Part 54 'Welcome Baby Aluna'

467 89 50
                                    

Tepat ujuh bulan kepergian Kinal. Di bulan Desember terakhir yang akan berganti tahun pada beberapa jam lagi. Ya saat ini adalah malam tahun baru, dimana masyarakat seluruh dunia merayakan nya. Sejak mulai terbenam nya matahari suara trompet, petasan dan kembang api sudah mulai menghiasi gelap nya malam.

Tapi tidak dengan keluarga tanumiharja, yang saat ini sedang berada di rumah sakit. Menunggu putri sulung mereka yang akan segera melahirkan anggota keluarga baru. Saat ini Veranda baru mengalami pembukaan ke 4, dan dokter memperkirakan bayi akan lahir pada pagi hari setelah pembukaan nya lengkap.

"Ssshhhh argh" ringis Ve setiap rasa mulas datang, ia hanya memejamkan mata menahan rasa sakitnya. Meski sudah berpengalaman namun tetap saja ia terbawa panik. Beruntung  sang mama Lyra selalu memberikan semangat dan ketenangan. Dan membantu mengusap pinggang Veranda. Dan kadang membisikan kata-kata untuk jabang bayi agar tak terlalu lama membuat mamanya sakit.

Setelah 10 menit berlalu, rasa mulas itu hilang. Ve bisa kembali tenang. Namun tak di pungkiri kesedihan hatinya. Mungkin jika Kinal berada di sisinya ia tidak akan terlalu mementingkan rasa sakitnya, karena pasti Kinal akan siaga menemani dan membuat dirinya tenang. Lagi-lagi airmata nya kembali menjadi pelampiasan dari kegundahan hatinya.

Kinal... Apa kamu ada disini? Temani aku ya, kamu juga harus bisa menyaksikan anak kita lahir.

Waktu terus berjalan, pergantian tahun pun sudah terlewati dengan begitu meriah oleh petasan dan kembang api, serta suara trompet yang menggema di setiap tempat dan jalanan. Mengantarkan hingga sang fajar kembali terbit. Dan mungkin sebagian besar para manusia masih terlelap setelah begadang merayakan pergantian tahun

Dan jam 7 pagi ini, pembukaan Veranda sudah mencapai pembukaan 10 yang artinya sudah lengkap. Suster yang memeriksa nya bersiap membawa Veranda ke ruang bersalin.

Dan sang jabang bayi pun sudah siap untuk melihat dunia.

Lyra meminta untuk menemani sang putri diruang bersalin. Mengucapkan beberapa doa dan semangat untuk Veranda yang sedang terengah memburu nafas, keringat bercucuran dan ketika rasa mulas kembali terasa. Dokter memberi tanda untuk kembali mengejan, Ve berusaha mengumpulkan tenaga sambil menyebut nama sang suami dalam hati. Ia harus bisa mendorong bayinya keluar.

Kinaaaallll......

Bayi mungil itu kini terlahir, dokter mengangkat ya agak tinggi agar terlihat oleh Veranda. "Bayinya perempuan cantik dan tidak ada kekurangan apapun" ujar dokter wanita itu.

Lalu Suster memotong tali ari yang masih tersambung pada pusar si bayi yang telah di jepit, dan terdengar lah tangisan bayi mungil itu.

Eaa... Eaa... Eaaaaa..... Tangisnya begitu keras.

Setelahnya salah satu suster membawa bayi itu untuk di bersihkan terlebih dahulu. Dan dokter meminta Ve untuk kembali mengejan mengeluarkan plasenta.

Masih dalam keadaan telanjang, dokter menyuruh suster untuk memberikan sang bayi pada Veranda. Saat akan melakukan proses terakhir, yaitu menjahit.

Lrya dengan cepat mengeluarkan ponselnya untuk memvideo sang cucu. Yang kini sedang berada di dada Veranda.

Ve tersenyum haru, melihat wajah putri kecilnya yang berusaha mencari puting mamanya. Ve mencium kepala bayinya. Anak kita perempuan seperti keinginan kamu Nal, dan dia mewarisi wajah kamu.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang