9. Let's Bet!

15K 1.4K 199
                                    

Seorang pemuda tampan asal China berlari di lobi kantor. Berulang kali mengecek jam dan berdecak kesal. Seharusnya, ia masih berada di rumah menikmati sarapan paginya. Tapi kali ini ia harus berlarian untuk bertemu dengan sahabat sekaligus atasannya.

"Kim Mingyu sialan! Dia benar-benar berniat menyusahkanku hari ini," makinya dalam hati.

Setelah menaiki lift dan kembali berlari, Jun sampai di ruangan yang dituju. Ia menetralkan nafasnya sebelum memasuki ruangan di depannya. Setelah memastikan penampilannya rapi seperti biasa, ia masuk tanpa mengetuk pintu.

"Selamat pagi Sajangnim. Ada apa Anda meminta saya untuk menemui Anda sepagi ini?" tanya Jun sopan.

Mingyu melipat koran dan meletakkannya di meja. Memutar posisi duduknya hingga berhadapan dengan Jun .

"Untuk tugas penting. Dan ini sangat penting," ucap Mingyu santai.

"Apa yang harus saya lakukan, Sajangnim?" tanya Jun sekali lagi.

"Tugas penting tapi tidak susah. Kau hanya perlu menggoda Wonwoo."

"HAH!"

Jun langsung berteriak kaget. Melupakan bagaimana etika seorang bawahan di depan atasannya. Jantungnya hampir melompat karena sebuah kalimat meski diucapkan dengan begitu santainya.

"Menggoga? Menggoda Wonwoo? Kau gila?" teriak Jun tidak terima. Ia benar-benar sudah menanggalkan sopan santun yang sedari tadi ia tunjukkan. Yang ada, ia ingin membenturkan kepala Mingyu ke meja.

"Aku tidak gila. Dan itu tugasmu," jawabnya yang lagi-lagi dengan begitu santainya. Seolah-olah, Mingyu tidak paham apa yang baru saja diucapkan.

"Aku tidak mau! Kali ini aku menolak." Bukan tanpa alasan Jun menolak. Ia masih memiliki akal dan pikiran yang sehat. Wonwoo itu jelas-jelas adalah pasangan sah seorang Kim Mingyu. Dan ia sama sekali tidak tertarik menggoda milik orang lain.

"Tapi sayangnya kau harus menerimanya Wen Junhui. Ini tugas dari atasanmu. Dan kau harus mengerjakannya mau tidak mau. Kau tenang saja, aku akan memberikan bonus yang besar untukmu setelah ini."

Jun menggeram di tempatnya. Ia tidak tahu apa yang salah dengan sahabatnya. Kalau tugas itu berhubungan dengan perusahaan, ia akan mengerjakannya tanpa penolakan. Tapi kali ini berbeda. Dan ia tidak yakin Mingyu membawa hati dan pikirannya pagi ini.

"Kau benar-benar gila," desis Jun.

"Kau harus menemuinya di apartemen kami. Dan setelah itu, yang kau lakukan adalah menunjukkan kemampuan aktingmu. Kau harus menunjukkan pesonamu padanya. Goda dia bagaimanapun caranya. Dan ini fotonya dan alamat apartemen kami."

Kepala Jun terasa pening seketika. Ia sampai kehilangan kata-kata karena kegilaan Mingyu. Yang ia lakukan hanya terbengong memendangi foto Wonwoo. Pemuda itu tengah tersenyum menghadap kamera begitu manisnya. Dan Jun tidak akan bertanya dari mana Mingyu mendapatkan fotonya.

"Kenapa harus aku?" tanya Jun lirih. Ia masih dalam keadaan shock.

"Aku tidak ingin mengatakannya, tapi harus ku katakan kalau kau itu tampan. Dan kau bisa membawa mobil yang manapun. Kau bisa mengklaim beberapa perusahaan adalah milikmu. Jadi, dengan ketampanan dan kekayaan yang kau tunjukkan, mungkin Wonwoo akan tergoda. Apalagi aku tahu bagaimana sifatmu saat sudah mulai menunjukkan sifat cassanova-mu."

Biasanya, Jun sangat senang disebut tampan, tapi tidak dengan kali ini. Ia menyesal memiliki wajah tampan dan sempurna kalau harus berakhir menjadi penggoda.

"Kau tahu aku sudah berubah semenjak bertemu dengan Minghao. Dan aku bisa dibanting Minghao kalau dia sampai tahu ini," ucap Jun frustasi. Membayangkan Minghao murka dan mengeluarkan jurus karatenya saja membuatnya bergidik.

The WinnerWhere stories live. Discover now