Part 14 'The Married' [Kinal]

2.4K 249 49
                                    

Special Kinal POV edition.

Aku memandangi bingkai foto yang terdapat foto kak Deva, di foto itu kak Deva tersenyum begitu lebar seolah ia sedang benar-benar tersenyum menatapku. Aku masih tak percaya dengan semua ini.

Waktu begitu cepat berlalu, rasanya baru kemarin aku dan kak Deva bermain bersama. Sekolah, belajar, bertengkar dan berebut mainan yang berujung dengan aku yang mengalah. Dan kini semua itu benar-benat tinggal kenangan yang menjadi memori indah dalam ingatanku.

"Kak .. ?"

Clekk

"Ayok,, Papa dan Mama sudah menunggu dibawah" ujar Bella yang mendatangi kamarku. Aku menjawab dengan anggukan, namun aku masih terdiam di tempat. Bella mendekatiku memeluk sebelah tanganku.

"Bella yakin kak Deva saat ini tengah berbahagia dan tersenyum seperti di foto ini"

Aku menoleh kearah adikku dan dibalas oleh Bella menatap lekat mataku.

"Aku tau ini berat bagi kak Kinal, aku mengerti bagaimana perasaan kakak. Kakak harus yakin sama diri kakak sendiri. Ini sudah kehendak takdir"

Aku memejamkan mataku sejenak, meresapi perkataan adikku. Entah darimana Bella bisa berkat bijak sperti ini, dan tak ku pungkiri ini yang aku butuhkan. Sebuah dukungan moril.

Aku tersenyum pada Bella dan memeluknya "terimakasih" ucapku disela pelukanku. Dan Bella hanya menganggukan kepala sebagai jawaban.

Ya Tuhan .. Jika ini takdir yang Kau berikan. Aku siap menerima nya, akan kujaga takdirku.

.
.

"Saya terima nikah dan kawinya, Jessica Veranda binti Leo Tanumihardja dengan mas kawin tersebut tunai" ucap ku lantang dan dalam sekali nafas.

"Bagaimana para saksi ? Sah ?"

"SAH"

Entah aku harus bahagia atau sedih, dengan pernikahan ini. Karena pernikahan ini terjadi karena sebuah permintaan, bukan seperi pernikahan pada umumnya yang memang terencana karena dua hati yang menyatu didasari rasa saling mencintai dan menyayangi.

Pernikahan ini sangat-sangat sederhana, yang dilakukan dirumah kediaman orangtua Veranda. Dan hanya dihadiri keluarga dekat saja dari pihak Veranda dan pihak ku.

Tapi..di sisi lain hatiku terasa tenang, seperti terangkat nya beban berat yang membendung hatiku selama ini. Apa ini karena rasa cintaku yang masih tersimpan rapi di sanubari, ? Aku sendiri pun tak tau. Aku sedikit mencuri lirik pada Ve yang ada disampingku.

Wajahnya sama sekali tak menyiratkan bahagia, kesedihan yang tercipta sejak kepergian kak Deva tempo hari masih terlihat jelas di paras indahnya. Dah hal ini yang membuatku sedih, sedari dulu aku mengenalnya aku paling tidak suka melihat dia sedih atau terluka sedikitpun.

"Silahkan kepada kedua mempelai, untuk saling memakaikan cincin"

Suara dari penghulu menarik lamunanku, aku langsung mengambil cincin untuk Veranda yang akan aku pakaikan.

Aku dan Veranda berhadapan namun Veranda tetap menundukan pandangan nya, dan hanya mengulurkan jemarinya. Ada harapan yang tersemat seiring dengan tersematnya cincin itu di jari manis nya. Aku berjanji apapun yang terjadi aku akan tetap menjaga dan melindunginya dari apapun.

Saat tiba giliran nya untuk memakai kan cincin untuk ku, matanya dan mataku bertemu. Menatap lekat untuk pertama kalinya lagi, setelah sejak lama. saat pertama kali kami pernah saling menatap seperti ini dulu. Mungkinkah ia mengingatnya ?.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang