Bab lima

109 0 0
                                    

"Gimana? Udah enakan?" tanya Jessy yang kepalanya sudah mencungul dari balik pintu kamar Della.

Hari ini Della tidak masuk sekolah. Tante Mitha menyuruhnya untuk istirahat saja di rumah. Setelah pulang sekolah Jessy mampir ke rumah untuk menjenguk dan menemani Della. Jessy datang dengan membawa sekresek penuh apel. Dengan baju olahraganya Jessy masuk dan duduk di ujung kasur Della.

"Kamu dicariin Tania tuh!" ejek Jessy.

Della mengernyitkan dahinya heran. "Bukannya dia senang kalau aku nggak masuk sekolah?"

Jessy tertawa sambil memukul apa saja yang ada di dekatnya, termasuk Della. "Kok gitu sih?"

"Biar dia bisa deket-deket sama Andre!" jawab Della kesal sambil meringis kesakitan karena dipukul Jessy.

Tawa Jessy semakin menjadi-jadi setelah mendengar jawaban Della. Dirinya langsung berhenti tertawa saat mengingat Andre tidak ke sini. "Andre belum ke sini?"

Della menggeleng pasrah. "Katanya hari ini dia mau nemenin Papanya ke luar negeri dan nggak tau kapan pulang."

Jessy mengangguk-angguk. Terlihat sekali kalau Della kesal karena Andre tidak bisa datang untuk menemaninya.

Jessy membaringkan tubuhnya di samping Della. Badannya pegal-pegal karena tadi di sekolah latihan cheers sebelum ke sini. Dia ingin sekali menginap di rumah Della malam ini, tapi dia harus menemani adiknya nanti.

Drrtt drrtt....

HP Della bergetar, Jessy yang merasakan getaran tersebut di punggungnya langsung kaget dan melihat nama yang tertera di layar HP Della. Deylan. Jessy menyodorkan HP itu kepada pemiliknya. Jessy berusaha menguping pembicaraan sahabatnya itu, sayangnya volume suaranya terlalu kecil sehingga dia tidak bisa mendengarkannya sama sekali.

"Cie, kenapa nih ditelepon Deylan?" tanya Jessy penuh selidik.

"Apaan sih, Jess, dia cuma bilang kalau hari ini nggak jadi kerja kelompok gara-gara aku sakit. Katanya aku harus istirahat." Jawab Della santai.

"Oh ya?" tanya Jessy tak percaya.

Della mengangguk mantap, heran melihat reaksi sahabatnya itu.

**

Tania berhasil membujuk Papanya agar bisa berlibur dengan keluarganya Andre. Orang tua mereka kenal dekat, jadi hal kecil bagi Tania jika dirinya ingin pergi liburan bersama. Andre tidak bisa menolak perintah Papanya, dia harus ikut ke acara liburan yang disebut sebagai 'liburan kerabat' itu. Sebenarnya dia tidak mau dan lebih memilih untuk tetap di Surabaya dan bersekolah, dengan begitu dia dapat melihat Della setiap hari. Tapi perkataan Papanya adalah perintah, jadi mau tidak mau Andre harus pergi bersama 'kerabat' Papanya.

Andre tau betul ini semua pasti ulah Tania. Dia benar-benar kesal pada Tania, tapi dia lebih kesal pada dirinya sendiri karena tidak berani berkata jujur pada Della. Orang tua Tania mengajak keluarga Andre untuk berlibur ke Bangkok beberapa hari, tapi Andre tidak berani memberitau Della tentang acara dadakan ini. Apalagi Della sedang tidak fit, akhirnya dia hanya mengatakan akan pergi menemani Papanya.

"Hey, Beib, sudah siap?" tiba-tiba saja Tania sudah berdiri di samping Andre sambil menggandeng tangan Andre genit.

Dengan cepat Andre melepas gandengan tangan itu. "Apa sih, Tan!"

Tania cemberut dan menghentakkan kakinya di lantai bandara. Setelah pulang sekolah tadi Andre langsung dijemput dan menuju bandara. Pesawat akan terbang malam nanti.

"Kamu nggak bisa berlaku kasar sama aku! Kalau nggak aku bakalan bilang ke Papa aku!" ancam Tania pada Andre.

"Ngapain sih minta liburan di jam sekolah begini? Kita kan udah kelas tiga, kalau ketinggalan pelajaran gimana?" tanya Andre kesal sambil menarik koper kecil miliknya.

You Are The OneWhere stories live. Discover now