Seuntai Pesan Untuk Kaum Hawa
by: Syarif El Munandar (via YouTube)Tahukah kalian betapa berbahayanya dirimu?
Tiap jengkal dan lekuk tubuhmu adalah racun yang begitu sempurna.
Ya, sempurna untuk membabat habis keimanan para Adam.
Hawa, tahukah kau betapa berharganya dirimu?
Hingga Allah meletakkan Syurga yang Agung di telapak kakimu?
Hingga dikatakan hancurnya sebuah negara karena kehancuranmu?
Hingga Rasulullah menyebutmu tiga kali lebih pantas dihormati daripada Adam?
Maka, jadikanlah dirimu layak dihargai ...
Tapi tahukah kau betapa sakit hatiku?
Ketika aku mendapatkanmu di jalan-jalan, kau umbar auratmu dengan bangga?
Ketika tiap lekuk tubuhmu begitu mudahnya dinikmati mereka; laki-laki yang tak halal bagimu?
Ketika kau dengan bebasnya tertawa dan bermanja-manja pada laki-laki yang menatapmu liar seolah ingin menerkammu?
Oh, hawa, ingatlah ...
Sebagian besar penghuni neraka ialah kaum wanita!
Tak inginkah kau dihormati dan dihargai mereka karena kehormatan dan kecerdasanmu?
Ketahuilah, wanita, kau sangat indah karena sifat malumu.
Kau mulia karena akhlak dan kehormatanmu.
Suka kah kau jika mereka menyukaimu karena betapa cantiknya kamu?
Karena betapa ramping tubuhmu?
Atau karena kulitmu yang putih mulus?
Merasa berharga kah kalian ketika tak ada lagi yang tersembunyi dari dirimu?
Lalu bagaimana kau mampu mengharapkan laki-laki yang mendampingimu kelak adalah laki-laki yang mulia?
Yang memiliki rasa malu?
Yang menjaga kehormatannya?
Masihkah kalian berharap mendapatkan kekasih yang terbaik?
Sementara diri sendiri kian berlumur dosa?
Harga diri tercabik-cabik dan ternoda?
Tapi jangan takut, saudariku ...
Rabb kita, Allah Maha Pengampun
Tak ada kata terlambat selama jiwa dalam raga
Percayalah, walau dosa membumbung tinggi, ampunan-Nya melangit luas.
Kembalilah pada fitrahmu.
Kau indah karena sifat malumu.
Jaga dirimu, saudariku ...
Kau terlalu berharga.
💮💮💮
:')
YOU ARE READING
Pecandu Rindu
SpiritualProlog singkat: Namaku Ve. Aku sangat akrab dengan perasaan. Selalu, yang dilihat tak serupa yang dirasa. Tentang perasaan, tidak banyak orang yang mengerti. Kadang, kita harus memendamnya sendiri di kala tiada seorangpun mendampingi. Aku...