Aku lagi-lagi menelan ludah gugup. "Ya... setidaknya besok orang suruhanku akan datang ke sini untuk membantuku mengurus kebutuhan villa, jadi kita tidak hanya berdua. Lagi pula aku mempunyai serbuk cabai jika kau memang berniat macam-macam." balasku berusaha datar.

Pria itu mengangguk singkat. "Yeah, itu bagus," Sasuke tertawa kecil, kemudian berdiri dari duduknya. "Aku akan memilih kamar di lantai bawah, jika kau membutuhkan bantuan atau semacamnya, jangan ragu untuk memanggilku, Sakura."

Aku membalasnya hanya dengan senyuman canggung, menatap kepergian pria maskulin tersebut dalam diam. Punggungnya tegap dengan pinggul yang ramping, aku lagi-lagi menelan ludah sehingga mulutku terasa kering. Kenapa ini? Aku seperti gadis remaja yang baru saja melihat idolanya, memalukan. Pesona pria itu terpancar dengan sangat jelas, aura sensual yang tinggi serta tatapan mata yang mengintimidasi itu sanggup membuat jiwaku bergetar. Kemeja putih yang dikenakannya terlihat pas di tubuhnya yang kekar, membentuk sempurna setiap lekukan otot kuat yang dimilikinya.

Dan caranya menyebutkan suku namaku tadi terdengar sangat seksi. Banyak orang yang pernah menyebut namaku, tapi tidak seseksi saat Sasuke yang menyebutnya. Dia... oh Tuhanku.

Aku berdiri dan menyentuh keningku seraya berjalan menuju pantry untuk melanjutkan kegiatan yang tertunda. Ini gila, kenapa ada pria seperti Sasuke di dunia ini? Lengan kemeja yang digulung hingga siku membuat aku bisa melihat dengan sangat jelas bagaimana kuatnya lengan itu, seolah bisa mengangkat berat tubuhku walau hanya dengan salah satu tangan. Jari jemarinya yang panjang, bagaimana jika menari-nari di atas kulitku? Aku bergidik, kemudian mengigit bibir lagi.

***

Bagus, aku bangun terlambat, bangun pada pukul tujuh pagi termasuk jam telat bagiku yang selalu bangun dan terjaga sejak pukul lima. Rambut merah mudaku terlihat segar, entahlah, kurasa wajahku sekarang sedikit merona pada pagi ini, memikirkan bahwa aku tinggal satu atap berdua dengan seorang pria adalah hal yang mendebarkan bagiku, ini pertama kali untukku delain dengan Sasori, tentu saja. Aku turun dari lantai atas dengan mengenakan baju santai, blus tanpa lengan berwarna biru langit bercorak bunga tulip, dengan celana kain setengah betis berwarna putih yang bagian sampingnya sedikit sobek ke atas, dan jangan lupakan sebuah novel di tangan kananku.

Irina bilang bahwa Chiyo sudah berangkat sekitar pukul setengah tujuh pagi tadi, dan kemungkinan sampai pada pukul setengah sembilan. Aku menaruh novelnya di atas meja pantry, dan seketika mengerjap bingung saat melihat sepotong sandwich dan segelas susu putih di sana. Sasuke sudah bangun? Apakah pria itu meninggalkan sarapan paginya di sini? Atau... untukku?

Aku menggeleng, tidak mungkin bukan? Pria itu pasti tidak sengaja meninggalkan sarapannya atau tidak menghabiskannya. Tapi sayang jika sandwich ini dibuang sia-sia. Aku berjalan menuju halaman belakang saat mendengar sebuah suara dari sana, mungkin Sasuke di sana. Benar dugaanku, Sasuke di sana sedang melakukan olahraga lari pagi, pria itu berlari mengelilingi halaman belakang yang luas. Tanpa sadar aku terdiam.

Helaian rambut raven dengan model unik itu berkibar tertiup angin pagi, wajah tampannya terlihat semakin tampan dengan ekspresi serius seperti sekarang ini. Sasuke mengenakan hoodie berwarna biru tua dengan celana kain panjang berwarna hitam dengan satu garis putih di bagian samping. Aku bersandar pada pintu kaca di sampingku, menikmati pemandangan indah yang tersedia di depan mata. Aku kembali mengigit bibir bagian bawah pelan saat tatapanku terjatuh pada bibir pria itu, bentuknya tidak terlalu tebal, juga tidak terlalu tipis, bentuk yang sangat mengundang otak-otak nakal berpikir untuk melumatnya.

Apa itu berarti aku sekarang berubah menjadi gadis dengan segudang pikiran nakal? Great.

Sasuke terlihat menarik napas pelan, lalu mengembuskannya ke udara. Dia mengusap keningnya yang mengeluarkan keringat halus, kemudian mendekat ke arah meja taman yang memiliki atap berbentuk payung. Tanpa kuduga, dia menoleh ke arahku, sial sial sial!

Dangerous ManWhere stories live. Discover now