Dumb Dumb

2.1K 238 35
                                    

            Wendy sesekali memperbaiki suara senar gitar miliknya sambil mempelajari lagu arasemen yang sudah di tulis menggunakan not balok di atas lembar kertas. Kepalanya menggeleng frustasi ketika nada yang di timbulkan gitarnya tidak sesuai harap. Kini ia sedang menyendiri di dalam kamar, hanya di temani sebuah gitar warna cokelat. Tanpa Kang Seulgi yang sejak tadi menjadi mentor menyanyi-nya. Entah kemana perginya Seulgi tadi, yang pasti terakhir ia bilang mau pergi ambil air minum. Tapi sampai sekarang tidak muncul juga.

BRAK

Tubuh Wendy berjengit terkejut, kepalanya sontak menoleh ke arah pintu kamar. Kedua mata membulat kala menemukan Oh Sehun yang tengah mengacungkan jari telunjuk ke arahnya sambil melotot tak jelas. "YA! Kau, Son Wendy! Keluar kau! Ayo kita bicara! Bisa – bisanya kau buat Chan—Hmph!" Teriakan menggelegar Oh Sehun terhenti ketika Seulgi datang sambil membungkam mulut tipis pria itu rapat – rapat.

"Wan-ah, jangan pedulikan pria ini! Kau teruskan saja latihannya, aku tutup ya!" Begitulah yang di katakan Seulgi sebelum pintu kamar akhirnya tertutup sempurna. Samar – samar Wendy bisa dengar gerutu kesal yang di keluarkan Sehun dari balik pintu. Dahi Wendy mengerut, perlahan ia ambil lagi gitarnya lalu kembali melanjutkan latihan seraya berusaha tidak memikirkan sosok Oh Sehun yang sempat mengejutkannya itu.

***

Seulgi yang baru saja selesai meneguk satu gelas air putih dinginnya akhirnya bisa menghela napas nikmat. Sejak tadi tenggorokannya kering karena jadi mentor Wendy, ya, meski gadis itu lebih pintar bernyanyi. Tapi di saat seperti ini, Wendy butuh mentor cerewet seperti Seulgi. Kalau di pikir – pikir, memang Wendy tenggorokannya tidak kering terus menerus latihan di sana?

Suara bel apartemen dorm buat kepala Seulgi terangkat, menatap ke arah beranda depan sambil mengangkat alis. Karena Yeri dan Irene sedang sibuk jadi mc di salah satu acara musik, lalu Joy juga sibuk syuting we got married. Maka tinggal Seulgi yang akhirnya membuka pintu. Kedua mata sipit gadis itu berusaha melebar.

"Hun? Kenapa kesini?"

Tak menggubris pertanyaannya, Sehun malah menatap Seulgi seperti hyena yang siap memangsa makanannya. "Son Wendy disini, kan?"

"Mm-hm, tapi kena—YA!" Seulgi membentak ketika Sehun tiba – tiba masuk ke dalam dorm begitu saja. Gadis itu mengikuti langkah Sehun sambil tak henti mengungkapkan ke tidak sukaannya pada sikap Sehun yang tidak tahu diri masuk ke dalam rumah orang sembarangan.

"Dimana gadis itu?" lagi, Sehun mengacuhkannya.

"Kenapa sih mencari Wendy sampai kesetanan seperti itu?"

Sehun memejam frustasi, "Chanyeol hyeong semakin kurus dan hilang semangat di dorm. Ini semua karena temanmu itu yang malah meminta putus pada hyeong-ku!"

Alis Seulgi terangkat sebelah, kedua tangannya terangkat menyuruh Sehun untuk tenang sedikit. "Sebentar, Wendy meminta apa tadi? Putus?"

"Ya."

"Apa dia sudah gila?"

"Gila bukan? Maka dari itu sekarang cepat katakan dimana kamar Wendy, aku akan beri gadis itu pelajaran." Kepala Seulgi menggeleng frustasi.

"Kau salah paham, hun. Maksudku, Wendy gila kalau benar – benar meminta putus karena gadis itu tidak akan mungkin meminta putus pada Chanyeol oppa."

"Terserah lah. Kau selalu saja membela Son Wendy, jadi aku tidak mau mendengarnya untuk kali ini. Sekarang dimana—" Ucap panjang Sehun terhenti ketika ia dengar suara nyaring senar gitar yang di petik oleh seseorang. Tak salah lagi, itu pasti Son Wendy.

MOMENTSWhere stories live. Discover now