Chapter 25

3.9K 430 32
                                    

Hari ini, hari dimana semua kenangan mengenai Seoul harus ia tinggalkan. Dan tepat hari dimana seorang yang berharga baginya meninggalkannya 7 tahun silam.

Hari ulangtahun 'Mint'.

Dan ia benar-benar akan meninggalkan semuanya. Semuanya, termasuk gadis yang sekarang hampir menggantikan sosok yang selalu ia tunggu itu.

Park Hyeri.

Kenyataan menyakitkan lainnya. Ia tidak akan melihat Hyeri sadar dari komanya. Dan tidak akan bisa berpamitan langsung dengan gadis itu.

Tapi, sepertinya ia sudah merelakan, menyerahkan dan mempercayakan semuanya kepada sahabatnya. Kim Taehyung.

Ia hanya akan menunggu kabar baik dari Taehyung. Hanya itu.

Siang hari yang cukup cerah. Tapi jangan lupa, suhu dingin belum benar-benar hilang. Yoongi masih menggunakan mantel, tapi sudah tidak setebal biasanya.
Ia berjalan santai dengan paper bag di tangannya.

Yoongi terlihat memasuki sebuah toko. Toko yang selalu ia kunjungi.

Tiing !

Lonceng berbunyi saat Yoongi mendorong pintu toko itu. Otomatis sang pemilik toko memandangnya.

"Heey, Yoongi kecil. Sudah lama kau tidak kesini." Ucap pria paruh baya yang berdiri di balik mesin kasir dengan senyuman ramah.

Yoongi membalas senyuman itu dan berhenti tepat di depan mesin kasir.

"Ahjussi, aku ingin permen."

"Ah, permennya ada di tempat biasa. Kau bisa kan mengambilnya sendiri."

Yoongi menggaruk tengkuknya dengan cengiran lucu di wajahnya.

"Hahaha, aku tahu ahjussi. Begini, hari ini aku akan pindah ke Kanada."

Yoongi menghela napas, "Jadi, aku ingin ahjussi mengambil permen terakhir yang akan ku beli untukku."

Paman pemilik toko itu tersenyum dan mengacak rambut Yoongi kemudian berjalan menuju rak permen.

Ia kembali dengan satu bungkus besar permen mint, "Ini. Pasti tokoku akan sepi karena kau pergi. Dan tentunya tidak ada lagi seorang 'pecandu' permen mint yang akan datang ke tokoku."

Yoongi tersenyum dan memasukkan permen itu kedalam paper bagnya. Tangannya merogoh saku celana dan mengeluarkan sejumlah uang sambil berkata, "Ayolah ahjussi ada banyak orang sepertiku di Seoul dan mereka hanya belum menemukan tokomu ini."

Yoongi menyodorkan uang itu pada pria tua di hadapannya. "Tidak, Yoongi kecil. Ini kuberikan gratis untukmu. Untuk ucapan selamat tinggal."

"Baiklah, kamsahamnida ahjussi. Aku harus pergi."

"Baiklah, selamat tinggal."

Pria tua itu melambaikan tangan pada Yoongi dan dibalas ramah oleh Yoongi sembari ia keluar dari toko itu.

.

.

.

Yoongi tidak menyangkah akan jatuh cinta pada gadis menyebalkan yang menabraknya di koridor sekolah. Dan ia juga tidak tahu ia harus pergi dari kota ini.

Dia tidak pernah menyangkah semua hal ini akan terjadi.

Memang tidak ada yang bisa melihat bagaimana masa depan itu.

Wajahnya sedikit mengkilap diterpa matahari siang yang samar-samar bersembunyi di balik awan putih itu. Sedikit hangat bisa ia rasakan dari sana.

Tangannya masih tetap nyaman di saku mantel dan tangan satunya lagi masih tetap setia memegang paper bag itu.

Miracle Love [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt