War 7

1.2K 92 2
                                    

Author POV

"Haaa, "

Suara pedang yang saling beradu memenuhi tempat itu. Ke dua belah pihak sama-sama sudah mencapai batas.  Bahkan Suyo yang biasanya memiliki tenaga yang luar biasa kini kualahan melawan naga Yu.

"Kau tidak mau menyerah juga Akito! " tantang Yu.

"Cih."

  Akito terus berusaha keras untuk melawan Yu.  Sudah sekitar 10 menit waktu terlewat.  Dan itu artinya waktu yang tersisa hanya 30 menit lagi. Akito semakin memutar otaknya agar dapat mengalahkan Yu dengan cepat. Saat Akito sedang berfikir,  Yu tiba-tiba saja menyerang Akito dengan sihir tanahnya.

"Ishi no bakuhatsu-mono. " keluarlah Batu dari tanah yang meledak,  mirip seperti sihir Nura hanya saja sihir Yu terbuat dari tanah.

Akito yang belum sempat menghindar akhirnya menerima serangan itu. Dia terpental ke belakang.  Untung saja Akito membuat pelindung untuk menghindari luka berat.

"Apa kau masih belum menyerang juga Akito, " ucap Yu.

Saat Akito ingin berdiri, kedua kakinya ditarik oleh semacam lumpur.  Dia lalu mencoba terus memberontak karena melihat Yu yang berlari menuju ke arahnya.

"Sial!! " kesal Akito.

Mau tidak mau dia harus bersiap menerima serangan itu.  Dan....

Cring...suara pedang yang saling bergesekan.  Seorang wanita cantik dengan dengan pedang tajamnya ada di depan Akito.  Tanpa rasa takut dia berhadapan dengan Yu yang saat ini adalah iblis.  Nura lalu menendang perut Yu hingga terlempar ke belakang.

"Apa kau baik-baik saja?" ucap Nura yang menolong Akito berdiri.

"Kenapa kau kemari,  sudah aku bilang jangan maju kebarisan depan apapun yang terjadi! "

"Maaf Akito, aku melangar janjiku.  Tapi aku tidak bisa berdiam diri saja, sedangkan kau dalam bahaya, "

"Dasar keras kepala,"

"Sudahlah anggap saja ini latihan untuk kita sebagai petner,"

"Terserah apa maumu." ucap Akito tersenyum.

  Nura dan Akito kemudian memasang kuda-kuda dan bersiap untuk melawan Yu. Akito berlari dan mengarahkan pedangnya. Pedang di tangan kirinya menahan pedang Yu sedangkan pedang di tangan kanannya berusaha menebas, tapi meleset karena Yu melompat mundur. Saat mereka sedang bertarung.  Nura di barisan belakang menyiapkan sihirnya.

" Kasai:Hana No Man." keluarlah api berbentuk bunga yang menyerang Yu.

Dar.. Dar... Dar ledakan terjadi di mana-mana.  Yu berusaha menghindari sihir Nura itu.  Namun ada salah satu sihir yang mengenainya dan melukai lengannya.

"Berapa lama lagi Nura?" ucap Akito.

"Sekitar 25 menit lagi,"

  Yu kemudian berdiri dengan memasang wajah kesal.  Dia melihat naganya yang sudah mencapai batas.  Lama kelamaan naga hitam milik Yu lenyap. Cahaya hitam kemudian menyelimuti tubuh Yu dan menyembuhkan luka-lukanya.  Suyo yang kehabisan tenaga pun turun dengan luka disayapnya.

"Apa kau tidak apa-apa Suyo? " ucap Nura sambil membelai kepala Suyo.

"Iya Nura-san, "

"Kau boleh kembali sembuhkan luka-lukamu.  Setelah mengalahkan Yu aku akan melihatmu, " perintah Akito sambil melirikan matanya.

"Terima Kasih Akito-sama, " ucap Suyo yang kemudian menghilang.

Telepati On

"Nura-chan, Akito-kun apa kalian mendengarku?" suara Yuri.

"Iya, ada apa? " suara Akito.

"Baru saja ibuku memberi kabar bila pasukan Darkmoon sudah berhasil menembus pelindung yang kalian pasang,"

"Apa?" suara Nura terlihat panik.

"Apa kau tidak bisa membantu ayah dan ibumu?"

"Maaf Akito-kun, saat ini Toshi sedang terluka aku tidak bisa meninggalkanya, "

"Baiklah kami akan segera mengalahkan Yu," suara Akito yang memutus telepati itu.

Telepati Off

"Apa rencanamu Akito?"

Ketika Akito berfikir tiba-tiba saja Nura mendengar suara dikepalanya.  Suara yang Indah namun mematikan. 

"Apa kau mau aku pinjamkan kekuatanku?"

"Siapa kau?" teriak Nura di dalam hati.

"Aku yang selama ini tinggal bersamamu, saat kau terluka, menangis,  bahagia,  dan jatuh cinta,"

"Apa yang kau bicarakan?"

"Nura bergabunglah bersamaku kau akan mendapatkan kekuatan yang melebihi siapapun,"

"Tidak akan, kau hanya berniat mengambil alih tubuhku saja kan!" teriak Nura.

"Hahaha ayolah,"

  Akito yang khawatir karena Nura yang memegangi ke kepala akhirnya bertanya.

"Ada apa?  Apa kepalamu sakit?" tanya Akito yang memegang bahu Nura.

"Ah.. Tidak aku baik-baik saja," Nura tersenyum.

  Akito kemudian menggaguk dan menjelaskan tentang rencananya.  Dia menjelaskan secara detail namun singkat akibat bila mereka menggunakan rencana ini.  Nura yang tahu keberhasilannya hanya 50% melebarkan matanya.  Namun,  mau bagaimana lagi?  Tidak ada ide apapun diotaknya. 

"Gunakan sihir terkuatmu aku akan membuka cela!" ucap Akito yang berada di depan Nura.

"Baik,"

  Akito menghela nafas panjang dan menancapkan pedangnya.  Bibirnya bergerak namun tidak bersuara.  Dia membaca mantra yang seketika saja tumbuhan di sekitarnya bergoyang.  Setelah membuka mata dia kemudian mencabut pedang dan berlari menuju Yu.  Kecepatan Akito saat ini melebihi kecepatan biasanya.

  Dia bertarung dengan sengit melawan Yu. Saat pedang Yu berusaha mengenainya dia menahan dengan pedang tangan kiri. Yu yang tidak mau kalah menyerang Akito secara bertubi-tubi tapi tidak berhasil.

"Ada apa denganya?  Kecepatannya bertambah." batin Yu.

"Jangan melamun saat sedang bertarung! " teriak Akito yang saat ini menendang wajah Yu.

  Yu kemudian terpental tapi tidal begitu jauh.  Dia mencoba berdiri dengan bantuan pedangnya. Anehnya saat Yu menatap langit dia malah tertawa senang. 

"Hahaha.."

"Apa yang kamu tertawakan?"

"Sedikit lagi pasukanku akan merebut Batu itu.. Hahaha, "

"Akito waktu kita tinggal 5 menit lagi," ucap Nura panik.

"Baiklah ayo kita lakukan."

  Nura mengangguk dan berjalan menuju ke sebelah Akito.  Koanya tiba-tiba meningkat.  Mereka lalu berlari menuju ke arah Yu yang terlihat mulai menyerang.
-
-
-
-
-

Ayo semuanya vote dan comment 😂

Battle The World (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang