1

21.2K 1.6K 296
                                    

***

ADA beberapa poin penting di sini yang membuat aku tidak bisa berhenti menggigiti bibir bawahku gugup.

Pertama, orang itu ternyata seorang pria yang sial sungguh sangat tampan. Kedua, kenapa sedari tadi kedua oniks itu terasa sangat mengintimidasi? Ini membuat aku seolah-olah sedang duduk di kursi panas. Ketiga, apakah dia tahu siapa aku sebenarnya? Jika ya, maka bisa dipastikan pria itu berpikir bahwa aku adalah model nakal yang sedang kabur dari kejaran paparazzi gila.

Pria itu berdeham. "Kurasa kita tidak bisa terus berdiam diri benar? Mari kuperjelas Nona, kita sepertinya memiliki jadwal yang sama untuk menempati villa ini." katanya dengan kedua mata yang tak berhenti terfokus padaku, itu tepat padaku yang duduk di seberang sofa. Mungkin baginya menyenangkan melihat gadis idiot sepertiku berkali-kali mengubah posisi duduk karena gugup. Sedangkan Sakura kecil dalam diriku bersalto ria, dia terlihat senang melihat diriku yang asli sedang dilanda badai.

"Uh... ya," jawabku. "Saya tidak tahu bahwa villa ini ternyata telah dipesan oleh seseorang, pemiliknya hanya bilang bahwa anda akan menempatinya pada beberapa waktu ke depan. Tapi ternyata jadwal anda dipercepat... jadi, saya."

"Tidak perlu terlalu formal," potong pria itu cepat. Dia mengubah posisi duduknya menjadi setengah bungkuk, dengan kedua siku yang bertumpu pada paha, membuat kemeja yang menempel di tubuhnya semakin mencetak jelas otot-otot di sana. Pemandangan panas bagiku yang saat ini hanya bisa menelan ludah. "Panggil aku Sasuke dan aku akan memanggilmu sebaliknya. Kita teman, okay? Siapa namamu?"

Aku mengigit bibir semakin keras, pria itu tidak tahu siapa yang sedang duduk di hadapannya, itu bagus. Oh bukan berarti aku tidak mau pekerjaanku terekspos, hanya saja, tidak jika pria bernama Sasuke ini tahu, seorang model majalah dewasa yang ternyata sangat polos dalam hal dewasa, itu lucu. Jangan sampai aku mempermalukan diriku sendiri di hadapan pria dengan segala aura sensualnya ini.

Pria itu memiliki leher yang kuat juga bahu yang kekar. Setiap kali pria itu menggerakkan sedikit tubuhnya, maka otot yang berada di sekitar lengan atasnya akan bergerak erotis, itu membuat aku semakin merapatkan kedua kakiku gelisah. Ada apa ini? Sebelumnya aku tidak pernah merasakan panas tubuhku meningkat sedrastis ini. Dan yang paling kusukai adalah tangan pria itu, terlihat sangat kuat, telapak tangannya besar dengan jari-jari yang panjang, putih bersih seolah sengaja dirawat. Degup jantungku berpacu dengan cepat, sial, sejak kapan aku senang memperhatikan seseorang hingga sedemikian detailnya? "Sakura."

Sasuke tersenyum. "Baiklah, Sakura. Jadi bagaimana pendapatmu sekarang? Aku seperti sedang mewawancaraimu jika hanya terus bertanya dan kau menjawab." ucapnya diakhiri kekehan kecil. Manis.

Aku berubah posisi duduk, lagi, menjadi sesantai mungkin. "Aku mengerti," balasku singkat, kemudian berdeham kecil. "Aku tahu, maksudku kita sama-sama berharap bisa menempati villa ini sesuai perjanjian bukan? Kau yang baru saja sampai, dan aku yang baru saja selesai berbenah. Kita sama-sama tidak ingin meninggalkan villa, kuanggap begitu, jadi..." Aku menghirup udara sejenak, lalu menghembuskannya secara perlahan. "...kuharap kita bisa berbagi, berbagi wilayah maksudku. Karena villa ini untungnya memiliki lebih dari satu kamar, aku menempati kamar di lantai dua, sepuluh langkah ke kiri dari tangga, selebihnya kau bebas memilih. Deal?"

Sasuke menyeringai diam-diam. Entah apa yang ada dalam pikirannya, namun Sakura kecil saat ini sedang berpesta seolah memenangkan jackpot. "Deal. Tapi bagaimana denganmu? Apa kau yakin akan tinggal sementara waktu dengan seorang pria asing yang baru saja kau temui? Maksudku, aku ini seorang pria normal." katanya setengah menggodaku, dia tahu cara membuat organ dalamku yaitu jantung semakin bergerak menggila.

Dangerous ManTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon