"PAPA!" teriak Calum dan Nadine bersamaan.

"Suka aja engga!"

"Pacaran aja engga!"

Pekik Calum dan Nadine bersamaan, tapi yang Nadine kagetkan adalah perkataan Calum barusan yang menyelekit di hatinya.

Suka aja engga.

Nadine menghela nafasnya panjang. Kapan kamu peka sama saya, Calum? butuh waktu berapa lama lagi untuk menunggu?.

Kira memasuki mobilnya yang diikuti Calum dikursi penumpang. Sebelumnya, Kira mengklakson mobil lalu membuka kaca mobilnya.

"Goodbye, Om Dave. Nanti Kira kesini lagi!" seru Kira saat menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan Panti Pijat.

Setelah itu, mobil Kira melesat melewati pedesaan kecil itu, terkadang Calum dan dirinya bercakap-cakap pendek, seperti halnya saat ini.

"Saya pusing, banyak banget mobil disekitar sini." mata Calum melirik Kira yang sedang memegang stir.

Kira menoleh seketika, raut wajahnya cemas. "Calum? lo engga apa-apa?" matanya kini sesekali tertuju pada jalanan karena lampu yang tadi merah sudah berubah hijau.

"Saya pusing liat banyak banget mobil." katanya polos, Kira tertawa geli.

"Gini deh, Jakarta. Dimana-mana macet kecuali di komplek." sahutnya sambil membelokkan stirnya ke kanan.

"Rumah kamu masih jauh?" tanya Calum lagi.

Kira menggeleng. "ga kok, tapi ini jemput Luke dulu ya."

Mata Calum tiba-tiba melotot. Luke. Si bule?. Gawat. Perasaanya tidak enak saat Kira menyebut nama itu, rasanya dalam beberapa hari kemudian ia dan bule itu akan berperang dingin.

Matanya menyipit, bibirnya tersenyum. "oke." jawabnya palsu.

"Calum, lo tunggu sini bentar. Gue mau nyusul kedalem." Kirana bicara lalu menutup pintu mobilnya dan berjalan masuk kedalam rumah Luke.

Sedangkan Calum ditinggal dengan pikiran dan perasaanya yang berkecamuk.

"Sepertinya, saya harus pindah ke jok belakang." katanya pelan, tau diri. Calum bangkit lalu berpindah tempat.

Sekitar 10 menit, Kira dan Luke terlihat dari kejauhan. Wajah mereka berseri, bibir Kira tak berhenti tersenyum.

Calum ikut senang melihatnya, tapi tidak dengan siapa sang pembuat senyum itu terbit.

Bagasi belakang tiba-tiba terbuka, mengagetkan Calum. "Loh, Ra. Ini siapa?" suara berat itu membuat Calum menoleh dan beradu tatap dengan manik biru laut itu.

"Temen gua! Calum namanya!" teriak Kira, pasalnya ia sedang berpamitan dengan Liz di halaman depan, sedangkan Luke menaruh tasnya di bagasi mobil.

"Heh, ngapain lu ngikut balik kerumah Kira?" Luke menyambut Calum dengan mata sinisnya.

"Disuruh ikut, lagian saya diajak sama Tante Dewi." jawab Calum tenang, ia tak mau mencari masalah.

Luke menggeram, ngapain Tante Dewi pake segala ajak Calum kerumahnya lalu Kirana kenapa setuju-setuju saja?

Luke yang sedang kesal itupun menutup bagasi dengan kencang, tak peduli Calum yang mungkin saja kaget.

Langsung saja ia duduk dikursi pengemudi dan membalikan arag tubuhnya kebelakang.

"Awas lo, deket-deketin dia." kata Luke masih dengan tatapan sinisnya.

Calum berakting tak perduli karena semenit kemudian Kira yang tadinya ingin membuka pintu belakang membatalkan niatnya karena melihat ada Calum disana.

"Kok, lo dibelakang?" tanya Kira selepas ia duduk di kursi navigator. Kepalanya mengarah kebelakang.

"Gapap-"

"Udahlah, biarin aja dia. Lagian, terserah dia juga mau pindah kebelakang." sergah Luke cepat, ia tak suka cara bicara anak desa itu. Terlalu kaku.

"Luke," kata Kira menekan suaranya. Luke menoleh lalu menaikkan alisnya sementara Kira menatapnya dengan arti stop-talking.

"Y-ya, whatever." jawab Luke yang kembali fokus menyetir.

"Oke, guys. Karena kamar tamu cuma ada satu. Jadi nanti, lo berdua bakalan tidur bareng ya." jelas Kira yang mana membuat mereka berdua kaget bukan main.

"APA?!" teriak keduanya.

•••
ME VERI HEPI BEKOS LMS IS BACK, ABJAKQKA LMAO IM SO HAPPY RN

DAN WIW, GUE BESOK LIBUR WUHU💗

lalu kabarnya, calum semakin gondrong ya trs ada kriwil2nya gt HIHI.

udah ah bwl bgt y gwa. tp spertinya gwa ingin double update gUyS hEhE, lov yu ol.

udh ah bacot bgt gua, astaghfirullah:-)

farsya shantiek.

Panti Pijat • cth | ✔Where stories live. Discover now