***

Genta berkali-kali berdecak kesal ketika tidur nya terusik, senggolan demi senggolan di lengan nya mau tidak mau membuat laki-laki itu membuka mata nya.

Dia menoleh ke arah Yogi yang merupakan chairmate nya di kelas. "Diem napa, ngantuk gue," kesal nya dengan mata yang nampak memerah menandakan jika laki-laki itu benar benar masih ngantuk berat dan tidak ingin di ganggu.

Yogi menunjuk ke arah papan tulis dengan dagu nya seolah-olah memberi Genta isyarat untuk mengikuti arah pandangan nya.

"Lihat ke depan," suruh nya.

Genta memutar bola mata malas, namun tak ayal laki-laki itu mengikuti arah yang di tunjuk Yogi, dengan refleks laki-laki itu menegakan posisi duduk nya ketika sorot mata galak pak Beni menatap ke arah tempat duduk nya. Pria itu menepuk-nepukkan penggaris panjang yang di pegangnya, seakan-akan siap memukul siapapun yang tidak mentaati aturan di saat jam mata pelajaran nya masih berlangsung di kelas. Guru mata pelajaran matematika itu paling tidak suka melihat siswa dan siswinya tertidur pada saat jam pelajaran nya masih berlangsung. Apa pun alasannya. Pak Beni juga merupakan salah satu guru yang paling ter- killer di sekolah.

Dan perasaan Genta semakin tidak enak saat pria berkacamata tebal itu melangkah mendekati bangkunya, dengan marah pak Beni menggebrak meja Genta dengan penggaris kayu panjang yang di pegang nya membuat Yogi dan Genta menatap guru itu dengan ciut.

Mereka bukan lah type siswa yang pembangkang terhadap guru, apa lagi terhadap pak Beni yang di kenal killer itu.

"Gini kerjaan anggota osis saat di kelas? kamu tau ini contoh yang tidak baik yang kamu tunjukan terhadap teman-teman sekelas mu," suara berat pak Beni membentak Genta dengan tampang sangarnya.

Genta tersenyum kikuk seraya menggaruk-garuk tengkuk nya yang tidak gatal sama sekali, tamat lah sudah riwayat nya jika harus berurusan dengan pak Beni. Bisa-bisa nama baiknya sebagai salah satu anggota osis tercemar jelek jika pak Beni benar-benar akan menghukumnya dengan hukuman yang klise yaitu membersihkan toilet sekolah.

Tapi bukan nya itu bagus? dengan begitu dia mungkin saja di keluarkan dari kepengurusan osis dan terbebas dari kegiatan yang sangat tidak di sukai nya itu, tapi jika di hukum dengan cara seperti itu Genta juga tidak mau. Masa iyah cowok se-cool diri nya harus membersihkan toilet sekolah, itu sih nama nya pencemaran nama baik.

"Eumm maaf saya-"

"SAYA TIDAK MENERIMA ALASAN APA PUN GENTA." potong pak Beni cepat sebelum Genta melanjutkan satu-persatu kalimat yang akan di susun nya menjadi sebuah alasan. Dan pak Beni bukan lah type guru yang mudah di bodohi apa lagi dengan alasan klise yang biasa siswa dan siswi ucap kan pada nya.

Genta lagi-lagi hanya menggaruk-garuk tengkuk nya tak karuan. Sial!. Seperti nya hari ini benar-benar bukan hari keberuntungan nya.

"Keluar! Dan saya pikir kamu sudah tau apa hukuman kamu!" perintah pak Beni tegas.

Genta menelan saliva nya dengan pandangan tak percaya. Yang dia tau dari pengalaman Yogi saat mendapat hukuman dari pak Beni adalah membersih kan toilet-toilet sekolah. Mulai dari toilet guru, toilet ips hingga toilet ipa, tidak dia rasa hari ini harga diri nya akan berjatuhan dan image nya sebagai cowok most wanted di sekolah akan tercemar karena hukuman tidak elit seperti ini.

"Pak tapi-"

"SEKARANG, " sela pak Beni tak terbantah kan.

Genta menghela nafas kesal, laki-laki itu melirik Yogi yang duduk di sebelahnya chairmate nya itu sudah memasang senyum mengejek mengenal kan nya.

"Semangat ya, Ta." ucap nya sambil mengepal kan tangan nya di udara.

Genta mendengus. "Awas lo! " kesal nya.

Mau tidak mau Genta akhir nya berdiri dan melangkah keluar dari kelas, sebelum itu ia sempat mendengar tawa teman-teman sekelas nya yang berbisik bisik dan menertawai nya.

Sial! Genta merasa hari ini seperti mimipi buruk bagi nya.

***

Berkali-kali Genta mengumpat dan bergerutu kecil, laki-laki itu mengepel lantai toilet yang terletak di ujung kelas Ips. Beruntung sekali ini masih jam pelajaran, sehingga tidak banyak siswa dan siswi yang berlalu lalang di sekitar sini. Genta melihat simbol yang tertera di pintu masuk toilet.

"Ck, Toilet cewek. Gue musti buru-buru selesain nih kalo sampe ada cewek yang liat gue seperti ini, hancur lah sudah harga diri gue." gumam nya. Laki-laki itu mempercepat gerakan mengepel lantai nya, berniat agar pekerjaan nya cepat selesai.

Bersamaan dengan suara decitan pintu dari salah satu bilik toilet yang terbuka, Genta mendongak dan bersamaan dengan itu pula tatapan matanya bersiborok dengan tatapan mata siswi ber-lensa biru yang menempel indah di mata nya.

"Barbie idiot. "

Bersambung...

Senin, 5 Juni.

Feeling✔Where stories live. Discover now