7

7.7K 722 25
                                    

Happy reading guys!

Hari ini, adalah hari di mana pernikahan Iqbaal dan (Namakamu) diselenggarakan. Seperti permintaan Iqbaal sebelumnya, bahwa tidak ada apapun yang berbau mewah. Tidak ada pesta pernikahan. Hanya sekedar akad nikah dan pertemuan keluarga- tanpa keluarga (Namakamu). Kedua orang tua (Namakamu) sudah meninggal sejak 1 tahun yang lalu karena kecelakaan pesawat. Tanpa mengundang yang lain juga.

Zidny tersenyum menatap Iqbaal dengan balutan kemeja putih dan jas hitamnya. Melihat Iqbaal seperti ini mengingatkan dirinya saat Iqbaal menikah dengannya waktu dulu. Dan kini Iqbaal kembali melakukan hal itu dengan perempuan yang berbeda.

Tangannya menggenggam jemari Iqbaal dengan erat. Tatapannya menatap wajah Iqbaal, meski dengan mata yang berair, siluet wajah Iqbaal tetap terlihat.

Iqbaal menatap Zidny yang nampak cantik dengan rambut sanggul tipisnya. Membuat Iqbaal kembali teringat saat Zidny sudah sah menjadi istrinya. Hal yang begitu membahagiakan. Namun tak terasa kebahagiaan itu telah hilang, hingga menjadi seperti ini.

"Iqbaal.. Kenapa melamun?" tanya Zidny dengan lembut membuat Iqbaal tersentak kemudian menggeleng. Tangannya bergerak untuk menghapus air mata yang mengalir deras di pipi Zidny.

"Kalo masih nggak rela, kenapa harus menyetujui pernikahan ini.." lirih Iqbaal.

Zidny mencoba untuk terkekeh kemudian menggeleng, "Enggak, aku.."

Belum selesai Zidny berbicara, pintu kamar terbuka. Menampakkan Rike yang tengah berdiri di ambang pintu.

"Iqbaal, acara udah mau dimulai. Penghulunya sudah datang," ucap Rike kemudian meninggalkan kamar keduanya.

Iqbaal memandang Zidny yang tengah memaksa untuk tersenyum, "Kamu mau ikut?"

Zidny menggeleng cepat. Ia tidak mungkin memyakiti dirinya sendiri karena melihat Iqbaal mengucapkan ijab kabul untuk perempuan lain, "Aku gak mau ngancurin semuanya." ucap Zidny kemudian mengelus pipi Iqbaal. "Aku sayang kamu,"

"Aku juga sayang kamu."

**

Acara ijab kabul sudah di laksanakan tepat pada pukul 11 siang. Kini sudah pukul 8 malam. Waktunya mereka untuk mengistirahatkan tubuh mereka masing-masing. Rike sudah menyuruh Iqbaal untuk tidur bersama (Namakamu).

Semua masih terasa seperti mimpi bagi Iqbaal.

Iqbaal dan (Namakamu) sudah berada di dalam kamar. Mereka sudah sah sejak beberapa jam yang lalu. Iqbaal sudah menjadi suami sah (Namakamu), begitu juga (Namakamu) yang sudah sah menjadi istri Iqbaal. Keduanya baru saja selesai mengganti pakaian dengan piyama tidur. Namun sejak 15 menit yang lalu keduanya hanya berdiam diri tanpa ada yang memulai pembicaraan. Suasana terlihat sedikit canggung. (Namakamu) dapat melihat wajah Iqbaal yang terlihat gelisah. Ia tahu, maksud dari kegelisahan itu.

"Kalo kamu masih belum bisa terima aku, gak masalah kok. Kamu bisa tidur sama Zidny," ucap (Namakamu) karena mengerti dengan raut wajah Iqbaal.

"A-aku tidur sama kamu." ucap Iqbaal secara cepat. Sementara (Namakamu) hanya tersenyum tipis. Ia yakin jika Iqbaal terpaksa untuk melakukan semua ini. Dan ia juga yakin jika Iqbaal masih belum menerima dirinya sebagai istri.

"Yaudah.. Aku ke kamar mandi dulu," ucapan (Namakamu) mulai bergetar dan ia sudah tidak bisa menahan semua sesak yang ada di hatinya. Tanpa banyak bicara, (Namakamu) langsung berjalan memasuki kamar mandi.

Iqbaalnya telah berubah. Tak seperti dulu. Tanpa sadar air matanya menggenang. Mengingat memori sewaktu keduanya masih kelas 2 smp. Di mana keduanya masih menjalani cinta monyet namun terlihat serius. Di mana masa (Namakamu) masih manja dan Iqbaal yang terlihat sok dewasa. Itu lebih indah.

All I Ask.. ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt