Partner

3.7K 186 18
                                    

Author POV

Di ruangan kepala sekolah.

   "Kenapa kau memintaku  untuk menjadi patnernya?" ucap Akito santai.

   "Seperti biasa, kau selalu to the point duduklah dulu,"

   "Ya ya terserah kau saja,"

   "Baiklah aku memintamu karena aku pikir hanya kau yang bisa mengendalikan sihirnya,"

   "Kenapa harus aku?"

   "Huh...apa kau lupa 3 tahun lalu kau pernah mengobati seseorang yang tengah terluka di hutan Akasi,"

   "Bagaimana kau tau tentang itu?" ucap Akito kaget.

   "Tentu aku tau apa kau lupa aku tipe penyelidik, aku mendeteksi kao mu ada ditubuh Kakak iparku,"

   "Tunggu kakak ipar?"

   "Ya dia adalah kakak iparku Yuna dan tidak lain ibu Nura dan aku tau Yuna-oneesan memberikan mu kalung berliankan, apa kau tau kalung itu bukan kalung biasa, Kalung itu adalah kalung yang dia pakai untuk dapat mengendalikan anaknya,"

    "Kalung ini maksudmu?" Akito menunjukan kalungnya yang dia sembunyikan di kera seragamnya.

     "Ya itu benar dan karena itu kau harus menjadi pasangannya di Battle The World  nanti, karena aku takut dia akan mengeluarkan mon-"

  BRAKKK

   Sebelum Difa melanjutkan kata-katanya tiba-tiba keponakannya itu mendobrak pintu ruangannya.

      "Bibi jelaskan tentang segel itu padaku!!"

      "Ada apa dengan mu Nura?" tanya Difa bingung

      "Jelaskan segel yang ada di dalam tubuhku ini sekarang!!!"

      "Baiklah,"

    Difa yang takut akan kao Nura yang tiba-tiba meningkat akhirnya menjelaskan semuanya.
  
      "Sepertinya kau telah bertemu dengan Darkmoon lagi,"

      "Iya,"

      "Darkmoon apa hubunganya denganmu Nura?" Akito yang sedari tadi diam kini angkat bicara.

      "Dia orang yang membunuh  ibuku," ucap Nura singkat.

      "Segel yang ada dalam tubuhmu adalah segel yang dibuat ibumu sendiri Nura. Segel itu dibuat karena Yuna-oneesan takut kalau Darkmoon akan mencarimu dan kalau kao mu diserap oleh Darkmoon...Darkmoon akan menguasai dunia,"

       "Lalu bagaimana caranya agar aku bisa membuka segel itu dan mengendalikan kaonya?"

       "Asal kau tau Nura kao yang ada ditubuhmu itu berbeda. Kao kebanyakan orang itu milik dia sendiri dan bersumber dari tubuhnya, tapi didalam tubuhmu ada 2 kao Nura. Yang  pertama adalah kao mu sendiri dan yang kedua adalah kao milik kitsune yang penah menyerang Hana city,"
    
       "Tunggu kao milik kitsune....bukan kah kitsune adalah perwujudan sihir suci?"

        "Benar Akito, tapi sihir kitsune telah ternoda sihir kegelepan milik Darkmoon dengan kata lain kitsune didalam tubuh Nura masih dalam kendali Darkmoon dan oleh sebab itu saat Nura mengeluarkan sihir penuh, dia akan merasakan kelelahan itu karena Darkmoon yang ingin mengambil sihir Nura lewat kitsune,"
  
        "Tapi kenapa harus melalui kitsune...dan bagaimana membuka segel itu?"

        "Nura kau ini penyihir dari klan Yamaki kan kau pasti tau kalau kao milik penyihir hanya bisa digunakan oleh penyihir itu sendiri, kao kitsune dan kao milikmu itu sudah menjadi satu. Bila kitsune memilik kao mu itu berarti Darkmoon akan kesulitan mengendalikan  kitsune karena dia hanya memberikan sedikit sihir kegelapanya pada kitsune. Jadi bila kitsune direbut sepenuhnya oleh Darkmoon dunia ini akan hancur," semua yang mendengar itu hanya membulatkan matanya.

        "Untuk cara membuka segel itu aku tidak tau,"

        "Apa maksudmu tak tau bibi!!"

        "Tapi dia yang tau," Difa sambil menunjuk Akito yang dari tadi hanya diam.

        "Oleh karena itu Nura kau harus mengendalikan kitsune agar kitsune menjadi milikmu sepenuhnya untuk itu aku pasangkan kau denganya," lanjutnya

        "Oh jadi seperti itu," Nura menghela nafas panjang.
    
        "Jadi keputusan mu?" Difa bertanya dengan nada serius.

        "Kalau aku tidak bisa mengendalikan kitsune dunia akan hancur jadi..." batin Nura.

        "A..ku..huh perkenalkan nama ku Nura Yamaki aku penyihir bertipe api dan aku siap menjadi patnermu," Nura bersalaman sambil memberikan senyumannya kepada Akito.

        "Eee...Akito Kagami aku penyihir bertipe angin dan aku juga siap menjadi patnermu," Akito membalas jabatan tangan Nura dan tersenyum.

         "Baiklah kumohon kalian keluar dari ruanganku.....hemm aku ingin tidur," Difa yang sedari tadi lelah karena 2 murid didepanya yang sedari tadi mengintrogasinya.

          "Terima kasih bibi," ucap Nura sambil mencium pipi bibinya. Difa yang menerima iu hanya tersenyum dan kembali tidur.

  Mereka pun keluar dari ruangan kepala sekolah.

Akito POV

          "Hemm kenapa kau mau jadi patner ku?"
           
          "Aku mau menjadi pasangan mu karena-" sebelum   menyelesaikan perkataanya ada seseorang yang memanggil ku.

          "Akito-kun"

   Panggil Seorang gadis cantik dengan rambut pirang  tergerai yang memakai seragam sekolah sama sepertiku.

         "Ah kau Yuki kenapa kau bisa berada disini ?"

         "Apa kau tidak tau...aku bersekolah disini.....aku ingin menemui mu untuk menawarkan diri untuk menjadi patnerku,"

         "Ah maaf sekali Yuki aku sudah menemukan patnerku," jawabku sambil melirik Nura.

         "Oh ya namaku Yuki Wolf...salam kenal,"
          
         "Nama ku Nura Yamaki...salam kenal," ucap Nura dengan senyumanya yang hangat.

         "Tak ku sangka senyumanya begitu manis." batinku sambil  tersenyum kecil.

          "Sepertinya Akito-kun menyukai wanita ini?" batin Yuki sedih.
     
          "Yuki-chan kenapa kau melamun?" tanya Nura.

          "Hem sepertinya aku harus pergi....sampai jumpa Akito-kun Nura-chan," Yuki memalingkan badanya dan langsung berlari.

          "Akito-kun apakah kau tau betapa aku mencintaimu," air mata Yuki pun mulai mengalir.

          "Oh ya Nura bagaimana  kalau besok kita pergi ke hutan  Akasi ?" tawarku.

          "Untuk apa?"

          "Tentu saja untuk berlatih,"

          "Hemm ide yang Bagus...baiklah,"

     KRING...KRINGGGG
           
          "Sepertinya sudah bel pulang sekolah...kalau begitu aku pamit dulu ya," pamit Nura.

       Tapi sebelum Nura pergi aku memegang pergelangan tangannya.

           "Ada apa Akito ? " ucap Nura sambil menenggok ke arahku.

           "Huh tak apa....kalau begitu sampai jumpa besok," kataku sambil melepaskan tanganya.

           "Ya."

-
-
-
-
-
-

        

            

Battle The World (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang