susah sekali di ajak romantis." Gerutu Chanyeol sambil mulai menghidupkan mesin mobil. Setidaknya mereka harus bersyukur karena Chanyeol membeli mobil dengan kaca petang, jadi tidak mudah untuk orang lain menatap mereka.

Tak mau menanggapi ucapan Chanyeol, Wendy hanya memakai sabuk pengamannya lalu bersandar. "Jadi, kita mau kemana?"

"Kau sudah meminum obatnya?"

MOMENTSWhere stories live. Discover now