"Fuck." umpat Luke lagi. "tolong pegangin, gue mau gendong dia."

Amarahnya berada diubun-ubun ketika matanya menangkap Kirana yang terkulai lemas dipelukan Calum. Sial. Segera ia enyahkan fikiran untuk menghajar Calum, sekarang yang terpenting adalah Kirana.

Luke dibantu Calum untuk memposisikan Kirana dibelakang punggungnya. Deruan nafas hangat menerpa leher Luke, ia membatin kesal saat tau Kirana memang benar-benar demam.

Luke dengan wajah khawatirnya berjalan cepat kerumah Kirana. Setidaknya tinggal satu blok lagi. Kepalanya menoleh kesamping, memastikan gadisnya tidak apa-apa dibelakang sana.

"Janji sama gue, lo gaakan ngajak dia jalan malem lagi, Calum." tegas Luke, Calum mengangguk bingung, aneh rasanya saat Luke berbicara padanya.

"Untuk kali ini, mending kita berhenti berantem. Target sakit, dan gue lebih baik damai sama musuh sekarang." lanjut Luke datar.

"Jadi kita damai?" Calum memastikan.

"Damai."

Mereka berdua kelimpungan. Calum berada di dapur, membuat bubur dan Luke bertugas menjaga Kirana, mengganti kompres dan kebutuhan lain.

"Anjir, panasnya 39.1." Luke berucap kaget, matanya menatap Kirana teduh. "wake up, baby." ia mengelus puncak kepala Kirana.

Setelahnya, Calum mencondongkan kepalanya ke dalam kamar, melirik Luke. "Luke, buburnya udah jadi. Mau dikasih sekarang?"

Luke mengangguk. "yoi. Lo yang nyuapin ya, gua mau mandi dulu." katanya sambil membuka kaos dan berjalan keluar kamar.

Calum membawa nampan yang diatasnya terdapat bubur dan air putih hangat. Ia menaruh nampan itu di meja kecil lalu duduk bersedekap.

"Kirana," panggilnya pelan. Telapak tangan Calum menyentuh kening Kirana. "uh, panas." tatapannya berubah cemas sekarang.

"Rana, bangun, makan sebentar." mata Kira mulai terbuka perlahan. Calum tersenyum. "makan dulu yuk, saya udah bikinin kamu bubur."

Kira tak menjawab ajakan Calum, ia malah celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu.

Kening Calum mengkerut. "cari siapa?"

"Luke mana?" tanya Kira, matanya lesu, ia seakan hilang arah.

Calum menelan ludahnya saat mendengar Kira memanggil nama itu. "um, dia lagi mandi sebentar."

"Sekarang kamu duduk ya? saya suapin." Calum bangkit, membantu Kirana memposisikan tubuhnya duduk.

Tangannya mengambil mangkok bubur lalu menyendoknya dan mengarahkannya ke mulut Kira.

"Ngga mau." tolak Kira.

Calum mengerang. "biar sembuh, makan ya? lima suap aja." katanya bernegosiasi.

Kira akhirnya menurut dan membuka mulutnya lebar-lebar. Matanya terbelalak saat bubur itu masuk kedalam mulut kecilnya.

"Ini kamu yang buat?" tanya Kira.

"Iya."

Kira tersenyum, selain rajin beribadah, ternyata si Calum ini jago masak juga. Buktinya, buburnya nikmat sekali, sampai-sampai Kira bukan melahap 5 sendok saja melainkan seluruhnya.

"Minum." segelas air itu tersodor ke hadapan Kirana. Langsung ia teguk habis air itu.

"Obat demamnya diminum ya?" kata Calum. Kira menelan obat demamnya lalu dibantu Calum merebahkan kembali tubuhnya. Calum menarik selimut hingga badan Kira tertutup.

Nampannya kembalia ia bawa dan berjalan keluar dari kam—

"Calum," panggil suara lemah itu, tangannya menggapai kelingking Calum yang membuat Calum menoleh kebelakang. "disini aja."

Calum akhirnya mengangguk lagipula kasian juga kalo ditinggal sendirian. "saya temani sampe kamu tidur."

Kirana mengangguk, tangannya kirinya masih bersatu dengan tangan kanan Calum. Calum duduk bersimpuh dilantai sambil menatap Kira yang matanya telah terpejam.

Ibu jarinya mengelus telapak Kirana teratur, mencoba membuat gadis itu tertidur. "tidur Kirana, jangan cuma mejemin mata doang."

"Hmm," gumam Kirana.

Calum menatap napas gadis itu beraturan dan genggaman tangannya mengendur yang menandakan ia telah tertidur. Lekas Calum menarik tangannya tapi lagi-lagi kalah cepat, tangannya digenggam lagi.

"Luke, jangan pergi. ." tahannya.

Sial.

Calum lagi-lagi duduk ditempat yang sama lalu menatap gadis yang tadi mengigau nama Luke. Harap-harap cemas jika esok, ia akan sehat seperti semula.

"Calum's here." jawab Calum mengulang kalimat itu 2 kali. "Calum's here, Rana."

Nafas Kirana kembali beraturan, kali ini Calum lebih berhati-hati lagi saat melepas genggaman mereka. Dan saat itu pula, Luke datang dengan rambut basahnya.

"Dia udah makan?" tanya Luke mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Udah, abis malah." Calum tersenyum. "coba kamu temenin dia, tadi ngigo, manggil-manggil nama kamu."

Sesuatu mengganjal tenggorokan Calum saat mengatakan itu pada Luke, tiba-tiba saja ia kesal.

Luke tersenyum lalu berjalan memasuki kamar Kirana sebelumnya ia menutup pintu terdahulu.

Disinilah Calum merasa bodoh telah berharap dengan orang yang belum tentu mengharapkannya juga.

•••

mao cerita, jd td kan gwa tes masuk bimbel inten y, 20 soal mtk sm 10 soal psikotes. gua kan gatau apaan psikotes, gua kira itu tes psycho2 gitu HAHA terus kayak gampang gt. ternyata jauh sekali dari ekspetasi gua. NOMER SATU AJ GUA GTW HH, MATI.

hasilnya, gua salah 5 terUS KATA MBA2NYA "kamu salah 5 ya, berarti masuk kelas C." TAI, SALAH 5 MSK KELAS C?

ah yaudah bodoamat lah.

last. Karena sabtu udah masuk bulan puasa. farsya, minta maaf ya kalo ada kesalahan yang disengaja dan yg engga sengaja hehe. Pokoknya selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya yaa!

#prayforfarsya

*gambar love segede matahari*

Panti Pijat • cth | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang