4. Just Call My Name

10.8K 1.3K 89
                                    

Mata sipit Wonwoo mulai terasa berat. Ia berulang kali menggelengkan kepalanya untuk mengusir rasa kantuk. Acara tv yang ia tonton belum selesai. Terasa sayang kalau di lewatkan. Tapi sepertinya matanya tidak bisa di ajak bertahan lebih lama lagi.

Jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh malam. Biasanya Wonwoo tahan tidak tidur sampai dini hari. Karena selalu saja ada pekerjaan dadakan meski itu tengah malam. Seperti malam sebelumnya, Wonwoo tidur di sofa. Ia menepuk-nepuk bantal yang sudah ia siapkan sedari tadi.

"Kau tidurlah di kamar! Aku tidak ingin dipukul Halmonie lagi."

Belum sempat Wonwoo mendaratkan kepalanya pada bantal, Mingyu sudah menginteruksinya. dengan mata setengah terpejam, Wonwoo mengambil bantalnya. Memeluknya dan membawanya ke kamar.

Tanpa bertanya tidur di sebelah mana, Wonwoo langsung merebahkan tubuhnya. Ia tidur membelakangi Mingyu. Lebih tepatnya tidur menghadap lemari. Sedangkan Mingyu menyusul tidur di sisi lainnya.

Mereka sama-sama tidur membelakangi. Mingyu mengangkat sedikit kepalanya dan menoleh ke arah Wonwoo. Ia mengerutkan keningnya. Namun kembali rebahan. Baru beberapa detik, ia sudah mengangkat kepalanya lagi dan menghadap Wonwoo.

"Kau tidak ingin membuat perjanjian?" tanya Mingyu. Sesuai dugaannya, wonwoo belum benar-benar terlelap. Ia menghadap Mingyu dengan malas.

"Apa maksudmu?" tanyanya.

"Kau tidak ingin membuat kontrak atau semacamnya? Misalnya batas tempat tidur kita?" tanya Mingyu.

Biasanya kalau orang yang menikah seperti mereka, akan ada salah satu pihak yang membuat perjanjian. Takut disentuh atau semacamnya. Tapi Wonwoo berbeda. Ia justru terlihat santai saja. Bahkan sama sekali tidak ada ancaman untuknya. Atau larangan untuk menyentuh.

"Kau tenang saja. Aku tidak akan melakukan sesuatu padamu malam ini. Aku sedang tidak ingin," jawab Wonwoo santai.

"M-Mwo?" Mata Mingyu langsung terbelalak. Tidak menyangka justru kalimat seperti itu yang keluar dari bibir Wonwoo.

"Jadi kau tidurlah. Aku tidak akan melakukannya padamu," terang Wonwoo sekali lagi.

"Tidak melakukan sesuatu padaku?" tanya Mingyu dengan wajah horrornya.

"Kenapa? Kau berharap aku melakukan sesuatu padamu? Sayang sekali aku sedang tidak ingin. Kapan-kapan saja." Wonwoo menjawab tanpa menatap Mingyu. Ia sudah kembali pada posisi semula. Tidur membelakangi Mingyu.

"Yak, apa yang kau bicarakan? Kenapa kau berbicara seolah-olah aku yang berada di bawah hah?" teriak Mingyu tidak terima. Ia merasa dilecehkan dengan kalimat Wonwoo. Dilihat dari segi manapun, Mingyu yang terlihat mendominasi.

"Ck, kau berisik sekali. Kau diamlah! Ini sudah malam. Aku mengantuk," tegur Wonwoo yang membuat Mingyu ingin menjatuhkan rahangnya.

"Kau meremahkanku huh? Kita lihat saja nanti," batin Mingyu sambil merubah posisinya. Tidur membelakangi Wonwoo. Menarik selimut sebatas dada dan mulai memejamkan mata.

#-#-#

"KIM MINGYUUUU."

Dua makhluk yang tengah terlelap langsung terlonjak. Mata setengah mengantuk milik mereka terarah ke pintu. Wonwoo mengucek matanya saat melihat nenek dan ibu mertuanya sudah berada di depan pintu kamar mereka. Berbeda dengan Mingyu yang sudah memasang wajah horror.

"Kau tidur nyenyak dengan selimut tebal sedangkan kau biarkan istrimu tidur tanpa selimut?" tanya Jinhae sambil memasang wajah garangnya.

Mingyu langsung menoleh ke arah Wonwoo. Memang benar pemuda manis itu tidak mengenakan selimut. Tubuh kurusnya hanya di balut piyama berwarna kuning. Dan Mingyu baru sadar kalau Wonwoo memakai piyama dengan motif lucu.

The WinnerWhere stories live. Discover now