chapter 1

514 10 0
                                    

"Ini bukan akhir dari segalanya,aku dan mom ada disini untukmu. Kita bersama-sama akan menyembuhkan mu,percayalah" Dengan senyum disertai tangisan,Jane mencoba tegar dengan apa yang menimpa adiknya.

"Aku tidak ingin membuat kalian sedih,cukup aku yang merasakan ini" Adel mengucapkan kata yang membuat hati Jane terpukul.

"Jangan seperti itu,kau dan aku bisa melewati ini" ucap Jane dengan sangat tegar.

Apa yang Adel dan Jane rasakan membuat mereka berlarut-larut dalam kesedihan. Dengan mencoba tetap tegar dan mengulur senyum mereka yakin bisa melewati ini. Jane janji akan selalu ada di samping Adel dan akan membuat Adel bahagia,apapun akan ia korbankan demi kebahagiaan sang adik.

Dokter sudah memfonis bahwa Adel mengidap kanker otak. Jane dengan segala permohonan,memohon agar ada cara untuk menyembuhkan Adel. Setiap malam Jane berdoa agar Tuhan memberikan kesembuhan untuk Adeli. Tidak hanya Jane yang begitu terpuruk,mom Eve selaku orang tua mereka sudah sangat lemah menghadapi ini. Adel mencoba membuat kaka dan mommy nya senyum,tapi apa daya kesedihan sudah menempel erat di hati mereka.

***

"Kau serius untuk kuliah hari ini?Kemarin Ana bilang kau mimisan di kantin,aku tidak ingin kau kenapa-kenapa" Ucap Jane di sela-sela sarapan nya bersama Adel dan mommy.

"Aku akan baik-baik saja Jane,mom. Kalian tau kan aku senang kuliah" Adel mengulur senyum dibibirnya. Jane dan mom hanya bisa ikut tersenyum.

"Jangan lupa obat mu,jangan terlalu sering terkena panas,kau bisa sangat pusing" nasehat sang monny sebelum Adel berangkat.

"siap boss!" Adel memberi hormat.

"yuk" ajak Jane dan mereka berangkat kuliah bersama.

Adel termasuk gadis yang aktif dan periang,senyumnya tidak pernah lepas meskipun hatinya sangat sedih. Ana teman dekat Adel sangat bangga dengan temannya ini,dia selalu bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi pada dirinya.

"Sudah minum obat?" tanya Ana mengecek.

"Ana,aku sudah pernah bilang padamu bahwa ini kampus dan kau harus lupakan penyakit ku" Adel memutar bola matanya.

"Baiklah,aku hanya mengecek"

Disisi lain Jane sibuk dengan laptop di depannya. Duduk di bangku taman kampus dengan sesekali meminum Kopi hangat di depannya. Jane merupakan gadis yang sulit di tebak,mood nya berubah-ubah seperti bunglon. Dan seperti saat ini dia benar-benar sibuk dengan tugas nya,pandangan nya lurus ke arah layar laptop nya.

"Permisi,ruang gym dimana?" Jane mendengar suara pria yang bertanya kepadanya.

"Di sebelah ruang seni" Dia menjawab tanpa melihat wajah pria itu.

"Kalau ruang seni?" pria itu bertanya lagi dan membuat Jane jengkel.

"Tentu di sebelah ruang gym" Ucap nya sambil mendongak ke pria itu dan astaga Jane kenal dengan orang ini.

"Justin?!" Dia menyebut nama pria itu dan Justin hanya tertawa melihat ekspresi Jane yang kaget.

"Iya ini aku" Jane langsung berdiri dan memeluk Justin erat.

.....

Destiny.Where stories live. Discover now