Lose

947 58 0
                                    

Author POV

  Suasana meriah menggelegar di arena Battle The World. Para penonton yang berada di sana tidak menyangkan bahwa perwakilan dari Majiku Academy yang akan melawan pemenang dari Battle The World tahun lalu. Membuat seorang gadis yang kini berada di depan pintu masuk arena menjadi tidak percaya diri. Ia terlihat menyatukan kedua tangannya sambil sesekali mengosokkannya.

"Ada apa denganmu?" ucap Akito santai.

"Aku takut," ucap Nura tetap mengosokkan kedua tangannya.

"Takut apa?"

"Aku takut jika melukai seseorang lagi Akito," ucap Nura menundukkan kepala.

Akito berjalan kearah Nura. Ia memegang kedua tangan Nura. Beberapa detik kemudian Akito tersenyum dan sambil mengelus rambut Nura.

"Kau harus percaya bahwa kau pasti bisa mengendalikan Kitusne."

  Senyuman Akito itu menghangatkan hati Nura. Perasaan ragu mulai menghilang perlahan. Nura membalas senyuman hangat itu. 

"Ayo!"

  Akito menarik tangan kiri Nura. Mereka memasuki arena Battle Teh World dengan jantung yabg berdebar. Tidak menunggu lama, lawan mereka Kame dan Katsu memasuki arena.

  Suara penonton kembali memenuhi arena. Kedua belah pihak saling menatap sejenak. Akito dan Nura sudah memegang senjata masing-masing, begitu juga dengan Kame dan Katsu.

  Suara penengah mengema menandakan pertandingan dimulai.

  Akito memasang kuda-kuda kuatnya. Ia berdiri di depan Nura. Formasi yang saat ini Akito dan Nura lakukan bukan tanpa alasan. Akito tahu jika kondisi Nura belum stabil, jadi dia memutuskan untuk berdiri di depannya, karena tenaga Akito masih banyak.

  Kame berlari kearah mereka berdua. Dengan sigap Akito juga ikut berlari. Mereka berdua beradu besi tajam.

  Katsu yang melihat kakaknya bertarung tidak tinggal diam, dia menarik tali busur besinya dan melesatkan panah secara berturut-turut ke arah Akito.
  Kesembilan panah melesat kencang menuju Akito. Nura kemudian melompat ke atas menangkis panah Katsu itu. Kesembilan panah yang tadinya ingin melukai Akito kini tergeletak di atas tanah arena.

"Huh." dengus Katsu menatap tajam Nura.

  Nura lalu menyerang Katsu. Ia menebaskan pedang tajamnya ke Katsu yang hanya bertahan.

  Katsu yang merasa terdesak, akhirnya mengeluarkan sihir anginnya. Ia menghirup nafas dalam dan menghembuskannya kearah Nura. Dari mulut Katsu keluar angin yang begitu kencang, sehingga menyebabkan Nura terdorong mundur. Untung saja ia sesegera mungkin menancapkan pedangnya ke tanah.

"Kencang sekali," ucap Nura sambil merapikan rambutnya.

  Di sisi lain, Akito merasa unggul. Kecepatan yang melebihi batas menjadi keberuntungan baginya. Ia seperti melihat gerakan Kame yang cukup lambat.

  Saat ada cela, Akito menyikut dengan keras tepat pada denyut nadi Kame. Karena pukulan itu pedang di tangan Kame terlempar.

"Kau cepat juga," Kame mengambil kipas yang berada di pinggangnya.

  Akito tidak menunjukkan ekspresi apapun. Ia tetap berkonsentrasi dengan gerak-gerik Kame saat ini.

  Tiba-tiba saja terdengar teriakan dari seseorang yang ia kenal. Matanya langsung melirik kearah sumber suara itu. Terlihat gadis yang meringis kesakitan.

  Katsu sekarang sedang mencekik leher Nura. Nura berusaha untuk melepaskan tangan Katsy. Ia meronta-ronta, tapi hasilnya nihil. Tubuhnya terlalu lemas untuk melakukan perlawanan.

"Hei jangan macam-macam dengannya!!" teriak Akito.

  Ketika Akito ingin berlari mendekati Nura, Kame menghalangi dengan anginnya. Angin yang tajam seperti jarum. Untung saja Akito segera berhenti, jika saja ia tidak berhenti kemungkinan jarum itu akan melukai matanya.

"Lawanmu adalah aku," ucap Kame menunjuk dirinya dengan jempolnya.

  Nura terus berusaha melepaskan cengkraman Katsu. Dia merasa sangat bodoh, karena melakukan tindakan tadi.

"Menyerahlah sebelum aku benar-benar membunuhmu!" ucap Katsu dingin.

  Sejak apa yang  dilakukan tadi sikap Katsu langsung berubah drastis. Mata Katsu kini tertutup. Goresan di matanya membuatnya tidak dapat membuka mata.

"Hen...tikan! Apa kau benar-be..nar akan membunuhku?"

"Tentu, lagi pula aku tidak suka dengan kao yang ada ditubuhmu itu."

  Katsu mengeratkan cengkramannya. Tentu Akito sebagai partner Nura sangat khawatir. Walau dia sekarang melawan Kame, tapi pikirannya seperti tidak bersamanya.

  Saat Kame ingin menendang tepat di kepala Akito, Akito menundukkan kepala. Ia benar-benar kehilangan konsentrasinya. Akito kemudian menjaga jarak dengan Kame.

  Ia terus melirik keatah Nura. Hatinya seperti tersayat ketika melihat orang yang dia sayang kesakitan. Akito lalu menarik nafas panjang dan menghembuskan nafas perlahan.

  Akito menjatuhkan pedangnya. Suara nyaring benda yang jatuh membuat Nura menoleh ke arah Sumber suara walau dengan susah payah. 

  Akito mengangkat kedua tangannya sambil menundukkan kepala.

"Kami menyerah."

"Pemenangnya Kame dan Katsu dari Kiora Academy." suara penengah.

  Suara tepuk tangan memenuhi arena. Ada yang berteriak nama Kame dan Katsu.

  Seketika Katsu melepaskan cengkramannya, sehingga tubuh Nura jatuh dengan keras ke tanah. Akito langsung berlari ke arah Nura. Dia berjongkok dan meletakkan tangannya di tengkuk Nura, sehingga posisi Nura tertidur di tangan Akito. Mereka berdua menatap kepergian Kame dan Katsu. Nura perlahan mengeluarkan air dari matanya yang Indah. Akito menarik Nura kedalam dekapannya. Inilah kekalahan pertama mereka sebagai seorang partner.
-
-
-
-
-
Vote dan Commend ya...

Battle The World (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang