4

8K 713 17
                                    

Maafkan aku melukis luka
Membuatmu bersedih,
Mengundang air mata~

[D'bagindas - Maafkan Aku]

•••

Iqbaal masih belum memejamkan matanya, ucapan sang bunda masih terus terngiang di pikirannya. Menikah lagi? Itu tidak mungkin.

Pandangannya beralih pada Zidny yang tengah tertidur pulas di sampingnya, ia tidak ingin melihat wajah cantik itu memancarkan raut kecewanya, tapi ia juga tidak ingin menyakiti sang bunda, karena jujur, ia pun memiliki keinginan yang sama terhadap bundanya. Tapi bedanya, ia bisa memendam semua hasratnya itu dan menutupinya dari Zidny.

Iqbaal mengecup kening Zidny membuat perempuan itu sedikit terusik dan untungnya Zidny tidak bangun dari tidurnya.

Apa yang harus ia lakukan? Mempertahankan pernikahannya atau mengabulkan keinginan sang bunda? Sekali lagi ia mengecup kening Zidny. Kali ini dengan tempo yang lama, "Maafin aku, Zid" gumamnya pelan sesudah mengecup kening istrinya kemudian mulai memejamkan matanya.

**

Sarapan pagi ini hanya ada Zidny, Iqbaal dan ayahnya. Sang bunda sudah keluar kamar namun hanya sekedar menyiapkan sarapan pagi, setelah sarapan selesai, Rike kembali memasuki kamarnya.

"Sebenernya, bunda kenapa, sih? Gak biasa-biasanya dia begini," heran Herry seraya memakan sarapannya.

Iqbaal melirik ayahnya sejenak dan kembali memfokuskan diri dengan sarapannya. "Baal?"

"Aku mau ngomong sama ayah, tapi nanti aja. Nanti kita berangkat bareng aja, yaa" ucap Iqbaal seraya menatap ayahnya. Herry mengangguk dan tersenyum. Kebetulan mereka memang bekerja di perusahaan yang sama. Jadi, tidak ada salahnya jika mereka berdua juga berangkat bersama.

Setelah keduanya, [Herry dan Iqbaal] berada di mobil, perjalanan menuju kantor, Herry memulai pembicaraannya, "Jadi, apa yang mau kamu omongin?" tanya Herry

"Ini soal bunda, yah"

"Bunda, kenapa sama bunda?"

Iqbaal menghela nafasnya kemudian mulai berbicara, "Jadi beberapa hari lalu, bunda udah ketemu sama (Namakamu), Yah.."

"(Namakamu)? Kayak pernah denger," heran Herry seraya berpikir, "Ohh, mantan kamu waktu SMA, yaa?" tebak Herry dan mendapat anggukan tipis dari Iqbaal.

"Apa hubungannya sama (Namakamu)?" tanya Herry lagi

"Jadi, setelah ketemu sama (Namakamu) lagi, gak lamanya bunda minta cucu sama aku.."

"Cucu? Bukannya Zidny gak bisa.." Herry menggantungkan kalimatnya

"Iyaa, dan yang bikin bunda murung kayak gini, itu karena aku gak bisa ngabulin permintaan bunda," ucap Iqbaal kemudian menghembuskan nafasnya kasar. Terdengar frustasi, "Bunda maksa aku untuk menikah lagi."

Herry tersentak untuk kelanjutan ucapan Iqbaal. Menikah lagi? Astaga. Iqbaal akan terdengar begitu jahat.

"Bunda mau aku menikah sama (Namakamu)," ucap Iqbaal lirih kemudian menatap sang ayah. Kebetulan jalanan tengah macet, jadi fokus Iqbaal dialihkan pada sang ayah, "Menurut ayah aku harus gimana? Aku gak mau nyakitin bunda sama Zidny," lirih Iqbaal lagi membuat Herry terdiam berpikir.

"Semuanya terserah kamu, jujur ayah juga pengen banget punya cucu," ucap Herry tersenyum tipis kemudian menepuk pundak Iqbaal, "Kalo kamu gak mau bunda terus-terusan kayak gini, kamu turutin permintaan Bunda"

"Jadi, aku harus menikah lagi?"

Herry mengangkat kedua bahunya, "Demi bunda."

Iqbaal terdiam dan kembali memfokuskan dirinya pada jalan karena kemacetan sudah mulai berkurang. Pikirannya entah kemana, ia tidak ingin memiliki 2 istri sekaligus. Ia tidak ingin membagi perhatiannya pada 2 perempuan. Ia hanya ingin Zidny yang menyandang gelar sebagai istrinya.

All I Ask.. ✔Where stories live. Discover now