Kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding tepat di atas pintu itu.

Entah apa yang ada dipikiran gadis itu. Untuk saat ini, air mukanya tidak bisa terbaca.

"Ryusi, aku ingin pergi ke taman."

Ryusi mengangkat sebelah alisnya. "Apa boleh ? Harusnya kau ditangani dokter dulu setelah sadar, apalagi sekarang kau ingin pergi ke taman. Kurasa dokter tidak ak---"

"Aku mohon," Hyeri menggenggam tangan Ryusi."Kalau begitu, panggilkan dokter dan ambilkan kursi roda untukku. Kumohon, aku hanya ingin ke taman sebentar saja."

Ryusi mendengus, "hmm, baiklah. Akan kulakukan, tapi kembali ke ranjangmu."

Ryusi hendak meraih lengan Hyeri, namun, "Tidak... ma--maksudku aku bisa sendiri. Cukup panggilkan dokter saja."

Hyeri tersenyum tipis kemudian Ryusi memutar kenop pintu, "Jangan pergi kemana-mana. Tunggu aku," Ucapnya sebelum keluar dam menutup pintu kembali.

.

.

.

Semua barang-barangnya sudah di bawa oleh supir pribadi keluarganya menuju bandara beberapa saat lalu. Namun ia masih ada di rumah itu. Tepatnya di dalam kamar.

Ia duduk di depan meja belajar. Meja itu sudah kosong, tidak ada lagi buku-buku apalagi toples permen mint di atasnya.

Oh ternyata tidak benar-benar kosong. Dia memandang lekat secarik kertas yang di penuhi tulisan di atas meja itu. Ia menarik napas panjang dan mengambil kertas itu.

Lantas ia berjalan ke arah lemari pakaiannya yang juga sudah kosong. Ia membuka lemari itu.

Dan satu-satunya benda yang tersisa disana hanya sebuah boneka salju putih berbaju merah yang menutupi tubuh bulatnya, hidung oranye dan tangan coklat, serta topi salju berwarna merah juga.

Ia mengambil boneka itu dan mengusapnya beberapa kali.

'Aku akan tetap menepati janjiku. Setidaknya kau tahu aku masih menunggumu.'

Setelah mengusap lembut boneka itu, ia menyelipkan secarik kertas itu di baju boneka. Kemudian melangkah keluar dari kamarnya.

Ia masuk ke dalam mobil. Sebelum berhasil duduk dengan baik, ponselnya berbunyi.

Sebuah pesan masuk.

Yoongi-ah, kau dimana ? Kami ada beberapa urusan sebelum berangkat. Jika kau sudah di bandara, tunggu kami. Pesawat berangkat sekitar 40 menit lagi.

Yoongi menghela napas. 'Kurasa waktunya cukup'

Setelah menyimpan boneka itu di jok di sampingnya. Ia akhirnya tancap gas entah kemana.

---

Tujuan pria itu ternyata adalah Sungai Han.

Ia keluar dari mobil dengan membawa boneka itu sambil menatapnya.

'aku masih menepati janjiku hingga saat ini bukan, menunggumu di tempat yang sama'

Senyum tipis terukir di wajah pria itu setelah berjalan melewati taman dan sampai di bangku taman yang tepat menghadap ke aliran sungai.

Tempat yang membuatnya menemukan teman sekaligus sahabat pertamanya. Serta mungkin cinta pertamanya juga.

Ia duduk di bangku usang itu. Bangku besi itu sudah mulai berkarat lagi, setelah beberapa kali di ganti dan di cat ulang.

Ia duduk disana memandang langit yang mulai berganti warna. Sungguh pemandangan ini tidak pernah membuatnya bosan.

Boneka yang dipegangnya ia letakkan di atas pangkuannya.

Miracle Love [END]Where stories live. Discover now