Bukannya Clairine gak percaya, cuman yah namanya ngerjain tugas siapa yang tahu sih bakal kelar jam berapa? Kalo serius mungkin cepet. Kalo sambil main-main? Belum lagi kalau susah atau ribet.
"Kak, udah nih," kata salah seorang perwakilan kelompok yang baru saja menyelesaikan permainan sudoku di pos sevel. Clairine segera memeriksa jawaban kelompok sebelum akhirnya menyatakan kelompok itu berhasil. Gadis itu segera memberikan petunjuk mengenai lokasi selanjutnya.
"Jangan lupa makan malam, ya," ujar Clairine ramah.
Clairine melirik jam tangannya kembali. Tak terasa jam hampir menunjukkan pukul setengah 8 malam. Bersamaan dengan itu, kelompok lainnya pun datang menghampiri Clairine. Clairine bisa melihat Grego ada di antara mereka.
"Kalian udah makan malem?" Pertanyaan Clairine dijawab dengan gelengan lesu seluruh anggota kelompok.
"Hmm ini kan udah setengah 8. Coba deh, kalian rundingin dulu mau makan atau main,"
"Main aja. Tanggung ini. Biar dapet poinnya lebih banyak," ujar salah satu dari mereka.
"Aduh gue laper banget tapi. Butuh makan sumpah gak boong," sahut yang lainnya.
"Iya gue juga laper nih. Gapapa lah poin kita juga udah lumayan kan? Daripada sakit gitu. Lagian ini kayaknya mainan mikir. Gabisa mikir gue kalo perut kosong," lanjut seorang gadis yang diikat satu tinggi-tinggi.
"Weh, Dower! Main apa sih?"
"Sudoku! Jir mumet kepala gue hampir sejem nih gue di sini,"
"Yaudah kita makan dulu aja. Pada laper juga kan," putus Grego.
Seluruh anggota kelompok mengangguk setuju dan mulai berjalan mencari makan di warung-warung tenda yang ada di pinggir jalan.
"Lo udah makan?" Tanya Grego pada Clairine.
"Gampang lah itu. Tinggal nyebrang atau ke dalem juga bisa," Clairine nyengir lebar. Gara-gara sedari tadi mikirin nasibnya untuk pulang, Clairine lupa kalau dia belum makan. Gadis itu tiba-tiba saja merasa lapar begitu Grego bertanya barusan.
"Oh, oke," usai berkata demikian, Grego langsung menyusul teman-teman sekelompoknya.
Clairine yang baru saja ingin mengambil dompetnya menghentikan gerakannya begitu melihat kelompok lainnya sudah datang. Yah, makan bisa nanti.
[:]
Persis jam 8 malam, Grego dan kelompoknya kembali ke sevel tempat Clairine berada. Gadis itu nampak sedang sibuk memeriksa pekerjaan kelompok lain bersamaan dengan alarmnya yang berbunyi.
"Teman-teman, sekarang sudah jam 8. Bagi yang belum selesai silahkan dibereskan dan dikembalikan ke aku saja. Teman-teman dipersilahkan untuk kembali ke kampus sekarang ya. Jangan lupa diperhitungkan sisa uangnya dan digunakan sebaik-baiknya. Yuk, yang belum selesai dikumpulin! Kelompoknya Dhira tunggu dulu ya masih aku periksa," ujar Clairine.
Di saat teman-teman sekelompoknya berdiskusi mengenai transportasi untuk pulang, Grego justru melangkahkan kakinya ke arah Clairine. Lelaki itu melihat meja Clairine tak berubah dari sebelumnya. Hanya ditambah beberapa kertas sudoku yang sudah terisi, baik sebagian maupun seluruhnya.
"Lo belom makan?"
"Belom. Abis ini nih. Tanggung,"
Grego berniat masuk ke dalam sevel untuk membelikan Clairine makanan, namun detik berikutnya lelaki itu teringat kalau dompetnya ada di kampus. Selama kegiatan hari ini, setiap kelompok memang hanya diberikan sejumlah uang dan hanya boleh membawa satu buah ponsel saja beserta KTP masing-masing. Uang itu boleh digunakan untuk apapun, termasuk transportasi dan makan malam kelompok.
"Lo ada uang?"
"Buat?"
"Beliin lo makan. Duit gue kan di kampus," Clairine membulatkan mulutnya dan langsung menyerahkan dompetnya begitu saja pada Grego.
Tak lama kemudian, Gregi keluar membawa sekotak makanan yang baru saja dihangatkan.
"Nih, makan!"
"Grego! Ayo! Kita naik busway. Gopay Nina kagak cukup," seru salah seorang teman sekelompoknya.
"Lo pulang sama siapa?" Tanya Grego pada Clairine yang masih membereskan barang-barangnya. Beberapa kelompok tampak sudah meninggalkan area sevel. Kini hanya tersisa 2 kelompok, termasuk kelompok Grego.
"Hmm kalo gak sama Nathan ya sendiri. Tergantung,"
"Nathan?"
"Adek aku, Kak,"
"Kalian duluan aja. Gue balik sama Clairine," ujar Grego pada teman-teman sekelompoknya. Clairine langsung menatap Grego begitu mendengar perkataan lelaki itu. Bukan kenapa, tapi ia agak heran.
"Mana mungkin gue biarin cewek malem-malem nunggu sendirian di luar begini," lagi-lagi jawaban Grego berhasil menjawab pertanyaan Clairine. Ternyata laki-laki di depannya ini tidak begitu buruk. Meski terkesan cuek dan serius, setidaknya masih punya manner lah.
"Udah itu buruan dimakan. Adek lo kapan dateng?"
"Gatau," jawab Clairine lalu menyuap sesendok makanan masuk ke dalan mulutnya. Grego hanya menatapnya dengan kening berkerut.
Apa tadi katanya? Gatau?
"Lo pulang sama dia kan?" Lagi-lagi Clairine hanya mengangguk ditengah-tengah kunyahannya.
"Terus kenapa gatau? Lo belom kasih tau dia buat jemput gitu?"
"Udah, tapi belom tau dia bisa jemput jam berapa. Ada tugas kelompok yang mesti dikumpul malem ini dan pake lembar kontribusi soalnya,"
"Dan lo akan terus nunggu sampe dia jemput?"
"Hmm masih bingung sih. Antara nungguin atau pulang sendiri. Tapi kalau pulang sendiri hmm takut," jawab Clairine dengan suara pelan dan suara sangat pelan pada kalimat terakhirnya.
Grego mengacak-acak rambutnya pelan lalu menghembuskan nafas panjang. Lelaki itu kemudian menunjuk ponsel Clairine yang tiba-tiba menyala tanda ada pesan masuk.
Nathaniel Adrian
Kak, lo sama siapa di situ?
Gue bentar lagi kelar
Mungkin jam 9an nyampe situ
"Bilang ke dia lo pulang sama gue. Kelamaan. Lo balik ke kampus juga kan?" Clairine mengangguk dengan ragu lalu mengetik pesan balasan untuk Nathan.
"Kita pulang naik apa?" Tanya Clairine. Sedetik kemudian, Grego baru sadar ia sedang mengikuti acara TB Senat FK. Dia tidak membawa mobil, uang, maupun ponsel. Yang ada di kantongnya saat ini hanya KTP. Uang kelompoknya tentu tak ada bersamanya.
"Lo.. Ada transportasi online?"
Sudah setengah jam berlalu dan tidak ada satu pun driver yang mengambil pesanan Clairine. Gadis itu mendengus kesal menatap ponselnya.
"Yaudah, kita naik busway aja. Daripada nunggu gak pasti,"
"Tapi aku gatau jalan, Kak,"
"Gue tahu. Tenang aja,"
Dan hari itu, untuk pertama kalinya Clairine pulang berdua bareng cowok selain Nathan dan papa. Iya, ini pertama kalinya. Berdua. Sama cowok asing pula.
Gak deh. Rame-rame. Kan naik busway. Ehe.
[:]
ESTÁS LEYENDO
Èvader
FanfictionEscape, evade; Karena setiap orang selalu berusaha untuk mencari jalan keluar menuju kebebasan dan dari kebebasan
For The First Time
Comenzar desde el principio
