Chapter 26

2.7K 360 63
                                    


Aku menyukaimu, aku akui itu. Walaupun kau mungkin tidak punya perasaan yang sama terhadapku.

Mungkin saat kau membaca surat ini. Aku sudah tidak ada di Seoul. Aku pindah ke Kanada bersama orang tuaku.

Jaga kesehatanmu dan berbahagialah.

Min Yoongi

Author's Pov.

Air mata Hyeri sukses jatuh saat membaca surat itu. Sementara Ryusi memandangnya bingung dengan tatapan yang bertanya---memangnya apa isi surat itu---

Namun Hyeri sama sekali tidak merespon tatapan Ryusi terhadapnya. Yang ia lakukan hanya terus menyeka air matanya agar tidak jatuh dan jatuh lagi.

Yoongi sekarang pergi disaat Hyeri sudah mengingat semuanya. Sebelumnya, ia pergi meninggalkan Yoongi tanpa berpamitan langsung dengannya. Dan sekarang Yoongi juga pergi 'meninggalkannya' dengan cara yang sama.

Takdir.

"Yo--Yoongi datang kemari ?" Tanya Hyeri diikuti isakan.

"Dia datang, sekitar pukul 2 siang, dan...."

"Kapan penerbangannya ?"

"Aku tidak tahu, yang jelas tidak siang ini. Mungkin sore ? Atau malam."

Air mata Hyeri kembali terkumpul banyak dan jatuh. Ia harus memberitahu Yoongi bahwa ia, Park Hyeri adalah Mint. Gadis yang membuat Yoongi begitu buruk, menunggunya selama bertahun-tahun.

Hyeri masih dalam posisi terduduk di atas kasur sekarang. Diam sambil membiarkan air matanya terus jatuh. Sesekali ia melirik Ryusi yang sangat kebingungan.

"Hey, apa yang terjadi padamu sebenarnya ?" tanyanya mengintrogasi.

Hyeri tidak menjawab. Ia mencoba menurunkan kakinya kelantai. Jangan tanya apa dia bisa atau tidak. Kau koma selama 4 hari. Maka saraf sekujur tubuhmu akan kaku walaupun tidak terlalu parah seperti jika kau koma selama seminggu.

Ryusi gelagapan memegangi Hyeri dam terus mengumpat sambil mengeluh.

"Aku ingin keluar sebentar," Hyeri melepaskan tangan Ryusi dari lengannya. Karena itu ia hampir saja jatuh namun untung saja ia bisa mempertahankan posisi tubuhnya. Walaupun butuh tenaga yang lebih ekstra.

"Heey, kau gila !" Teriak Ryusi frustasi saat Hyeri melepaskan jarum infus ditangannya dalam satu sentakan.

Namun Hyeri sama sekali tidak merespon Ryusi, ia terus berjalan lunglai ke arah pintu.

Ryusi terdiam dan mengikuti Hyeri yang berjalan perlahan. Sesekali Ryusi menahannya jika ia hampir terjatuh dan selalu saja Hyeri melepaskan tangan Ryusi dari lengannya lagi.

Ryusi mendengus kesal melihat kekeraskepalaan sahabatnya itu.

Langkah Hyeri kembali lunglai saat mendekati pintu. Untung saja ia berpegangan pada kenop pintu itu.

"Hyeri-ah, sudahlah. Istirahat saja, memangnya apa yang ingin kau lakukan ?" Tanya Ryusi khawatir sembari memegang lengan Hyeri.

Hyeri menunduk kemudian memijat pelipisnya yang berdenyut.

Miracle Love [END]Where stories live. Discover now