The end.

2.2K 109 57
                                    

Nadia terus berlari cepat, air matanya mengiringi setiap larinya,  dadanya terasa sesak jika hal yang selalu ia takutkan selama ini akhirnya menjadi kenyataan.

Nadia berhenti, ia duduk di kursi panjang yang berada dihalaman belakang sekolahnya, benar-benar malu ia hari ini, ia tak tau bagaimana dengan besok, ia juga tidak bisa membayangkan jika teman-teman satu sekolah mengetahui kalau dirinya adalah penggemar pak Eko, bahkan ia memiliki begitu banyak fotonya pak Eko yang ia curi secara diam-diam itu.

Dan ia juga tak bisa membayangkan bagaimana sikap pak Eko setelah mengetahui semua ini.

Nadia memukul-mukul pahanya geram, gadis itu terus menangisi akan kecerobohan nya, rasa kesal seketika menggumpal di ulu hatinya, yang memaksa dirinya untuk berteriak meluapkan emosi nya.

" Udah teriaknya " tegur seseorang yang Nadia tahu sekali siapa orangnya.

Nadia mengusap air matanya, jantungnya berdebar kencang seketika, ia menoleh perlahan, dan benar disana telah berdiri pak Eko dengan kedua tangannya yang ia masukan ke saku celananya dan tengah memandang Nadia dengan ekspresi Dinginnya.

" Udah nangisnya " tanya pak Eko lagi, yang membuat Nadia kini menundukan kepalanya, menutupi wajahnya menggunakan telapak tangannya dan kembali menangis.

Pak Eko menghela Nafasnya, ia berjalan perlahan mendekati Nadia dan duduk disebelah gadis itu, dan ia tak menyangkah bahwa murid yang ada dihadapannya ini Tengah menyukainya, bahkan melihatnya begini, pak Eko bisa tahu sekali kalau Nadia ini amat menyukainya.

Pak Eko memegang kepala bagian belakang Nadia dan mendorongnya untuk bersender di pundaknya, mengusap kepala Nadia mencoba untuk menenangkan gadis kecil itu.

Nadia terdiam untuk sesaat, apa ia tak salah lihat bahwa pak Eko kini tengah memeluknya, ya walaupun sebatas besender di pundaknya pak Eko, tapi ini justru malah membuatnya semakin pilu dan menangis cecegukan.

" Maafin saya pak "

" Maaf kenapa ? "

" Maaf atas semuanya " jawab Nadia lalu menarik lagi kepalanya untuk menatap gurunya ini, ya meskipun ia amat teramat malu, tapi ini harus diselesaikan.

" Pak, gimana tanggapan pak Eko setelah mengetahui semuanya, apakah pak Eko akan membenci saya " tanya gadis itu langsung to the point.

Pak Eko mengangkat sebelah alisnya, ia tersenyum sebelum akhirnya dia memalingkan wajahnya untuk menatap kedepan.

" Saya merasa beruntung sekali disukai gadis kecil kayak kamu, cantik lagi " ujar guru itu tanpa menoleh sedikitpun, bahkan ia sekarang tengah tersenyum.

Mendengar perkataan itu yang keluar dari mulutnya pak Eko, tak dapat dibohongi kalau gadis itu sekarang jantungnya tengah berdebar, dengan sambil menatap gurunya itu dengan rasa tanya yang teramat besar, lebihnya lagi ia mengharapkan yang mungkin saja akan dia dapatkan.

" Tapi kamu harus tau, Nadia " pak Eko mulai melanjutkan perkataannya lagi, tapi kali ini ia sedikit menggantungkan nya, sehingga membuat gadis itu menunggu dengan perasaan yang harap cemas.

Pak Eko mengubah posisi duduknya dan kali ini ia memutuskan untuk berhadapan langsung dengan muridnya itu, menatapnya dalam, sedangkan Nadia hanya bisa diam dan menunggu ucapan pak Eko selanjutnya.

" Saya Dua bulan lagi akan menikah " Mata Nadia membulat shyok mendengarnya, dan seketika  jantungnya terasa sakit yang teramat sekali, seperti ada sesuatu benda tajam yang menancap disana, dan dalam jumlah yang sangat banyak. dan ternyata pemikirannya selama ini tentang perasaan pak Eko semuanya adalah salah.

Ia telah salah menilai perlakuan dan sikap baiknya pak Eko selama ini, dan benar sekali apa perkataan Dini sebelum nya.

Jangan terlalu berharap banyak sama sikap baiknya guru, bisa jadi dia hanya sekedar menganggap lo enggak lebih dari seorang murid, dan bisa jadi juga dia berlaku yang sama kepada semua murid.

Air mata Nadia terjatuh mengalir membasahi pipinya, ia benar-benar sakit sekali saat ini, dan ia tak bisa lagi untuk menahan air matanya ini.

Tapi bagaimana pun ia harus menghargainya, bahkan justru ia harus perlu pura-pura bahagia begitu mendengar kabar ini.

Nadia mengusap air matanya, ia pun sebisa mungkin menyunggingkan sebuah senyuman kecil sebagai pertanda kalau dia baik-baik saja.

" Dan soal Ciuman itu, kamu bisa melupakannya "

Dahi Nadia mengerenyit, ia menatap tak suka setelah mrndengar kata itu, Enak sekali guru ini mengatakan hal itu, ia pikir gampang apa melupakan sesuatu yang membuat suatu kebahagian untuknya.

Nadia mengangguk " iya pak " jawabnya " dan sepertinya hari ini adalah hari terakhir saya bersekolah disini, karena saya merasa, bahwa saya perlu membuka lembaran baru disekolah lain " ucap Nadia yang seketika mengalir begitu saja dari mulutnya.

" Alasan apa kamu mau pindah, kalau alasan kamu karena kamu itu malu, mending kamu buang deh rencana kamu itu. Karena apa? Karena kasus ini yang tau hanya Kepala sekolah sama kesiswaan, dan kami telah berdiskusi soal ini, masalah ini enggak akan tersebar, dan " pak Eko menggantungkan ucapanya " Saya memutuskan untuk Resign "  lanjut guru itu yang berhasil membuat Nadia terkaget.

Dan jujur, Kesedihannya makin bertambah saja sekarang, ia tak bisa lagi melihat guru kesayangannya ini, ia tak dapat lagi memalingkan mukanya begitu ia kepergok sedang memerhatikan guru nya ini, ia tak dapat lagi mencuri fotonya Diam-diam, ia tak dapat lagi mendengar suaranya pak Eko yang kerap kali membuatnya deg-degan.

" pak Eko resign ? "  tanya Nadia mencoba memastikan kalau ia tadi tak salah dengar.

Pak Eko mengangguk mengiyakan.

" Kapan " / jangan bilang Besok pak, Please. Batin Nadia memohon.

" Besok "

Nadia langsung melemas mendengarnya, dan Tolong jika ini mimpi, Tolong bangunkan dia dari mimpi buruknya ini.

" pak " panggil gadis itu.

" Iya "

Nadia menunduk, ia ragu ingin mengatakan hal ini, meminta hal ini kepada pak Eko, tapi daripada terus ada yang serasa mengganjal, lebih baik ia ungkapkan saja.

" Boleh saya peluk bapak " Nadia memejamkan matanya takut begitu ia berhasil mengatakan hal gila itu, ia takut mendengar responnya pak Eko.

Pak Eko terkekeh, ia merentangkan tangannya " Boleh, Sini " ucapnya yang membuat gadis itu mengangkat kepalanya dan langsung mendekap erat pak Eko.

Nyaman sekali, dan ini adalah hari terakhirku bertemu dengan nya, dan aku ucapin terimakasih, karena kehadiran dirinya.

Nadia tersenyum haru, ia kembali mengusap air matanya yang kembali menetes sedih " Pak Boleh saya mengatakan hal yang Gila "

" Boleh, saya paling suka hal yang gila " kekeh pak Eko.

" I Love You "

Hening...

The End...

I Love my Teachers ( Selesai )On viuen les histories. Descobreix ara