part 1 'my life' [Veranda]

10.5K 367 15
                                    

Bangun lebih awal sudah jadi rutinitas ku, setiap hari. karena aku harus menjalankan kewajiban yang menjadi aktivitas ku setiap pagi. Salah satunya ini, aku sedang menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga kecilku.

"Sayang... Mana dasinya?!"

Aku yang sedang menata makanan dimeja pun, sejenak terhenti oleh teriakkan suamiku. Untung aja aku sudah selesai. Kuhampiri suamiku yang masih berada dikamar.

Suami? Ya benar diusiaku yang akan menginjak 24 tahun ini, aku sudah berkeluarga. Adeva Kinal Prawira adalah pria yang berhasil mencuri hatiku. Aku sangat beruntung bisa menikah dan hidup bersama denganya. Dia pria yang baik dan dewasa, usiaku terpaut 3 tahun dengan nya.

Begitu ku buka pintu, Deva langsung berbalik menatap kearahku dengan memamerkan beberapa dasinya yang berada dikedua lenganya. Aku tersenyum sambil melangkah kearahnya, kuambil dasi yang berwarna bleu navy bercorak garis putih. Lalu mengaitkanya di leher suamiku, ya ini permintaan Deva yang menginginkan aku untuk memasangkan dasinya setiap pagi. Dan aku tak keberatan sama sekali, bagiku ini menjadi moment romantis dipagi hari.

Kurasakan lenganya memeluk pinggangku, mata teduhnya menatap intens padaku. Lihat betapa tampannya saat ia tersenyum seperti ini, wajah Deva semakin mendekat kepadaku. Selalu, pasti berujung dengan morning kiss.

Clek...

Ups.. Ralat, sepertinya pagi ini tidak seperti pagi sebelumnya, kudengar ia menghela napas panjangnya membuatku hanya tersenyum.

"Bunda...?" refleks Deva menjauhkan wajah dan merenggangkan pelukanya. Panggilannya mengalihkan pandanganku dan Deva.

"Pas kebangun, Denzel nyariin kamu terus Ve. Makanya mama antar kesini" ujar mama mertuaku.

Dengan mulutnya yang menghisap jempol, serta tangan kiri mengucek matanya yang masih terantuk. Terlihat sangat gemas dan lucu, segera kuhampiri si jagoan kecil kami ini.

"Pagi sayang" ku angkat tubuh kecilnya dalam gendongan ku, kukecup pipi tembemnya yang menurun dariku.

Kulihat mama kembali menutu pintu kamar ku dan Deva, kebetulan kami sedang menginap disini.

Ah iya hampir aku lupa, jagoan kecilku yang bernama Denzel Kinal Prawira. Karunia yang Tuhan berikan padaku dan Deva, usianya baru 3,5 tahun. Dan dialah tujuan hidupku selain Deva.

****

Hari ini adalah hari yang akan bersejarah bagiku, karena pukul 11 siang nanti adalah jadwalku untuk melakukan sidang. Sedikit telat jika dilihat dari usiaku. Ya kuliahku sempat terhenti sebentar, demi mengurus Denzel yang baru terlahir saat itu.

Setelah menidurkan Denzel, Aku segera berbenah diri saat melihat jam yang sudah menunjukan pukul 10 pagi, aku bangkit dengan perlahan agar tak membangunkan Denzel.

Tepat saat aku membuka pintu, suara deru mesin mobil Deva terdengar. Ia memang berjanji akan menemaniku setelah ia menyelesaikan meetingnya. Tak membuang waktu aku langsung menghampiri dan masuk kedalam mobil.

.
.
.

Setelah melewati dua jam yang penuh perjuangan, akhirnya aku bisa bernafas lega. Aku dinyatakan Lulus, Senyum terus terukir dibibirku, sampai ketika aku keluar dari ruangan dan kudapati Deva yang tengah menungguku. Terlihat gurat cemas diwajahnya. Ia bangkit dan berjalan menghampiriku.

"Bagaimana? "

Aku tersenyum sangat lebar kepadanya, "lulus" ucapku begitu riang kepada Deva.

"Aku tau kamu pasti bisa, selamat ya"

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang