Part 31

17.8K 469 5
                                    

Hari ini sungguh hari terberat bagiku, istriku yang sangat ku cintai lebih memilih pergi dibanding tetap bersamaku meski aku sudah mohon berkali-kali, aku tahu ini salahku dan mungkin benar aku tak pantas di maafkan.

"Daniaku hatiku memilihmu kemana lagi aku harus mencarimu sayang" batinku bersuara.

Mama, Papa dan Devana juga berusaha membantuku mencari dimana keberadaan istri cantikku itu tapi semua nihil.

Aku pun telah membayar detektif ternama di kota ini untuk mencari keberadaannya tapi jejaknya pun tak ku temukan. "Kamu tak rindu pelukan kakak, apa sayang?" lagi- lagi hatiku bersuara.

Hari telah berganti bulan, ini sudah hampir 5 bulan dania pergi itu artinya anakku sudah lahir, "Sweetheart kenapa kau tidak memilihku untuk menjadi suami siaga, kenapa kau pergi sayang seharusnya kau tetap berada di sisiku" kataku marah.

"Sweetheart aku merindukanmu sayang, sampai kapan kau akan terus menyiksaku" kataku lagi.

"Pak Defran sebentar lagi kita meeting" itu kata seketarisku Lia.

"Hm iya" jawabku.

"Sayang aku tak kan menangis dan bersedih aku di sini juga tetap melanjutkan hidupku seperti mau mu dan ku harap kau di sana baik-baik saja, cepatlah pulang sayang.

Usai meeting aku pulang ke apartementku, tempat yang menjadi saksi  cinta kami tumbuh hingga aku membuatnya layu, "sungguh aku merindukanmu Dania, kemana lagi aku harus mencarimu dan anak kita" batinku.

"Kak Dev kak Dev, Nana datang" itu suara Nana "Mau ngapain dia kesini" batinku.

"Ngpain kamu kesini?" tanyaku.

"Kakak sih gak perna pulang ke rumah, Nana kan kangen mangkanya kesini, Mama nyariin kakak tu" cerocosnya.

"Hm, aku tak bisa pulang Nana tempatku di sini, Dania tak suka berada di rumah itu" jawabku

"Nana kangen kak Nia kak" kata suara Devana pelan.

"Pasti baby D udah lahir kak" lanjutnya.

"Kakak juga kangen Nia dan ingin melihat baby D, seharusnya kakak ada di tengah- tengah mereka tapi apa kakak bahkan tak bisa menemukan mereka" kataku sedih.

"Udah jadi papa gak boleh cengeng" ingat Devana.

"Iya iya adikku sayang, bagaimana kuliahmu lancar" tanyaku.

"Tentu kak, di kampusku banyak cogannya dan tentunya banyak gadis cantik sepertiku tapi kakak jangan tergoda yah, kakak harus menemukan kak Nia, ok" jelas Devana.

"Hahaha, tentu saja kakak tak mungkin bisa melirik wanita lain jika mata kakak sudah tersihir oleh Dania" jawabku.

"Kak laper" rengek Devana.

"Kamu mau makan apa dek?" tanyaku.

"Di deket kampusku baru di buka cafe baru kak, makananya keliahatanya enak-enak kita kesana ya ya" ajak Devana.

"Kakak ganti baju dulu, abis itu kita berangkat"kataku.

Sesampainya di cafe itu aku dan Devana langsung memilih tempat duduk, tapi mataku menangkap seorang dan dia menghampiri kami "Nana kamu di sini" tanya kepada Devana.

"Hey Wulan kamu juga mau makan yah, ayo gabung sama kita" ajak Devana.

"Wulan" benar dia Wulan adik Dania.

"Kak Defran ngapain di sini?" katanya heran.

"Kalian udah saling kenal?" tanya Devana heran.

"Iya, kami saling kenal, pantas kak Nia pergi karena kakak selingkuh" jelas Wulan sinis.

Dania Bella  [Pindah Ke Noveltoon]Where stories live. Discover now