Sinar matahari itu muncul dari balik tirai berwarna putih di kamar Yoongi, terus mencoba mencari celah untuk menyinari wajah yang masih terlelap itu.
"sudah pagi, ya ?".Sahutnya singkat sambil melihat jam weker di sampingnya yang bahkan belum menunjukkan pukul 7.
"Kuharap aku tidak perlu terbangun hari ini," ia bangkit dan meninggalkan kasur empuknya.
.
.
.
Menuruni tangga dengan pelan serta mengenakan setelan celana jeans pendek dan kaos putih polos. Rupanya ia sudah membersihkan dirinya. Pria itu begitu damai. kelihatannya.
Ia berjalan menuju dapur untuk mendapatkan sesuatu untuk sarapan, itu perjalanan yang agak jauh, tentu saja rumah itu seperti istana.
Yoongi memasuki dapur dan mendapati secarik kertas tertempel di kulkas. Ia mengambilnya.
'Yoongi, kami pergi pagi sekali untuk urusan bisnis, kami akan ke kanada. Mungkin untuk beberapa minggu, jangan khawatir ahjumma sudah membuatkan kimchi untukmu, dia sedang pulang ke desa tapi dia akan kembali beberapa hari lagi.
Kami menyayangimu...'
"Aku sudah tau jika kau akan pergi hari ini, kalian memang selalu pergi," guman Yoongi sambil tersenyum kecut.
"Dasar, tidak berguna."
---
Ia kembali ke kamarnya setelah mengambil beberapa cemilan.
Duduk di meja belajarnya dengan gaya yang cool. Ayolah, dia memang selalu cool.
Yoongi terus mengotak-atik handphone kemudian memasang haedphone ditelinganya.
Ia menikmati alunan musik di kamar yang sunyi itu. Menolehkan kepalanya sampai matanya terkunci di benda kecil dekat toples permennya. Ia meraih benda itu dan menatapnya beberapa saat, terdiam seperti mengidentifikasi setiap inci benda itu kemudian menaruhnya kembali dan bangkit dari kursi.
Pria itu berjalan di sepanjang tepi sungai Han, headphonenya masih menutupi daun telinganya.
Yoongi memandang sungai Han, ya, dia tidak pernah berhenti mengagumi tempat itu, salah satu tempat romantis di Seoul.
Pria itu terus melangkahkan kakinya menyusuri tepi sungai itu dan berhenti di salah satu bangku taman di sudut yang sepi dari para fans sungai Han.
Yoongi merogoh saku jaketnya dan mengambil sesuatu dari sana, itu gantungan kunci kucing berwarna pink yang ia temukan, apa ? Ia membawanya ?
Yoongi memandang dalam benda itu berusaha terus mencari tahu soal benda itu, ia terus berputar dalam pikirannya.
.
.
.
Hyeri pov.
"Cepatlah Hyeri, kita harus latihan," Ryu si terus mengomeliku sementara aku terus berusaha mencari benda itu.
"Apa yang kau lakukan, kau mencari apa bukankah semua perlengkapan sudah ada di tas mu ?," Omelnya lagi.
Aku menghentikan pencarianku kemudian meraih ransel dan membuka pintu kamarku.
"Ayo kita pergi, aku tidak menemukannya," sahutku dengan wajah kecewa.
"Sebenarnya apa yang kau cari?"
"Kau ingat gantungan kunci yang selalu ada di ranselku ? Aku tidak menemukannya, itu sangat berharga bagiku,"
YOU ARE READING
Miracle Love [END]
FanfictionEntah mengapa mereka merasakan sesuatu yang begitu dekat mengikat mereka. Andai saja keluarga gadis itu tidak memutuskan untuk pindah ke Seoul. Andai saja ia tidak terlambat saat hari pertama ia sekolah. Andai saja ia tidak menabra...