Relationship 3 : Ide Gila

1.9K 112 6
                                    

Play music : Maroon 5 - Girls like you

***

SEORANG gadis berambut cokelat dengan warna mata senada itu terlihat duduk di dalam mobil sambil menggigiti jarinya dengan cemas. Keringatnya bercucuran deras, padahal ac mobil tidak mati. Badannya lemas mengingat sekarang jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat lima belas.

"Makanya Nay, jangan marathon drakor terus." Keano tertawa kecil melihat muka adiknya sengsara.

"Bang Ke diem aja deh."  Kanaya sengaja menekan kata Bang Ke karena kakaknya yang satu itu tidak mengerti kondisi dan terus-menerus menertawakannya dan hal itu sukses membuat Kanaya kesal setengah mati!

Kanaya menarik napas kemudian menghembuskannya. Dia melakukan hal itu berulang kali untuk menetralkan detak jantungnya. Dia takut setibanya di sekolah langsung bertemu dengan guru BK yang dengar-dengar sangat killer. Membayangkannya saja Kanaya sudah ngeri.

"Santuy Nay, kalau lo dilabrak guru bk, gue mundur paling belakang." Keano tertawa lagi dengan nada menggoda yang tentunya berhasil membuat Kanaya menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Sialan lo, Bang!" Kanaya mendengus kesal.

Kanaya memutuskan untuk menoleh ke arah kaca jendela. Dia melihat hiruk pikuk ibu kota. Kemacetan yang selalu ada dan menciptakan rutinitas tetap untuk kota metropolitan ini. Namun kali ini Kanaya merutukinya, sebab semakin siang, mobilnya semakin tidak bisa bergerak dan terjebak.

Dua puluh menit kemudian mobil Kanaya berhenti di depan gerbang SMA Taruna. Kanaya menghembuskan napasnya sekali lagi.

"Bang gue duluan." Kanaya langsung menutup pintu tanpa mendengar jawaban dari Keano.

Gerbang sekolah memang masih terbuka sedikit, hal itu karena hari ini adalah hari pertama yang berarti hukuman untuk siswa-siswi yang telat diberikan oleh guru yang mengajar di kelas bukan dari guru BK yang piket hari ini.

Kanaya baru saja mengetahui hal itu dari salah satu kakak OSIS yang berlalu lalang di lapangan karena sedang membersihkan lapangan sekolah yang kemarin dipakai untuk acara penutupan mos.

"Dewi Fortuna emang lagi baik sama gue." Kanaya berkali-kali berucap syukur setelah senyumnya sempat luntur mengingat sekarang sudah pukul 07:40.

Kemudian Kanaya berlari menuju kelas setelah melihat di mading bahwa dia masuk ke kelas X Ipa 3. Dengan ragu, ia mengetuk pintu kelas. Suara yang menyuruhnya masuk membuat ia membuka pintu lalu melangkah malu-malu.

Padahal ini adalah hari pertama pelajaran dimulai setelah MOS usai. Namun kesan pertama yang akan Kanaya berikan sangat buruk. Jantungnya sudah berdetak tak karuan melihat tatapan sangar dari guru yang  tak ia ketahui namanya. Keringat menetes penuh di pelipisnya dan sekarang tangannya berubah sedingin es mengingat bagaimana ia sangat gugup sekarang.

"Kenapa baru datang?" Pertanyaan dari guru itu membuat Kanaya lagi-lagi mengigit bibirnya.

"Ee.. anu, kesiangan, Bu." Kanaya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Melihat tatapan guru itu sedikit melunak, Kanaya sedikit tenang.

"Karena ini hari pertama, saya maklumi kamu. Tapi kalau besok-besok ada yang terlambat di kelas saya, mending tidak usah masuk sekalian!" Gertak guru itu. "Yasudah kamu boleh duduk di tempat yang masih kosong."

Lega sudah, sebelum Kanaya mencari bangku kosong, ia sempat melirik nametag guru itu, namanya adalah Bu Asih. Guru berperawakan kurus, dengan sedikit kerutan di mukanya, mungkin umur Bu Asih masih memasuki kepala tiga.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 10, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RelationshipWhere stories live. Discover now