Bab delapan

101 2 0
                                    

"Penumpang dengan nomor penerbangan GA45698 tujuan Bali dipersilahkan untuk naik ke dalam pesawat..."

Deylan mengecek tiketnya dan nomor penerbangan yang disebutkan sama dengan nomor penerbangan yang tertulis di tiketnya. Deylan menarik tangan Della dengan cepat agar mereka bisa masuk duluan di dalam pesawat sebelum tim basket dan tim cheers lainnya.

"Udah siap?" tanya Deylan pada Della yang sedang membenarkan rambutnya.

Della mengangguk mantap lalu memakai kacamata hitamnya dan memakai topi. "Siap!"

Deylan dan Della sudah mengantri dan tidak lama kemudian barcode mereka discan dan mereka masuk ke dalam pesawat. Della dan Deylan mempercepat langkahnya saat mendengar suara tawa yang mereka kenal, yaitu suara anak-anak tim sekolahnya.

Ide Deylan waktu itu adalah mereka berdua mengikuti tur secara diam-diam. Untung saja saat Della menanyakan tujuan tur pertama pada Jessy dia tidak curiga dan langsung menjawabnya, sedangkan Deylan menanyakan pesawat apa yang dipakai pada guru BK yang lumayan dekat dengannya. Oleh karena itu Della dan Deylan berada di sini sekarang. Mereka hanya berharap penyamaran mereka ini tidak akan terbongkar.

Della dan Deylan duduk di kursi nomor 34K dan 34H. Tidak terlalu jauh dari anak-anak tim sekolahnya. Della terus mengawasi Andre yang duduk di serong kanan tiga kursi di depannya. Della menggunakan kaca mata hitam serta topi bulat yang akan melindungi wajahnya dari penglihatan. Sedangkan Deylan yang sedang memperhatikan Tania juga menggunakan kacamata hitam dan snapback biru dongker.

Keadaan aman, Andre duduk dengan teman cowoknya bukan dengan Tania. Sedangkan Jessy duduk dengan Dio, tadi tidak sengaja Della melihat Jessy yang duduk tepat di depan Andre. Della dapat bernapas lega karena Andre tidak duduk dengan Tania sekarang, dia meregangkan ototnya dan membuka kacamatanya.

"Del, Del!" Deylan mengguncang tubuh Della tapi menyorotkan pandangannya pada satu titik. Della yang terkejut langsung menoleh pada titik sorotan Deylan, dia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan saat melihat teman Andre tadi bertukar tempat duduk dengan Tania.

"Loh kok?" hanya pertanyaan itu yang keluar dari mulut Della.

"Tenang aja, Del, yang minta itu Tania kok bukan Andre," kata Deylan sambil mengalihkan pandangan ke Della lalu memegang pundang Della kencang. "Positif thinking aja, mereka pasti nggak ngapa-ngapain kok."

Della memandang mata Deylan yang sangat yakin dengan kata-katanya. Della menganggukkan kepalanya dan menyandarkan tubuhnya. Beberapa saat kemudian sang pramugari sudah berdiri dan mempergakan cara menggunakan sabuk pengaman, baju pelampung, dan memberikan beberapa informasi tentang keselamatan saat di pesawat. Setelah sang pramugari masuk ke dalam ruangan pilot, pesawat mulai take off.

Della memejamkan matanya dan meremas tangan Deylan yang ada di sampingnya saat pesawat take off. Dari dulu Della paling takut saat pesawat take off dan landing, dia selalu memegang erat tangan orang yang ada di sampingnya. Saat liburan semester kemarin Della pergi dengan Andre ke Bali berlibur dengan Tante Mitha juga dan saat itu Della meremas tangan Andre sampai Andre meringis kesakitan. Kali ini Della melakukan hal yang sama bukan pada Andre tapi pada Deylan.

Setelah pesawat sudah ada di udara, Della membuka matanya dan melihat Deylan yang sedang meringis kesakitan. Untung saja tadi Deylan tidak berteriak dan membuat tim sekolahnya menoleh pada mereka berdua. Della tersenyum dan meminta maaf atas perbuatannya.

**

Pesawat yang dinaiki Della, Deylan, dan tim sekolahnya sudah landing di bandara Ngurah Rai, Bali. Della dan Deylan menunggu anak-anak tim sekolahnya untuk turun terlebih dahulu sebelum mereka, sambil menunggu Della memakai samarannya seperti sebelumnya. Setelah melihat anak-anak tim sekolahnya berjalan turun, Della dan Deylan langsung mengikuti dari belakang. Untuk mengetahui hotel yang akan ditinggali mereka Della meng-SMS Jessy pura-pura menanyakan keadaannya.

You Are The OneWhere stories live. Discover now