Bab sepuluh

112 2 0
                                    

Karena tur basket diadakan selama kurang lebih satu bulan jadi selama itu Della banyak menghabiskan waktunya dengan Deylan. Saat istirahat dia makan bersama Deylan, jika Om Hendra sedang pergi dengan Pak Supri dan tidak ada yang menjemputnya Deylan selalu menawarkan diri untuk mengantarnya pulang. Della tidak pernah menolak tawaran Deylan karena pikirnya tawaran yang menarik agar uang jajannya tidak habis untuk membayar angkutan umum untuk pulang.

Tidak terasa tiga hari lagi tim basket dan tim ­cheers akan kembali. Della akan segera bertemu dengan Jessy dan Andre. Della ingin tau, apa setelah pulang nanti Andre akan menemuinya dan mengajaknya bicara? Tapi dia tidak ingin terlalu berharap karena itu tidak akan terjadi. Sudah satu bulan ini Andre tidak pernah menghubunginya, bahkan SMS pun tidak.

Della menghela napasnya panjang. Lagi-lagi dia berpikir bahwa hubungan Andre dan Tania pasti sudah berkembang dengan pesat. Pikirannya terbang ke kejadian satu bulan yang lalu saat di Bali, sampai kapan pun dia tidak akan lupa dengan kejadian saat itu. Andre benar-benar terlihat senang dia terus tersenyum saat berada di dekat Tania, senyum Andre itu dapat membuat semua cewek langsung tergila-gila padanya. Tapi Della masih tidak habis pikir, betapa teganya Andre melakukan hal ini padanya. Andre bahkan tidak memedulikan perasaannya sedikit pun, kenapa Andre tega melakukan hal ini pada Della padahal status mereka masih berpacaran.

Jika sampai pulang nanti Andre tak kunjung menghubunginya, maka Della akan bertekad untuk datang pada Andre dan meminta penjelasan yang sedetai-detailnya bahkan untuk menanyakan statusnya. Apa Andre masih menganggap Della adalah pacaranya? Jika iya, apa dia bisa bertahan dengan tidak menghubungi Della sama sekali? Della menggelengkan kepalanya tidak nyangka dengan sifat Andre yang sekarang.

Dulu Della berpikir bahwa Andre adalah cowok yang paling tepat untuknya. Cowok tampan, baik, pengertian, dan selalu membela dirinya, sama seperti cowok idamannya sejak dulu. Andre bagaikan pangeran tampan yang dikirimkan Tuhan untuk menjadi pangerannya. Dia pikir keinginannya untuk menjadi seorang putri sudah terwujud saat dia bersama Andre tapi nyatanya semuanya itu dapat berubah hanya dalam jangka waktu yang singkat. Della tidak menyangka pangeran pujaan hatinya bisa memperlakukannya seperti ini.

Hari ini hujan turun lebat, padahal bukan waktunya musim hujan. Della dapat melihat rintik hujan yang menetes tepat di jendela kelasnya karena duduk di samping jendela.

"Psst, Del!" Deylan menyenggol sikut Della dengan sikutnya.

Della langsung menoleh pada Deylan dengan kesal. Dia benar-benar merasa terganggu dengan ulah Deylan itu. Melihat rintik hujan bisa membuat perasaannya jadi tenang, tapi Deylan malah membuat perasaannya jadi kacau. "Apa sih?"

Deylan berusahan menunjuk Pak Herman yang duduk di depan dengan lirikan matanya, tapi Della tak kunjung mengerti dengan maksudnya.

"Apaan sih?" tanya Della bingung.

"Itu... Pak Herman!"

Mata Della membulat kaget dan menoleh perlahan pada Pak Herman. Pak Herman sudah memandangi Della dari balik kacamata tebal miliknya seperti meminta suatu penjelasan yang jelas. Della sama sekali tidak mengerti maksud Pak Herman memandangnya seperti itu.

"Iya Pak?" tanya Della takut-takut.

"Loh? Kamu ini mengantuk ya Della?" Pak Herman malah bertanya kembali pada Della.

Della menganggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menoleh pada teman-temannya yang sudah melihatnya.

"Sudah! Ayo sekarang kamu pergi ke toilet lalu cuci muka!" perintah Pak Herman dan langsung dituruti oleh Della.

Della berdiri dari duduknya dan berjalan ke toilet. Sepanjang perjalanan dia menerka-nerka apa yang tadi ditanyakan Pak Herman padanya tapi dia tidak mendapatkannya sama sekali. Masa bodoh, dia berjalan cepat ke toilet dan berhenti di wastafel. Dia memutar kran dan air mengalir keluar darinya. Della membasahi tangannya dengan air dan membasuk wajahnya sedikit-sedikit dengan air. Merasa segar, Della langsung mendekatkan wajahnya dengan kran dan mencuci mukanya.

You Are The OneWhere stories live. Discover now