Bab tujuh

76 2 0
                                    

Sudah tiga hari Della tidak bertemu dengan Andre. Andre sama sekali tidak berniat untuk datang dan minta maaf pada Della. Della kembali ke rumahnya setelah hari sudah siang dan saat Jessy mengijininya pulang. Dengan senang Della pulang ke rumahnya dan tidak menceritakan apa-apa tentang pertengkarannya dengan Andre pada malam itu ke Tante Mitha. Jessy memberi alasan mengapa Della tidak boleh pulang dan mengajari Della bagaimana bersikap di depan Tante Mitha agar tidak ketahuan. Setelah Della mengerti Jessy langsung menanyakan apa yang terjadi dan Della menceritakannnya secara detail.

"Kok Andre gitu banget sih?" tanya Jessy kesal.

Della menggeleng lemas. "Nggak tau, Jess, aku juga bingung."

"Ckckck..." Jessy berdecak kesal sambil menggeleng-geleng.

"Udah lah, Jess, jangan bahas Andre lagi aku pingin tidur." Kata Della sambil menarik selimut sampai telinganya. Tanpa menunggu tanggapan dari Jessy, Della langsung membalik badannya membelakangi Jessy dan menutup matanya.

Della masih tidak percaya Andre yang dulu dikenalnya baik dan perhatian ternyata bisa berubah seperti ini. Entah apa yang sudah dikatakan teman-temannya sebelum Andre datang menghampiri Della, tetap saja Andre tidak pantas berlaku seperti itu pada Della.

Sudah sering sekali Della mengalah dan menuruti Andre, tapi kali ini Della memutuskan untuk menentang dan berhenti mengurusi perasaan Andre, lebih baik dia memedulikan perasaannya yang sudah tidak dipedulikan lagi. Della sempat berpikir bahwa Tania adalah akar dari pertengkaran mereka ini, tapi Della sudah tidak kaget lagi jika itu benar. Tania adalah orang yang tidak punya perasaan dan egois.

Della lebih tidak percaya lagi saat Andre memutuskan untuk tidak mengejar dirinya di malam yang sunyi itu. Memang benar, setelah Della pergi meninggalkan Andre di parkiran, dirinya tidak melihat Andre yang berusaha mengejar dan mencegah Della untuk pergi, malah Jessy yang datang menghampirinya. Memang sahabat selalu tau kapan dibutuhkan.

"Wey, makan dong! Baksonya dingin tuh!" Jessy mengguncang tubuh Della pelan.

"Hah?" Della tersadar dari lamunannya.

"Astaga, kamu udah ngelamun dari kapan sih Del? Dimakan dong baksonya." Kata Jessy sekali lagi.

Della melihat bakso yang ada di mejanya dan tersadar sejak tadi dia tidak menyentuh baksonya, dengan cepat Della melahap baksonya satu per satu. Hari ini Della makan di kantin dengan Jessy, Dio sedang latihan basket jadi Dio tidak ikut makan dengan mereka. Jika Dio sedang berlatih tentu saja Andre juga sedang berlatih.

"Mikirin Andre ya?" tanya Jessy blak-blakan.

Dengan cepat Della menggeleng kencang. "Sok tau banget sih, ya enggak lah!"

Jessy mengangkat keningnya tak percaya, dia yakin Della pasti sedang mengkhawatirkan hubungannya dengan Andre tapi Jessy tidak mau terlalu ikut campur dalam masalah mereka. Jessy sudah memberikan solusi pada Della dan sudah memberi beberapa saran tapi semuanya tergantung mereka berdua yang menjalani hubungan itu.

Hm, memang dasar. Beginilah tidak enaknya pacaran, jika ada masalah kecil langsung bertengkar dan tidak saling bicara. Inilah alasan kenapa Jessy belum mau pacaran, dirinya masih ingin merasakan bebas tanpa ada yang menyuruhnya dan bebas pergi kemana pun dia mau tanpa memberitau pada seseorang kemana dia pergi dan dengan siapa dia pergi.

**

Besok tim basket dan tim cheers akan mulai tur. Otomatis jarak Della dan Andre semakin jauh dan tidak bisa dijangkau oleh Della. Della tidak ingin hubungannya dengan Andre kandas begitu saja, apa lagi dengan cara yang tidak baik. Della sudah berusaha membuat dirinya dan Andre kembali seperti dulu dengan mulai SMS ke Andre duluan, tapi Andre tidak membalas SMS-nya. Della tidak pernah menelpon karena takut tidak diangkat.

Jessy pernah mengajak Della untuk pergi ke rumahnya Andre, tapi sesampainya mereka di sana Andre sedang pergi dengan teman-temannya. Andre tidak pernah menjemput Della untuk ke sekolah setelah kejadian malam itu, saat di sekolah Della tidak dapat bertemu dengan Andre karena dirinya sibuk berlatih basket dan kadang dirinya dikerumuni teman-temannya. Semua cara sudah dipakai Della tapi tetap saja dia tidak bisa bicara dengan Andre.

Della menyesal sudah berkata kasar seperti malam itu. Berbanding terbalik dengan Jessy yang berpikir bahwa apa yang dilakukan Della pada malam itu adalah benar. Sudah lama sekali Jessy tau bahwa Della selalu mengalah kalau ada masalah dengan Andre, Della selalu mengerti dan berusaha tidak menyakiti hari Andre, tapi Andre tidak pernah sadar atas kebaikan yang dilakukan Della. Andre malah semakin bertindak seenaknya dan tidak memedulikan perasaan Della. Seperti saat anniNdresary mereka waktu itu, jelas-jelas yang salah adalah Andre tapi dia masih saja mencari-cari alasan agar menyalahkan Della.

"Del! Kok bengong sih?" sentak Deylan pada Della.

"Apaan sih?" Della balik bertanya karena kesal dikageti oleh Deylan.

"Yee! Aku udah tanya bolak-balik tapi nggak dijawab-jawab!" Deylan membalasnya kesal. "Jadi gimana nih nasib tumbuhan kita? Gara-gara kamu galau tanamannya jadi layu!"

"Hah layu?" tanya Della kaget dan langsung merampas tumbuhannya dari tangan Deylan.

"Tuh liat!" kata Deylan setelah tanaman tadi sudah beralih di tangan Della.

Benar saja, tumbuhan mereka layu dan tidak berkembang. Ini semua pasti karena Della tidak pernah mengurusinya lagi setelah bertengkar dengan Andre kemarin. Della memang jadi jarang keluar kamar, dia hanya keluar kamar jika dipanggil Tante Mitha untuk makan atau membantunya di dapur, selain itu jangan harap Della akan keluar kamar.

"Terus gimana dong??" tanya Della panik sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Deylan mengangkat bajunya pasrah. "Gimana ya, beberapa minggu lagi udah harus dikumpulin."

Della lemas mendengar perkataan Deylan itu. Beberapa minggu lagi? Itu tidak cukup untuk menanam ulang tumbuhan ini. Della memandang Deylan melas dan berharap cowok di depannya dapat memberikan ide cemerlang agar tumbuhan mereka tidak layu.

"Del!" sentak Deylan lagi-lagi. "Gimana kalau kita ikut anak-anak tur?"

"Hah?" Della kaget mendengar ajakkan Deylan itu. Ajakkan yang gila!

Deylan menatap Della lekat-lekat. "Iya, Del. Dari pada kamu galau terus gara-gara Andre dan kesel sama Tania, mending kita ikut anak-anak tur jadi kamu bisa tau sebenarnya Andre itu sama Tania atau nggak. Gimana?"

Della menganga, dia tidak menyangka Deylan akan berkata seperti itu. Della kira Deylan akan memberikan solusi untuk masalah tumbuhan mereka, tapi tanpa diduga Deylan malah memberi solusi untuk masalah percintaan Della dengan Andre.

"Jangan gila deh, Dey. Mending kita pikirin aja nasib tumbuhan kita!"

"Ah, udahlah Del. Selama kamu belum balik kayak dulu tumbuhan ini nggak bakalan jadi. Satu-satunya cara adalah bikin kamu kembali kayak dulu."

Kali ini Della benar-benar bingung dengan Deylan. Della menatap Deylan meminta penjelasan.

Deylan yang menyadari bahwa Della terlalu bodoh untuk mengerti penjelasannya langsung menghela napas panjang. "Aku nggak suka kamu murung kayak gini. Kondisi kamu udah kayak orang-orang yang ada di rumah sakit jiwa! Plis, Del, kalau baikan sama Andre bisa bikin kamu ceria kayak dulu aku mau kok lakuin itu."

Della masih bingung, tapi dia mengerti inti dari kata-kata Deylan tadi. Dia memang ingin sekali bisa seperti dulu dengan Andre, tapi dia tidak tau bagaimana caranya. "Gimana caranya?"

"Aku punya ide!"

"Apa?"

Deylan mendekatkan kepalanya ke telinga Della dan mulai membisikkan ide yang ada di kepalanya. Setelah mendengar ide Deylan, awalnya Della ragu tapi setelah Deylan meyakininya akhirnya Della setuju dan mempercayakan semuanya pada Deylan.

You Are The OneWhere stories live. Discover now