Bab dua belas

122 3 0
                                    

6 bulan kemudian...

"Sedih banget sih kita nggak sekelas!" Jessy duduk di kursi kantin dengan gemas. Pembagian kesal XII sudah dilaksanakan, Della dan Jessy sangat kecewa setelah membaca daftar nama di papan pengumuman ternyata mereka tidak sekelas.

"Iya nih, tapi nggak apa-apa kita kan bisa ngumpul pas istirahat." Kata Della menghibur dirinya dan Jessy.

Jessy tetap cemberut. "Iya sih, tapi nggak seruuu..."

Della mengangkat bahunya pasrah. "Mau gimana lagi, nggak mungkin kan kita berdua protes. Hahaha..."

"Eh, ngomong-ngomong hubungan kamu sama Andre gimana?" tanya Jessy tiba-tiba.

"Baik-baik aja kok, dia ambil kuliah di Jakarta." Jawab Della sambil tersenyum.

Jessy menatap Della bingung. "Kalian LDR?"

Della menatap Jessy geli. Surabaya-Jakarta jika naik pesawat hanya satu jam, kenapa harus dibilang LDR. "Apaan sih, deket kok, hahaha."

"Sok tegar banget sih!" Jessy mendorong bahu Della pelan.

Della memang agak khawatir dengan hubungannya saat tau Andre akan kuliah di Jakarta, tapi dia percaya bahwa Andre tidak akan selingkuh darinya. Andre sudah janji padanya.

"Eh, tau nggak kalau band Xtrill bakal ngadain tur keliling Indonesia?" tanya Jessy kali ini lebih antusias.

"Hah? Keliling Indonesia?" tanya Della bingung.

Jessy mengangguk. "Iya, kamu ini nggak punya TV atau gimana sih? Waktu itu Deylan pernah bilang ke aku kalau bandnya ngasih rekaman ke salah satu produser dan mereka keterima karena lagunya enak dan banyak pendengarnya jadi produsernya bikin tur buat mereka, keliling Indonesia dulu katanya baru keluar negeri. Beritanya banyak di TV kok." Jelas Jessy.

"Ohh..."

"Ah, udah deh, mau beli es krim dulu." Jessy beranjak dari kursinya dan pergi membeli es krim.

HP Jessy tergeletak di meja kantin begitu saja. Tiba-tiba HPnya berbunyi dan ada telepon masuk dari Deylan. Della bingung, akan mengangkat teleponnya atau tidak. Tapi karena penasaran, akhirnya dia memutuskan untuk mengangkat telepon dari Deylan.

"Hai, Jess!" sapa Deylan dari seberang sana. "Gimana kabarnya? Della gimana? Kayaknya udah lama ya nggak ngomong sama Della. Hahaha..."

"Halo, Dey..."

Tidak ada jawaban dari Deylan. Setelah lama tak ada jawaban, telepon langsung terputus dan saat itu juga Jessy datang menghampiri Della.

"Ada apa?" tanya Jessy heran saat melihat Della memegang HP-nya.

Della tidak mengalihkan pandangannya dari HP milik Jessy. Tidak disangka setelah sekian lama Deylan masih menanyakan kabarnya pada Jessy. Apa selama ini Deylan masih menyimpan perasaan untuk dirinya?

"Kenapa sih?" tanya Jessy lagi kali ini dia mengambil HPnya dari tangan Della dan melihat apa yang sebenarnya dilihat oleh Della sahabatnya itu tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Kamu masih berhubungan sama Deylan?" Della kembali bertanya pada Jessy. Kali ini dia menaikan dagunya menatap Jessy.

Jessy mengangguk santai dan duduk di depan Della. "Iya lah, kenapa?"

"Tadi dia telepon." Jawab Della. Suaranya agak bergetar. Entah kenapa dia merindukan Deylan, setelah sekian lama tidak mendengar suara Deylan akhirnya hari ini dia kembali mendengarkan suara Deylan. Tapi, apakah Deylan marah pada dirinya? Kenapa Deylan langsung menutup sambuangan teleponnya saat tau Della yang sedang mejawab teleponnya?

You Are The OneWhere stories live. Discover now