Part 5

2.1K 321 44
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

Part 5

"Selamat siang paman" kata pria itu, mengulurkan tangannya sembari tersenyum cerah, "senang rasanya bisa datang ke kediaman paman seperti ini."

"Aku juga merasa senang bertemu dengan mu seperti ini In-guk-ah. Sudah lama aku ingin mengundangmu datang" balas tuan Bae sembari membalas uluran tangan pria yang bernama lengkap Seo In-guk tersebut. "Ini putri kesayanganku, Bae Suzy" kenalnya lagi sembari memandang sekilas Suzy yang memang menyambut tamunya di depan pintu besar rumah mereka. Suzy membungkukkan badan dan memaksakan senyum.

Entah apa yang merasukinya sehingga menjadi tenang setelah ayahnya mendatangi kamarnya tadi. Dia menenangkan diri beberapa saat sebelum kemudian berjalan menuju kamar mandi. Membersihkan diri kemudian bersiap-siap menyambut tamu yang ayahnya katakan. Orang-orang mengatakan bahwa orang tua tidak pernah menang melawan anak mereka, tapi tampaknya hal tersebut tidak berlaku di sini, karena Suzy sudah kalah, ia mengaku kalah terhadap ayahnya.

"Senang bertemu denganmu Suzy" In-guk balas membungkuk

"Bagaimana kabarmu Jin Hye-ah? Maaf membuatmu harus datang sejauh ini" tuan Bae kembali memonopoli pembicaraan. Pria itu menunduk dan meremas tangan seorang wanita yang sedang duduk di kursi roda, dengan ekor matanya Suzy melirik sekilas wanita yang ayahnya panggil dengan nama Jin Hye. Wanita berkursi roda itu terlihat lemah dan pucat, tapi masih tetap cantik.

"Sapalah Suzy. Ini calon ibu mertuamu, ibu In-guk ―Seo Jin Hye" Suzy kembali membungkuk hormat, ia melampirkan senyum yang lebih tulus dari sebelumnya, mungkin karena merasa sedikit iba pada wanita berkursi roda yang terlihat sakit di usia tua tersebut.

"Aigoo~ akhirnya aku bisa bertemu langsung dengan anak Ji Hyo. Kau begitu cantik nak" Suzy ikut merendahkan tubuhnya ketika ia melihat tangan nyonya Seo yang bergerak seperti ingin memeluknya.

Dan benar saja, tubuh Suzy baru saja direngkuh wanita itu. "Aku masih mengingat ibumu dengan sangat jelas dalam ingatanku walaupun dia sudah lama meninggalkan kita" Suzy menelan salivanya, ia seperti ingin menangis mendengar perkataan nyonya Seo. Kenapa dia semakin sensitive saja akhir-akhir ini, seperti bukan dirinya.

"Mari kita masuk, tidak baik berbicara di depan pintu seperti ini" ujar tuan Bae tepat setelah pelukan Suzy dan nyonya Seo terlepas. Tuan Bae tersenyum tipis melihat bertapa patuhnya Suzy, dia sempat khawatir Suzy akan mengacaukan acara makan siang ini dan mempermalukan dirinya. Tapi, tampaknya dia tidak perlu khawatir akan hal tersebut.

Meja makan keluarga Bae sudah penuh dengan berbagai macam makanan khas Korea, meja panjang yang biasanya hanya digunakan oleh Suzy dan ayahnya kini sudah benar-benar terpenuhi oleh makanan. Ayahnya dan nyonya Seo duduk di hadapannya, sedangkan di sisi kanannya duduk seorang pria yang baru jasa ia ketahui namanya ―Seo In-guk.

Wanita itu tidak banyak bicara, dia hanya sesekali menjawab pertanyaan yang ditanyakan padanya. Selebihnya, ia hanya makan dan makan. Dalam hatinya ia berharap acara makan siang ini akan cepat berlalu, ia tiba-tiba merasa lelah dan ingin tidur.

***

Pikiran Suzy tentang tidur tampaknya harus ia hapus bersih-bersih dari pikirannya, karena acara makan itu berjalan sangat lama. Tapi kini dia sudah dapat menghembuskan nafas lega karena sudah tidak ada ayahnya ataupun juga nyonya Seo di sekelilingnya. Ia sekarang berada di dalam mobil bersama calon suaminya, sedang dalam perjalanan menuju butik untuk fitting baju pengantin. Baju itu telah di pesan ayahnya dengan tanpa izin darinya beberapa bulan yang lalu, sekarang ini dia datang hanya sekedar untuk mencoba gaun pengantin pilihan ayahnya dan suaminya juga mungkin.

Our Love Story [END]Where stories live. Discover now