Relationship : Prolog

7.2K 225 133
                                    

Play music : Alan Walker - Lily

***

JIKA diibaratkan, Kanaya adalah jiwa yang mengendalikan asanya. Sedangkan Asa, ia akan menjadi raga yang bisa melindungi jiwanya. Jika Kanaya adalah melodi, Asa akan menjadi irama yang selalu mengiringi melodi supaya tercipta harmoni.

Jika Kanaya itu luka, maka Asa adalah obatnya. Mereka berdua sangat berbeda. Kanaya suka hujan, Asa adalah kebalikan. Mereka punya satu kesamaan, yaitu perasaan. Perasaan yang membuat dunia mereka menjadi ramai, penuh dengan canda dan tawa bahagia.

Ini tentang Kanaya dan Asa, dua orang berbeda yang dipertemukan bukan dengan kebetulan. Melainkan karena takdir ingin mereka berdua hadir untuk saling melengkapi.

Seperti malam ini, saat Kanaya sedang berjalan dengan membawa kresek berisi bubur ayamnya. Beberapa orang dengan tatapan bringas, penampilan preman, dan botol minuman di tangan mereka, menghampiri Kanaya.

"Neng, mau kemana malem-malem begini?" Bukan nada ramah yang terdengar, namun nada seperti meremehkan.

Kanaya diam, dia sadar bukan apa-apa jika dibandingkan empat preman di depannya.

"Pulang bareng abang yuk neng!" Salah satu yang paling menatap Kanaya dengan tatapan mesum berani mencolek dagu Kanaya. Yang langsung ditepis oleh sang empunya.

Kanaya bergegas melewati empat preman itu, jalannya cepat bahkan hampir seperti berlari. Mereka tidak tinggal diam dan langsung menatap dengan nyalang, aura menegangkan terasa menusuk.

"Dibaikin malah jutek." Preman yang terlihat seperti bos, langsung mengisyaratkan dua orang preman yang lain untuk memegang tangan Kanaya.

Kanaya meronta, dadanya sesak. Kali ini dia menyesal tidak mendengar perkataan abangnya yang melarang Kanaya membeli bubur malam-malam dengan jalan kaki.

Abang, maafin gue.

Bos preman itu mulai mendekat ke arah Kanaya, dia berpikir untuk mencium Kanaya terlebih dahulu, lalu membawanya ke markas.

"LEPAS!" Tenggorokan Kanaya tercekat. "TOLONG! SIAPAPUN TOLONGIN GUE." Kanaya berteriak, teriakannya terdengar melengking keras di jalanan sepi malam itu.

Saat Kanaya berpikir tidak ada harapan lagi, saat buliran kristal perlahan membasahi pipinya, suara motor terdengar memekakkan telinga. Kanaya terpaku saat cowok itu langsung menarik tangannya dan dengan tatapan datar dia berkata, "Jangan ganggu dia lagi. Dia cewek gue." Hanya satu kalimat yang dia lontarkan dan langsung berhasil membuat keempat preman itu pergi dengan takut.

"Maaf Ian, kita nggak tau kalau dia cewek lo. Kita janji nggak bakal ganggu dia lagi." Bos preman itu meminta maaf, mewakili anak buahnya. Dan setelah itu, dia langsung lari menjauh.

"Gue bener-bener berterimakasih sama lo. Kalau lo nggak ada, gue nggak tau lagi nasib gue kayak gimana." Kanaya menatap cowok yang dipanggil Ian itu dengan tatapan tulus.

"Udah nggak papa, santai aja. Soal gue nyebut lo cewek gue, sori ya."

***

Novian Asa Nugraha.

Kanaya Justice

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kanaya Justice.

A/N : Ini adalah Relationship New Version

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

A/N : Ini adalah Relationship New Version. Karena aku ngerevisi ulang cerita ini lagi, hehe. Jangan lupa setelah baca vote dan komen ya!

RelationshipWhere stories live. Discover now