Part 11 'The Fact' 1

1.8K 228 30
                                    

"Mau sampai kapan ? Kamu akan menutupi keadaan kamu sendiri?"

"Sampai aku sembuh nanti"

Seorang dokter wanita spesialis jantung itu hanya mendengus sebal mendengar jawaban pasiennya, ia tak mengerti dengan jalan pikiran pasirnya itu.

"Tapi Dev, akan lebih fatal jika Veranda tau pada akhirnya apalagi dari mulut orang lain. Perasaan tidak dipercaya oleh suami nya sendiri itu akan menyakiti hati istrimu."

"Justru karena aku menyayangi nya aku gak mau dia terbebani oleh penyakitku ini"

"Salah, pemikiran konyol macam apa itu"

"Sudahlah Mel, kamu gak usah sok tau oke ? Ini urusan ku"

Kembali dokter cantik yang disebut Mel itu mendecak sebal, ia hanya terus berusaha sabar menghadapi Deva.

"Ternyata sikap keras kepala kamu itu sudah mendarah daging ya ? . Aku bicara sebagai sahabat kamu, bukan sebagai dokter. Terserah kamu, yang pasti sebagai sahabat dan dokter untukmu, aku sudah mengingatkan. "

Lalu dengan masih kekesalannya dokter yang bernama Melody itu segera memberesi alatnya, dan sesegera mungkin untuk keluar. Mood nya sedikit menurun akibat debatnya dengan Deva. Yang notabene sahabat sekaligus pasienya.

Deva hanya diam menatap Melody, ia tahu maksud Melody baik. Sedikit rasa bersalah ia pendam sendiri, dan melafalkan kata maaf dalam hati. Selain keluarga nya, orang lain yang mengetahui keadaanya adalah Melody yang sudah menjadi sahabatnya semenjak SMP. Melody terlahir dari keluarga dokter, kedua orangtuanya berteman baik dengan keluarga Deva. Sampai menjadi dokter pribadi keluarganya.

***

Kinal baru saja tiba di rumah, hari ini Kinal kembali memesan tiket untuk keberangkatan nya besok. Walau sebenarnya sedikit menggajal perasaan tak tenang mengingat perselisihan dengan sang kakak, bukan karena Kinal pengecut yang lari dari masalah. Namun Kinal melakukan ini adalah sebagai jalan terbaik untuk kakaknya, walau disini yang sebenarnya terluka adalah Kinal sendiri.

"Daddy.."

Sambut Denzel yang baru saja selesai makan siang yang ditemani Bella, bocah tiga tahun itu langsung turun dari kursi dan berlari kearah Kinal.

Kinal menyambut dengan langsung menggendong nya.

"Wah jagoan Daddy udah makan ya ?"

Denzel hanya mengangguk dan tersenyum lalu Denzel memeluk leher Kinal manja.
Kinal pun tersenyum dan mengusap-usap punggung Denzel.

"Daddy kemana aja ? Dali kemalin gak ada di Lumah , Papa cakit Daddy.. Ezel sendilian"

"kan ada tante Bella. Maafin Daddy ya,,, kemarin-kemarin Daddy selesai in urusan Daddy"

"Daddy... Ezel mau liat Papa"

"Boleh, tapi nanti sore aja biar sekalian sama kakek dan Nenek"

"Ezel mau sama Daddy ke sana nya"

"Iya nanti Daddy yang antar, sekarang Denzel nya bobo siang dulu ya ? Yuk Daddy temenin"

Sudah tiga hari Deva di rumah sakit, dan selama itu pula Kinal tidak bertemu Deva sejak terakhir kemarin. Dan hari ini Kinal akan mencoba menemui Deva sebelum ia berangkat ke U.S.A dengan harapan Deva tidak mengusirnya seperti tempo hari.

.
.
.

Veranda membereskan peralatan makan Deva, lalu memberikan beberapa obat dan membantu meminumkanya pada Deva. Selesai mengurus Deva, Ve beralih pada laptop untuk menyicil pekerjaan nya yang sedikit terbengkalai karena ia harus merawat Deva.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang