Part 27

16.5K 483 28
                                    


Kami sudah sampai di tempat makan favorite Dania yang ternyata hanya warung bakso sederhana, penjualnya seperti sudah sangat akrab dengan istriku, mereka sibuk bercengkerama sedang aku seperti kambing congek hanya diam.

"Tumben neng cantik mampir ke warung Pakde lagi?" Itulah kata bapak penjual bakso.

"Nia mudik pakde mangkanya jarang mampir ke sini lagi, terus Nia udah gak tinggal lagi di sini." jawab Dania istriku.

"Neng siapa tuh gandengan?" Tanya Bapak penjual bakso.

"Oh ini kenalin Defran suami  Nia Pakde." jawab Dania istriku.

"Defran, pak." Ucapku mengulurkan tangan.

"Panggil Pakde saja!" Bapak itu menjabat tanganku, aku  tersenyum lalu Dania bertanya apa yang ingin kupesan. "Kakak mau mie ayam atau bakso?" begitulah pertanyaannya.

"Bakso boleh deh sweetheart."

"Pakde baksonya satu, mie ayam baksonya satu ngak pakek daun bawang!" kata istriku.

"Oke neng cantik"
"Minumnya apa?"

"Hm es jeruk aja, 2 pakde."

"Sayang jadi ini tempat makan favorite kamu?" Tanyaku, Dania hanya menganguk membenarkan pertanyaanku.

"Kamu udah akrab banget yah sama pakde?" Tanyaku lagi.

"Loh jelas neng Nia akrab sama aku mas Defran, neng Nia itu mau aku jodohin sama anakku yang lagi kuliah S2, tapi neng Nia udah keburu nikah duluan sama mas Def." celoteh pakde sambil mengantar pesanan kami.

"Benar begitu sayang?" Tanyaku ingin memastikan.

"Tentu benar, aduh pasti anakku patah hati kalo denger neng Nia udah punya hak milik."  Ucap pakde menepuk keningnya.

"Sweetheart apa bener yang di bilang pakde?" Tanyaku lagi.

"Kalau bener gimana kak? Ah udah ah ayo kita makan ntar ke buru dingin gak enak lagi!"

Aku memakan bakso di depanku dengan perasaan dongkol, Dania tidak mengerti apa kalau suaminya ini cemburu. Usai bayar makan istriku itu masih sempet pula ngobrol panjang sama calon mertua tak jadinya itu, mana pakek nitip salam buat anaknya yang lagi S2 itu pula.

Wajahku berubah masam dan istriku itu tak menyadarinya, segera kutarik tangannya untuk masuk ke dalam mobil dan dia hanya melihat tindakanku heran.
A

ku lajukan mobilku membelah jalan raya, mulutku tertutup rapat aku mencoba menahan amarahku yang siap meledak kapan saja.

"Kakak kenapa?" itu pertanyaan yang keluar dari mulutnya.

"Kakak marah sama Nia?" Lanjutnya melirikku.

Aku sangat malas menangapinya dan terus fokus menyetir hingga sampai di depan  apartemen, lalu kuparkirkan mobilku dan turun tanpa membukakan pintu untuk Dania istriku. Aku terus berjalan menuju apartemen dan ku dengar suara Dania memangilku.

Dania Bella  [Pindah Ke Noveltoon]Where stories live. Discover now