Bab empat

115 2 0
                                    



"Jadi, hubungan kamu sama Andre gimana?" tanya Jessy yang saat ini ada di kamar Della.

Sekarang adalah hari Sabtu. Karena sudah berjanji pada Della sepulangnya dari Jakarta langsung ke rumah Della, jadi di sinilah Jessy sekarang. Duduk di sofa kecil berbentuk boneka yang ada di kamar Della.

Della mengangkat bahunya bingung. Jujur saja, dirinya bingung sekarang ini bagaimana hubungannya dengan Andre. Setelah disuruh berangkat sendirian oleh Della saat itu, Della jarang bertemu dengan Andre. Memang dia sengaja tidak ingin bertemu dengan Andre. Ya, karena masih kecewa dan sakit hati dengan keputusan Andre malam itu.

"Nggak mau coba ngomong aja sama dia?" tanya Jessy lagi.

Della menggeleng keras. Dirinya gengsi jika harus mengajak Andre ngomong duluan.

"Terus kapan bisa selesai masalahnya?" tanya Jessy sabar.

Lagi-lagi Della mengangkat bahunya.

Jujur saja, saat ini keadaan Della seperti orang gila yang ada di rumah sakit jiwa. Lesu, tidak bersemangat, dan tampak seperti zombi. Tante Mitha sudah bicara pada Jessy bahwa akhir-akhir ini Della jadi sering melamun dan mengurung diri di kamar, Della juga jadi jarang makan. Tante Mitha khawatir dengan keadaan anaknya yang seperti itu.

"Del, kalau kamu jual mahal terus kapan kalian baikan? Katanya Mama kamu, Andre sering ke sini buat ketemu kamu, tapi kamu malah nyuruh Andre pulang," kata Jessy kehilangan kesabaran. "Waktu itu Andre sempet kontak aku pas aku di Jakarta, dia minta tolong biar kamu nggak kayak gini."

"Tapi dia jahat, Jess. Dia udah bikin aku malu di pesta Tania waktu itu."

"Ya tapi waktu itu Andre memberikan alasan yang jelas ke aku. Katanya waktu itu dia hanya tidak ingin membuat Tania malu di depan para undangan. Kamu tau kan kalau orang tua mereka dekat, jadi nggak mungkin Andre mengabaikan permintaan Tania." Jelas Jessy pada Della yang tersendu.

"Kenapa dia cerita ke kamu tapi nggak cerita ke aku?" tanya Della nanar.

Jessy berdiri dari sofa dan berjalan mendekati Della. "Karena kamu nggak pernah mau dengerin penjelasannya. Jadi, cobalah buat dengerin penjelasan Andre." Katanya sembari mengelus-elus pundak sahabatnya itu.

**

"Akhirnya, hari Senin!" kata Della senang sambil mengguncang tubuh Jessy.

Jessy menginap di rumah Della sejak hari Sabtu kemarin, jadi tidak salah jika sekarang Jessy ada di kasur Della dan mengutuk-ngutuk hari Senin.

"Emang kenapa kalau hari Senin? Suka banget sih, aku harap kita balik lagi ke hari Sabtu!" pekik Jessy kesal tanpa beranjak dari posisi tidurnya.

"Hari ini aku udah siapin sesuatu buat Andre!" kata Della senang. Dia menuruni kasurnya dan masuk ke kamar mandi.

Setelah selesai bersiap-siap, Della turun terlebih dahulu untuk membuatkan bekal untuk Andre. Hari ini dirinya berniat meminta maaf pada Andre karena kejadian waktu itu dan hari-hari sebelumnya. Della berpikir dirinya memang terlalu kekanak-kanakan. Harusnya waktu itu dia mendengarkan penjelasan Andre dulu sebelum mambuat acara ngambek.

Pagi ini Della membuat menu kesukaan Andre, nasi goreng. Della harap Andre masih mau menerima bekal pemberiannya ini dan mau menerima permintaan maafnya juga.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh, Della dan Jessy sudah siap-siap berangkat. Della menghentikan langkahnya saat melihat Terios hitam yang bertengger di depan rumahnya, dilihatnya Andre turun dari mobil dan berjalan ke arah dirinya.

You Are The OneWhere stories live. Discover now