"Bisa kubantu membawa barang belanjaannya, Bibi. Aku tidak berniat jahat," senyum Wonwoo menyapa ahjumma di sampingnya.

"Oh, terima kasih anak muda," balas ahjumma itu menyerahkan belanjaan di tangan kanannya pada Wonwoo.

Sekarang tangan Wonwoo jadi penuh dengan belanjaan.

"Ayo, menyebrang!" ajak ahjumma itu melihat lampu pejalan kaki sudah berwarna hijau.

Mereka menyebrangi jalan berdua. Sampai di seberang ahjumma itu meminta barang belanjaannya kembali.

"Maaf merepotkanmu, sampai sini Bibi bawa sendiri saja barangnya."

"Bibi tidak perlu dibawakan sampai ke rumah. Kasihan bila Bibi harus membawa semua itu sendirian," tawar Wonwoo lagi.

"Oh, tidak usah," balas ahjumma itu mengambil barang-barangnya di tangan Wonwoo.

Wonwoo menurut saja dan membiarkan ahjumma itu mengambil barangnya.

"Terima kasih, kau anak yang baik," puji ahjumma itu lalu berjalan pergi.

Wonwoo hanya tersenyum mendengar pujian itu dan berjalan ke arah yang berlawanan.

Ia menemukan bazaar makanan di ujung jalan. Berbagai jenis dan rasa makanan berkumpul di sana. Sayangnya Wonwoo harus menjauhi stand seafood karena dia alergi.

Wonwoo memutuskan untuk menghampiri stand hotbar. Pagi itu terlalu dingin untuk menikmati es krim, jadi ia memilih sesuatu yang lebih hangat.

Ia mengambil dompet di saku celananya untuk membayar hotbar-nya namun tiba-tiba seseorang merampas dompet dari tangannya secepat kilat.

"DOMPETKU!!" teriak Wonwoo menyadari dompetnya baru saja direbut dari tangannya.

Ia meminta maaf pada penjual di stand hotbarnya dan mengejar pencuri itu. Sayangnya barang belanjaan di tangannya membuatnya sulit untuk mengejarnya.

"Tidak," keluhnya kehilangan jejak dompetnya.

Tiba-tiba seorang namja berlari kencang melewatinya. Ia berlari lurus mengejar pencuri itu. Wonwoo melanjutkan larinya, mengikuti namja itu, berharap dompetnya bisa terselamatkan.

Namja itu berlari terlalu cepat. Ia juga kehilangan jejaknya.

Wonwoo lelah. Ia akhirnya menyerah dan duduk di pinggir trotoar sambil menunggu keajaiban datang.

Tidak sampai sepuluh menit berlalu, seseorang menghampirinya dan berdiri di hadapannya.

Wonwoo mendongak ke arahnya. Orang itu menyodorkan sesuatu yang bentuknya sama persis dengan dompetnya.

Yang ternyata memang benar dompetnya.

Wonwoo mengambil dompetnya dari tangan orang itu dan membuka-buka isinya. Untungnya masih lengkap.

"Terima kasih," ujar Wonwoo bangkit berdiri dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan orang yang sudah menyelamatkan dompetnya itu.

Orang itu balas menyalami tangan Wonwoo. Namun sebelum Wonwoo melepaskan tangannya, orang itu malah memegangnya dengan erat.

Wonwoo kembali berbalik dan kali ini ia benar-benar memandangi wajahnya. Bukan hanya sekilas seperti beberapa saat lalu.

Dia tampan.

"Lain kali berhati-hatilah dengan dompetmu," pesannya masih memegang tangan Wonwoo.

Wonwoo masih terpana memandang wajahnya sementara orang itu sudah melepaskan pegangan tangannya. Ia berdehem untuk menyadarkan Wonwoo dari lamunannya.

[√] Evening Kiss: Do you know me?Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt