Bab Dua

152 3 0
                                    


Suasana kantin sangat ramai. Saat ini adalah jam istirahat. Della dan Andre berjalan menerobos anak-anak yang berlalu lalang di kantin. Setelah mencapai tempat duduk favorit mereka, Andre pergi meninggalkan Della untuk memesan makanan. Pada jam istirahat begini, biasanya Jessy pergi makan bersama Dio.

Dio adalah teman sekelas mereka saat kelas sepuluh. Sekarang Dio dan Jessy terpisah karena Dio memilih masuk jurusan IPS sedangkan Jessy memilih jurusan IPA. Della sudah mengintrogasi Jessy tentang hubungannya dengan Dio, tapi jawaban Jessy tidak sesuai dengan harapan Della. Jessy berkata bahwa dirinya dan Dio hanya teman dan tidak lebih.

Padahal Della yakin, tidak mungkin ada teman yang akan sedekat itu. Sampai-sampai hampir setiap istirahat makan bersama. Tapi, pikiran tersebut cepat-cepat dihilangkan Della saat mengingat sifat sahabatnya yang selalu perfeksionis, jadi mungkin benar bahwa Jessy dan Dio masih menjadi teman.

Perutnya Della berbunyi kelaparan. Untung saja tidak lama setelah itu Andre datang membawa pesanan mereka. Della tersenyum dan mengambil jus jeruk dan jus stroberi dari nampan yang dibawa Andre. Mereka makan dalam diam, sesekali Andre bertanya tentang pelajaran di kelas dan Della menjawab seperlunya.

Bakso yang sedari tadi dilahap Della sudah ludes bahkan dengan kuah baksonya sekaligus. Gado-gado yang dipesan Andre juga sudah ludes. Tapi mereka berdua belum beranjak dari kantin. Mereka masih bercanda dan mengambil foto bersama di HP Della maupun Andre.

Sesekali Della menanyakan tentang baju, alat catok, atau barang apa saja yang mau dibelinya. Dia ingin tau apakah barang-barang itu cocok tidak untuk dipakainya di mata Andre. Memang tidak penting, tapi mereka sudah biasa membicarakan hal itu.

"Ndre, pulang sekolah anterin ke toko buku dong..." kata Della sambil bergelayut manja di tangan Andre.

"Iya!" katanya lalu mengusap kepala Della sayang.

Saat sedang asyik berbincang, Tania, teman sekelasnya Andre, datang menghampiri mereka berdua. Della menatap Tania jengkel, dia tidak pernah suka pada cewek itu. Banyak orang yang bilang bahwa Tania sangat terobsesi untuk menjadi pacarnya Andre, dia akan melakukan segala cara agar bisa mendapatkan apa yang dia mau.

Untungnya sampai saat ini Andre belum juga dirampas dari tangan Della. Bukannya sombong atau bagaimana, tapi Della hanya tidak suka kalau harus berbagi sesuatu pada orang yang tidak akrab dengannya. Apalagi pacar.

"Hai, Ndre, seminggu lagi aku ulang tahun. Dan, satu kelas aku undang, kamu datang ya!" kata Tania sambil duduk di depan Della dan Andre.

Andre menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sesekali dia menoleh pada Della, dia tau Della tidak menyukai Tania. Tapi, mana mungkin dia menolak undangan dari Tania? Tania kan teman kelasnya, tidak sopan jika menolak undangan teman. Apalagi ini ulang tahun Tania yang ketujuh belas.

Melihat Andre yang tak kunjung menanggapi ucapannya, Tania memutar bola matanya dan berkata, "Kamu boleh ajak siapa aja kok, Ndre. Kalau mau ngajak Della juga boleh." Tania melihat Della dengan tatapan kesal.

Cih, batin Della. Siapa sih wanita itu? Dia pikir dia sudah paling oke, sampai-sampai memandangnya dengan tatapan seperti itu. Dan dia pikir Della akan sudi untuk datang ke pesta ulang tahunnya? Pasti pestanya sangat membosankan dan isinya hanya untuk membangga-banggakan dirinya. Pesta yang membosankan, batin Della.

"Oh, oke, Tan. Nanti gue dateng bareng Della." Kata Andre sambil melihat Della takut-takut. Benar saja, setelah selesai mengatakan hal tersebut Della langsung melihatnya dengan tatapan sinis. Raut wajahnya terlihat marah, kesal, dan kecewa. Andre jadi bingung, apa barusan dia sudah membuat kesalahan?

You Are The OneTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon