11. As Sweet As Chocolate

14.4K 1.4K 201
                                    

=Happy Reading=

Wonwoo memasuki rumah orang tua Mingyu dengan bingung. Mingyu baru saja pergi setelah mengantarnya. Meninggalkannya dalam kebingungan karena suasana rumah yang tampak berbeda.

Perasaannya merasa tidak nyaman mendengar bisik-bisik beberapa maid. Bahkan ia tidak menemukan Jinhae di manapun. Biasanya wanita tua itu selalu menyambut kedatangannya. Membuatnya yakin ada sesuatu yang telah terjadi.

"Apa terjadi sesuatu?" tanyanya pada dua maid yang berdiri di depan kamar Jinhae. Bukannya menjawab, mereka justru menunduk dengan wajah sedih.

"Ada apa sebenarnya?" tanyanya penasaran.

Tidak kunjung mendapat jawaban, Wonwoo menerobos keduanya. Namun langkahnya terhenti karena lengannya ditahan.

"Jangan masuk Wonwoo-ya. Kau tidak boleh masuk," ucap salah satu maid yang seusia dengannya.

"Kenapa aku tidak boleh masuk?"

"Itu ... itu ... sebenarnya ...." Ia tampak ragu untuk melanjutkan kalimatnya. Memberi isyarat pada temannya untuk menjawab pertanyaan Wonwoo. Karena tidak sabar, Wonwoo langsung membuka pintu dengan paksa.

"Halmoeni."

Langkah Wonwoo terhenti di depan pintu. Ia tertegun melihat pemandangan di depannya. Jinhae terbaring lemah dengan seorang pria berjas putih berdiri di sisi ranjang. Ia tidak bisa melihat wajahnya karena tertutup masker.

"Tuan muda tidak boleh masuk. Anda bisa terkena panyakit kalau mendekati halmoeni."

"Apa maksud kalian?" tanya Wonwoo terkejut.

Dua maid itu memilih keluar saat pria paruh baya itu mendekat. Berdiri di depannya dan menepuk pundaknya.

"Kau tidak seharusnya masuk ke kamar ini Wonwoo-ya." Wonwoo terdiam. Kini ia tahu pria di depannya adalah dokter pribadi keluarga Kim. Suara dibalik masker itu sangat ia kenali.

"Kau juga tidak boleh mendekati Jinhae-ssi." Alis Wonwoo saling bertaut. Penuturan sang dokter membuatnya bingung.

"Maksud uisa-nim?"

"Jinhae-ssi mengidap penyakit menular yang sangat mematikan," ucap sang dokter yang membuat mata Wonwoo membola. Pandangannya langsung teralihkan pada Jinhae. Wanita tua itu hanya terbaring lemah dengan wajah tampak memucat.

"P-Penyakit menular?" monolognya yang diiyakan dokter di depannya.

"Uisa berada di sini untuk menyembuhkan halmoeni kan?" tanya Wonwoo penuh harap. Namun yang ia dapatkan hanya gelengan dengan hembusan nafas frustasi.

"Kami tidak yakin bisa menyembuhkannya. Penyakit yang diderita Jinhae-ssi adalah penyakit langka. Jadi untuk saat ini, jangan dekati Jinhae-ssi agar tidak tertular. Karena penularannya mudah menyebar melalui udara dan sangat fatal untuk keselamatan orang yang tertular."

Wonwoo tidak mampu melanjutkan kalimatnya. Hanya terdiam meresapi ucapan sang dokter. Tanpa dijelaskan lebih, ia tahu resiko jika tetap berada di dekat Jinhae.

"Jadi untuk alasan ini kalian hanya berdiri di luar?" Dua maid itu kembali menundukkan kepalanya. Tidak berani sekedar menatap mata Wonwoo apalagi menjawab pertanyaannya.

"Jadi untuk sementara keluar dari kamar ini Wonwoo-ya. Kau harus pikirkan kesehatanmu. Jangan sampai kau sampai tertular penyakit mematikan ini."

Pemuda manis itu mematung di tempatnya. Hanya terdiam memandangi seorang wanita tua yang hanya mampu berbaring. Dan dengan perlahan, Wonwoo langsung memundurkan langkahnya. Berbalik dan meninggalkan kamar Jinhae.

The WinnerOnde as histórias ganham vida. Descobre agora